Rumah247.com – Membangun sebuah hunian tidak semudah mendirikan bangunan begitu saja. Ada banyak istilah dalam sebuah proyek bangunan yang harus dipahami pemilik rumah agar kelak tidak menimbulkan konflik. Salah satu istilah yang umum dijumpai dalam dunia konstruksi adalah KDB atau Koefisien Dasar Bangunan.
Setelah mengetahui secara umum mengenai KDB, melalui artikel ini berikut informasi yang bisa Anda dapatkan:
Apa itu KDB
Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 36 tahun 2005, koefisien dasar bangunan adalah angka persentase perbandingan antara luas seluruh lantai dasar bangunan gedung dan luas lahan/tanah perpetakan/daerah perencanaan yang dikuasai/dimiliki sesuai rencana tata ruang dan rencana tata bangunan dan lingkungan.
Dengan kata lain, KDB adalah batas maksimal lahan yang boleh dibangun pada suatu site. Jadi besaran lantai dasar dari rumah yang ingin Anda bangun tidak bisa sembarangan dan harus mengikuti perhitungan yang berlaku.
Fungsi KDB
Ada beberapa fungsi koefisien dasar bangunan yang perlu Anda ketahui sebagai berikut:
Diaturnya KDB dalam proses pembangunan gedung bukan tanpa alasan. Peraturan tentang KDB dibuat untuk menciptakan ruang tata kota yang tertata dan terkendali sehingga tidak ada bangunan yang tumbuh secara liar.
Selain itu, koefisien dasar bangunan memiliki fungsi untuk menjaga keseimbangan antara jumlah lahan yang bisa dibangun dengan lahan terbuka hijau. Bayangkan, jika tidak ada peraturan ini maka mungkin saja lahan yang ada akan habis dan tidak ada tempat bagi pohon-pohon.
Karena itu setiap kontraktor dan pemilik bangunan sangat diharapkan untuk menaati peraturan KDB demi menjaga lingkungan dan menciptakan tata kota yang ideal.
Isu pulau Jawa akan kehilangan air pada tahun 2040 membuat ketersediaan air begitu penting. Karena itu, adanya peraturan mengenai KDB bertujuan untuk menjaga resapan air demi ketersediaan air tanah yang cukup ke depannya.
Seperti yang sudah dijelaskan di atas, peraturan KDB membuat masih tersedianya lahan hijau sehingga ada lahan pohon. Keseimbangan lingkungan sangat penting agar mencegah dan mengurangi risiko terjadinya banjir.
Tips Rumah247.com Untuk memunculkan nuansa ceria pada ruang TV gunakan lampu dengan cahaya jingga
Perbedaan KDB dan KLB
Jika KDB merupakan perbandingan antara luas bangunan yang boleh dibangun dengan luas lahan, maka KLB (Koefisien Lantai Bangunan) berarti angka persentase perbandingan antara luas seluruh lantai bangunan gedung dan luas tanah perpetakan/daerah perencanaan yang dikuasai sesuai rencana tata ruang dan rencana tata bangunan dan lingkungan.
Secara sederhana, KDB membatasi luas bangunan yang boleh dibangun sementara KLB membatasi berapa banyak jumlah lantai yang boleh didirikan dalam satu bangunan. Hal ini bertujuan untuk menentukan ketinggian dari setiap gedung yang hendak dibangun.
KLB sendiri ditentukan oleh beberapa faktor seperti tingkat kepadatan penduduk, daya dukung lahan, harga lahan, budaya, dan keserasian lingkungan. Biasanya sebuah bangunan tinggi tidak disarankan untuk dibangun di lingkungan yang sempit karena ditakutkan daya tahan lahan tidak terlalu baik. Sebuah gedung juga tidak boleh didirikan terlalu tinggi jika bangunan di sekitarnya rendah dan tidak ada yang setara.
Koefisien Dasar Bangunan merupakan salah satu elemen penting dalam perencanaan tata ruang. Oleh karena itu hal ini tidak boleh dilupakan. Sama halnya dengan KDB, Anda juga harus memperhatikan tata ruang yang tepat dalam sebuah hunian. Temukan rumah di Bandung dengan tata ruang yang cantik dibawah Rp1 miliar di sini!
Cara Menghitung KDB
Perhitungan KDB harus dilakukan dengan tepat agar hasil bangunan sesuai dan tidak melanggar aturan. Perlu diingat, jika bangunan melampaui batas maksimal dari yang diperbolehkan maka sanksi yang ditetapkan dapat berupa surat peringatan,penarikan izin, denda, hingga pembongkaran paksa pada gedung.
Sebelum melakukan penghitungan, ada beberapa ketentuan berdasarkan Lampiran I Permen ATR/BPN No. 17 tahun 2017 yang wajib Anda pelajari di antaranya:
Setelah mengetahui apa saja ketentuannya, ini waktunya kita belajar cara menghitung KDB. Rumus untuk menghitung koefisien dasar bangunan adalah sebagai berikut:
Perlu diingat, setiap daerah memiliki nilai KDB yang berbeda-beda. Bahkan ada daerah dengan nilai KDB 0 yang berarti daerah tersebut tidak boleh didirikan bangunan karena masuk ke dalam zona taman atau ruang terbuka hijau.
Untuk perhitungannya sebagai contoh sebuah daerah memiliki nilai KDB 50 itu berarti pada wilayah tersebut luas lantai yang diijinkan untuk dibangun hanya 50% dari total keseluruhan luas lahan yang dimiliki. Berarti jika Anda memiliki lahan dengan seluas 100 meter persegi, lahan yang boleh dibangun hanya sebesar 50 meter persegi.
Ternyata tidak sulit bukan menghitung KDB? Dengan adanya KDB diharapkan kita lebih bijak dalam menggunakan lahan dan selalu memikirkan ketersediaan lahan terbuka hijau demi keseimbangan lingkungan di masa depan.
Semoga informasi di atas mampu menambah wawasan Anda sehingga ketika hendak membangun hunian impian tidak akan ada masalah yang terjadi di masa depan.
Temukan lebih banyak pilihan rumah terlengkap di Daftar Properti dan Panduan Referensi seputar properti dari Rumah247.com
Tanya Rumah.comJelajahi Tanya Rumah247.com, ambil keputusan dengan percaya diri bersama para pakar kamiTanya Rumah247.com Sekarang