Rumah247.com – Stadion Dipta disebut-sebut sebagai jelmaan stadion Eropa yang ada di Bali. Stadion ini memiliki fasilitas lengkap berstandar internasional, plus sebuah kafe yang berada di pinggir lapangan.
Stadion Dipta merupakan salah satu stadion terbesar dan kebanggaan masyarakat Pulau Dewata. Terletak di di Jalan Raya Buruan, Kecamatan Blahbatuh, Kab. Gianyar, Bali, stadion bernama lengkap Stadion Kapten I Wayan Dipta ini terkesan modern lagi keren.
Kehadiran stadion ini dengan desain dan konsep bergaya stadion Eropa merupakan daya tarik wisata baru di Pulau Dewata. Sensasi menonton pertandingan sepak bola di kafe yang terdapat di dalam stadion misalnya, bisa menjadi pengalaman yang unik.
Stadion telah siap menggelar turnamen berstandar FIFA. Sebut saja keberadaan empat ruang ganti yang masing-masing dilengkapi 25 loker pemain, pendingin ruangan, delapan bilik mandi, lima toilet, ruangan pelatih, dan sebuah jacuzzi yang dapat menampung minimal delapan orang dewasa untuk pemain berendam setelah bertanding. Jadi tertarik mau punya rumah di Bali? Cek pilihan rumahnya di sini!
Apa saja yang bisa dinikmati dari stadion yang sempat masuk daftar penyelenggara Piala Dunia U-20 ini? Yuk, simak ulasan yang kami rangkumkan untuk Anda!
Sejarah Stadion Dipta

Stadion Dipta sejatinya telah dirintis pembangunannya sejak tahun 1977. Stadion multifungsi ini ditujukan untuk menunjang berbagai kegiatan atau disebut stadion multifungsi. Selain terdapat lapangan hijau, di sekelilingnya juga dilengkapi lintasan lari. Stadionnya didesain tanpa atap di atas tribun alias terbuka.
Pada tahun 2003, atas gagasan mantan Bupati Gianyar Tjokorda Gede Budi, Stadion Dipta mulai fokus dalam menggelar pertandingan sepak bola. Bahkan dalam rentang dua dekade belakangan, stadion ini turut berperan dalam perkembangan sepak bola di Bali.
Nama stadion sendiri diambil dari nama pahlawan asal Bali, yakni Kapten I Wayan Dipta. Meski nama Kapten I Wayan Dipta tidak terlalu dikenal layaknya pahlawan besar lain, namun perjuangannya di masa kemerdekaan tidak bisa dipandang sebelah mata.I Wayan Dipta adalah pahlawan yang berasal dari Banjar Teges Kaja, Gianyar. Dirinya pun turut menjadi salah satu dari 1.371 pahlawan yang berjuang dalam peperangan di Bali. Pemberian nama pahlawan pada stadion ini diharapkan memunculkan semangat juang yang tinggi dari para pemain selama bertanding.
Perjalanan cukup berliku dilalui stadion ini untuk bisa sejajar dengan stadion berkelas dunia lainnya. Sejak dibuka, stadion kebanggaan Semeton ini digunakan oleh tim Persegi Gianyar sebagai kandang. Selepas Persegi terdegradasi dari liga utama pada tahun 2007, praktis tidak lagi menggunakan stadion sehingga sempat terbengkalai.
Di tengah kekisruhan sepak bola nasional, kemudian terbentuk Liga Primer Indonesia (LPI) yang salah satu pesertanya klub Bali Devata. Pada musim kompetisi 2010-2011, Bali Devata bermarkas di sana. pada era Liga Primer Indonesia periode 2010-2011.
Rupanya LPI tidak mampu bertahan lama. Seiring menghilangnya LPI, Bali Devata tidak lagi eksis di kancah persepakbolaan Tanah Air. Dan Stadion Dipta pun kembali hening dari hiruk pikuk suporter sepak bola.
Tahun 2015, klub Bali United yang telah mengantongi lisensi dari Persisam Putra Samarinda menjadikannya sebagai markasnya. Bali United kemudian memegang penuh pengelolaan Stadion Dipta.
Menjadi Kandang Bagi Klub Bali United

Tidak hanya untuk kebutuhan bertanding, Bali United pun menyulap Stadion Dipta menjadi salah satu stadion terbaik di Indonesia. Untuk itu, manajemen klub rela merogoh kocek hingga 38 miliar rupiah untuk membenahi kondisi stadion sekaligus menyokong bisnis klub.
Stadion yang kental dengan nuansa merah dan hitam yang merupakan ciri khas dari Bali United ini kembali hidup. Terinspirasi dari Stadion Old Trafford milik Manchester United, Bali United menyediakan kafe di pinggir lapangan, toko suvenir klub, dan arena bermain anak-anak di dalam stadion.
Stadion ini pun menjadi saksi sejarah bagi Bali United yang mampu menjadi kampiun Liga 1 dua musim berturut-turut. Ya, Bali United sukses menjadi klub pertama yang bisa menjuarai liga utama selama dua tahun secara beruntun sejak 1994/1995.
Kapasitas Gedung Stadion

Kapasitas Stadion Dipta memang tidak sebesar stadion-stadion standar internasional yang ada di Indonesia. Awal dibangun, stadion ini hanya bisa menampung maksimal hingga 25.000 penonton.
Stadion inikemudian mengalami renovasi dengan memasang sistem single seat. Dengan begitu kapasitas penonton pun menjadi berkurang. Saat ini, kapasitas gedungnya adalah 15.860 kursi penonton di tribun.
Selain di tribun, penonton juga menyaksikan tim yang bertanding dari kafe yang lokasinya sejajar dengan lapangan. Memang, sih, tidak mampu menampung ribuan orang, tapi pengalaman khusus menyaksikan pertandingan dari kafe menjadi daya tarik tersendiri.
Kafe di Stadion Dipta

Ya, dinding kafe yang menghadap ke lapangan terbuat dari kaca bening yang cukup tebal sehingga cukup kuat untuk menahan laju bola yang membenturnya. Selagi menunggu dimulai pertandingan, fasilitas hiburan di dalam kafe membuat betah para pengunjungnya.
Istimewanya, kafe di pinggir lapangan ini hanya ada di Stadion Dipta, lho! Hingga kini belum klub Liga Indonesia lain yang mampu menyaingi fasilitas Bali United tersebut.
Temukan juga beragam tips, panduan, dan informasi mengenai pembelian rumah, kpr, pajak, hingga legalitas properti di Panduan Rumah247.com.
Renovasi Stadion Dipta

Semenjak debut 2003, Stadion Dipta sudah mengalami setidaknya dua kali renovasi. Renovasi pertama kali dilakukan tatkala klub Bali United mengambil alih pengelolaan stadion. Sejumlah perbaikan dilakukan untuk menghadirkan nuansa yang lebih segar.
Setelah renovasi tersebut, wujud stadion ini merepresentasikan identitas Bali United dengan dominasi warna merah dan hitam. Di samping itu, perbaikan juga melipuit rumput lapangan, sistem drainase, pemasangan kursi tunggal di tribun naratama, serta lampu stadion.
Stadion ini kemudian terpilih sebagai salah satu venue yang menggelar pertandingan event Piala Dunia U-20 2023. Untuk memuluskan rencana tersebut, renovasi kembali menghampiri stadion ini.
Dalam persiapan gelaran Piala Dunia U-20 2023, Stadion Dipta mendapat suntikan dana besar dari pemerintah pusat melalui Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat. Sejumlah dana dianggarkan untuk menyempurnakan proses renovasi stadion, terutama untuk membenahi rumput.
Proses renovasi sendiri sudah berjalan mulai tahun 2020. Kalau dihitung-hitung hingga pengerjaan memasuki tahun 2023, untuk proyek renovasi dan empat lapangan latihan di Bali telah dikucurkan dana sekitar 155 miliar rupiah.
Dengan angka sebesar itu, tak heran jika Stadion Dipta mampu menyerupai suasana stadion-stadion di Eropa. Di bagian tribun penonton seluruhnya sudah terpasang kursi tunggal. Selain itu, terdapat juga fasilitas kursi naratama dan kotak royal untuk tamu VVIP dengan akses masuk menggunakan lift. Di tribun media, Stadion Dipta memiliki 60 kursi untuk para jurnalis.
Sementara untuk urusan rumput lapangan, Stadion Dipta menjadi stadion pertama di Indonesia yang menggunakan rumput hibrida, yakni perpaduan rumput asli yang disulam dengan rumput sintetis.
Ruang Ganti di Stadion Dipta

Dari segi fasilitas, Stadion Dipta dilengkapi empat ruang ganti yang masing-masing memiliki 25 loker pemain, pendingin ruangan, delapan bilik mandi, lima toilet, ruangan pelatih, dan jacuzzi . Proses renovasi pun dinilai telah memenuhi standar yang ditetapkan FIFA.
Di luar renovasi stadion, Pemerintah Kabupaten Gianyar menambah fasilitas lahan parkir. Selain memiliki lahan parkir tamu utama di sisi barat stadion dengan luas 1.500 meter persegi, pemkab juga menyediakan lahan parkir seluas 2.500 meter persegi di sisi timur.
Tak hanya itu, Pemkab Gianyar juga menaruh perhatian bagi penonton yang datang dengan kendaraan bus. Dalam hal ini, pemkab menyiapkan lahan di kawasan Pasar Blahbatuh yang dapat menampung 60 bus.
Walaupun pada akhirnya ajang Piala Dunia U-20 2023 gagal digelar di Indonesia, Stadion Dipta telah mencatatkan diri sejajar dengan stadion kelas dunia yang ada di Eropa.
Event Bergengsi dan Berkelas di Stadion Dipta

Sebagai stadion modern dan kekinian, Stadion Dipta memang dipersiapkan untuk event besar, baik di tingkal lokal maupun internasional. Gelaran Piala Dunia U-20 2023 boleh saja gagal, akan tetapi portofolio stadion ini juga padat dengan turnamen besar lainnya.
Sebagai kandang klub Bali United, sudah tentu Stadion Dipta menyajikan pertandingan Liga 1 yang melibatkan klub tersebut. Selain liga utama Indonesia, Stadion Dipta tercatat pernah didaulat sebagai tuan rumah pada pertandingan bergengsi dan berkelas, seperti Piala Presiden 2015, 2017, dan 2018, serta turnamen pramusim bernama Bali Island Cup 2015, 2016, dan 2017.
Tahun 2022 lalu, Stadion Dipta ditunjuk sebagai salah satu arena dalam perhelatan AFC Cup 2022. Stadion Dipta dipercaya sebagai lokasi untuk menggelar seluruh laga fase grup G. Penyelenggaraan kompetisi elit antarklub Asia ini tentu menjadi prestasi kelas dunia yang sangat membanggakan.
Pada gelaran AFC Cup 2022, secara otomatis Bali United pun bertindak sebagai tuan rumah. Bali United tergabung dalam grup yang berisi Kedah Darul Aman FC (Malaysia), Visakha FC (Kamboja), dan Kaya FC Iloilo (Filipina).
Walaupun diwarnai dengan tersingkirnya Bali United di fase group, namun seluruh laga berjalan dengan lancar dan sukses. Stadion Dipta dinilai mampu menjadi penyelenggara event berkelas dunia.
Begitulah perjalanan Stadion Dipta, stadion yang menampilkan daya tarik stadion Eropa di Pulau Dewata.
Jadi mau cari rumah, ruko, apartemen, atau investasi properti? Pahami potensi wilayahnya mulai dari fasilitas, infrastruktur, hingga pergerakan tren harganya lewat AreaInsider.