Rumah247.com – Minat masyarakat yang tinggi untuk produk residensial diupayakan pengembang dengan menghadirkan produk berfitur khusus seperti konsep green yang kuat. Township baru di koridor barat Jakarta hadir dengan mengusung fitur-fitur green untuk hunian yang nyaman dan jangka panjang.
Pasar properti khususnya dari segmenn residensial yang besar terus mendorong pengembang semakin agresif menawarkan produk residensial terbarunya. Pengembang Astra Land Indonesia, perusahaan joint venture (JV) Astra Property dan Hongkong Land, melakukan groundbreaking untuk proyek residensial terbarunya yaitu Ammaia Ecoforest di Cikupa, Kabupaten Tangerang, Banten.
Akuisisi lahan untuk pengembangan proyek ini dilakukan pada akhir tahun 2022 lalu dan saat ini Ammaia Ecoforest tengah memasuki tahap persiapan pembangunan. Prosesi groundbreaking ditandai dengan pengerukan tanah yang dilakukan jajaran direksi akhir pekan lalu.
Menurut Presiden Direktur Astra Land Indonesia Wibowo Muljono, Ammaia Ecoforest dikonsep untuk menjadi proyek residensial yang inovatif di kawasan Cikupa dengan mengusung konsep green living untuk menjawab kebutuhan masyarakat urban akan hunian yang asri dan nyaman untuk meningkatkan kualitas hidup penghuni.
“Proyek ini dikembangkan di atas lahan seluas 50 hektar yang dikonsep menjadi kota mandiri atau township dengan menawarkan rumah tapak (landed house) dan bangunan komersial. Nilai pengembangan proyek ini mencapai Rp6 triliun yang akan dikembangkan untuk jangka waktu 12 tahun,” ujarnya.
Untuk klaster pertama Ammaia Ecoforest akan diluncurkan pada kuartal keempat tahun ini namun dipasarkan pada kuartal ketiga tahun 2023. Rencananya akan dibangun sebanyak 2.000 unit hunian dengan menghadirkan tiga tipe mulai lebar 6, 7, dan 8 meter. Proyek ini juga disebut akan membuka pasar baru yang mendorong pertumbuhan kawasannya.
Menghadirkan konsep green living, Ammaia Ecoforest didesain khusus untuk memberikan kenyamanan penghuni melalui sertifikasi Greenship Neighborhood peringkat Gold dari Green Building Council Indonesia (GBCI). Ada ruang terbuka seluas 30 persen dari total kawasannya.
Berbagai fitur green living yang dihadirkan antara lain area bermain anak, food garden seluas 7.820 m2, dan 2,38 km jalur pedestrian atau jogging track yang tersambung dengan setiap klaster. Penghuni juga bisa menanam tanaman yang bisa dipanen untuk dimasak maupun dikonsumsi sendiri.
Penghuni juga bisa berinteraksi di township, taman yang disebut Ecoforest seluas 5,4 hektar yang juga merupakan paru-paru kawasan. Fitur green living lainnyaa dihadirkan melalui pengelolaan dan konservasi lebih dari 40 persen air hujan dengan kapasitas retensi air hujan sebesar 11.781 m3 serta sengkedan alami untuk membantu regulasi aliran air hujan.
Dari sisi waste management, alur pengelolaan limbah padat baik dari tahapan konstruksi hingga operasional dipikirkan secara matang untuk meminimalisir pembuangan limbang langsung ke kawasan. Jadi limbah diolah terlebih dulu secara independen berdasarkan jenis limbahhnya.
“Keseluruhan konsep ecoforest ini diusung supaya dapat menunjang kehidupan yang dekat dengan alam, aktif, dan sehat dalam pemenuhan visi untuk menjadikan hunian sebagai tempat yang tepat untuk membangun keluarga, merayakan kehidupan, dan juga untuk menjalin cerita,” beber Wibowo.
Temukan lebih banyak pilihan rumah terlengkap di Daftar Properti dan Panduan Referensi seputar properti dari Rumah247.com