Bangun impianmu sedetail mungkin, karena dengan begitu secara otomatis kita akan tergerak untuk menggapainya. Mungkin seperti itulah pemahaman yang dimiliki Rahma Wulandari. Ia telah memiliki garis besar; rumah seperti apa yang nantinya akan ia tinggali, bahkan sampai ke detail pintu dan tamannya segala. Dan impian itu, meski sedikit meleset, akhirnya terwujud.
Setelah empat tahun menikah, sebidang tanah resmi menjadi milik Rahma dan keluarganya. Kini, rumah yang dulu hanya ada di benak Rahma telah menjadi hunian nyaman bagi Rahma dan sang suami, Courageux de Adilien, serta kedua buah hati mereka Fathir Saverio Devlin de Adilien dan Danendra Adhyastha Runako de Adilien.
Mau punya rumah di kawasan Bogor? Tepatnya di Bojonggede yang udaranya masih segar, dekat stasiun kereta? Temukan pilihan rumahnya dengan harga di bawah Rp500 jutaan di sini!
Jika sebelumnya Rahma terbiasa dengan suasana dan kawasan di area timur dari pusat kota Jakarta, berbeda dari banyak pemburu rumah lainnya yang umumnya akan mencari rumah di kawasan yang sudah familier, rumah impiannya ini malah berada sangat jauh, yaitu di area selatan di luar kota Jakarta.
Cerita Rumah Rahma: Pesan Ibu Jadi Motivasi Punya Rumah Sendiri
Setelah menikah tahun 2011, Rahma dan Courageux tinggal di rumah orangtua Rahma di kawasan Bekasi, Jawa Barat. Mereka sebenarnya ingin mandiri dan tinggal sendiri setelah menikah. Mengontrak pun tidak menjadi masalah. Adalah sang ibu yang menyarankan untuk tidak terburu-buru.
Kalau mau pindah dan tinggal sendiri, sebaiknya ke rumah sendiri, jangan mengontrak rumah. Begitu kira-kira pesan ibunya. Dan pesan tersebut mereka patuhi. Dana untuk mengontrak rumah ditabung untuk membeli rumah. Secara teori ini dapat dilakukan mengingat mereka berdua sama-sama bekerja, sama-sama memiliki penghasilan tetap.
Tapi ternyata dalam praktiknya hal tersebut memang gampang-gampang susah. Kebutuhan sehari-hari yang terus meningkat menjadi penyebabnya. Dan kala itu di tahun 2012, kakak Rahma membeli dan pindah rumah ke sebuah kompleks perumahan berlokasi di Bojonggede, Bogor.
14 Cara Mengatur Keuangan Agar Cepat Beli Rumah
“Dulu areanya masih sepi, kebanyakan rawa-rawa. Saya sama sekali nggak kepikiran, nggak minat,” Rahma bercerita. Pertimbangan lainnya adalah kawasan ini cukup jauh dari tempat tinggal ibunya sehingga ia merasa tidak familier. Namun setelah empat tahun terus menabung, lokasi idaman pun belum ditemukan.
Rahma merasa perlu menemukan cara lain untuk mencari rumah impian mereka. Selama empat tahun tinggal di rumah orangtua, pasangan Rahma dan Courageux tak tinggal diam, mereka terus berusaha menemukan rumah pertama mereka. Dan pencarian rumah impian mereka juga dilakukan dengan berbagai macam cara.
Pertama tentunya menetapkan anggaran yang sesuai. Angka ditetapkan pada angka Rp200 juta. Setelah itu, pencarian dilakuan berdasarkan lokasi. Area Bodetabek dianggap menjadi pilihan yang tepat karena harga tanah maupun harga rumah dinlai masih lebih bersahabat, ketimbang Jakarta. Preferensi Rahma adalah Bekasi, karena dekat dengan orang tua dan familier dengan daerahnya dibanding yang lain.
Cerita Rumah Rahma: Beli Tanah Kosong karena Kredit Macet di BTN
Pencarian rumah mereka dilakukan dengan mengunjungi pameran, mencari via internet, hingga mendatangi langsung perumahan yang sudah ada. Namun rumah impian yang sesuai dengan kocek mereka belum ditemukan. Padahal melalui Rumah247.com pencarian rumah yang sesuai kriteria lebih mudah ditemukan dengan memanfaatkan filter berdasarkan kategori, seperti lokasi, jenis propertinya; apakah rumah, apartemen atau tanah, hingga kisaran harga.
“Dari dulu saya punya impian ingin punya rumah dengan desain saya sendiri, tidak seragam seperti mayoritas klaster perumahan yang ada sekarang, fasad dengan isinya kurang lebih sama semua,” ujar Rahma.
Sudah ada bayangan di benaknya, hasil bertahun-tahun mengumpulkan referensi dari berbagai media, spanduk, dan bahkan pengalamannya sendiri melihat sebuah rumah. Mungkin karena itu pula pencariannya lebih sulit dilakukan. Walau ada yang mendekati, selalu ada hambatan di hatinya, entah karena bentuk rumahnya atau karena harganya.
Proses pencarian rumah yang panjang menghasilkan curhatan hati kepada sang ibu dan kakak. “Saya bilang ke kakak, tabungan saya segini, cukup nggak untuk beli rumah?” Iseng-iseng, tanpa ekspektasi apa-apa, sang kakak mencari-cari lokasi rumah dijual di sekitar rumahnya.
Pengertian Kredit Macet dan Cara Mengatasinya
Pucuk dicinta, ulam pun tiba. Keisengan sang kakak yang membantu mencarikan rumah buat Rahma membuahkan hasil, yang akhirnya menjadi tempat tinggal Rahma saat ini. Tanah seluas 72 m2 berhasil Rahma beli, persis sesuai anggarannya. “Tanahnya tadinya ada rumahnya, tapi sudah bobrok dan nyaris menjadi tanah kosong,” kata Rahma.
Tanah itu terdiri dari dua kavling. Dan karena kosong bertahun-tahun, dimanfaatkan oleh para tetangga sebagai kandang ayam. Rahma dan Courageux pun bergerak cepat. “Saya langsung tanya ke pemilik rumah apakah tanahnya bermasalah atau tidak. Ternyata pemilik rumah ini dulu terlibat kredit macet di BTN,” ujar Rahma.
Jadi kredit macet ini merupakan kondisi ketika setelah berlalu 18 bulan sejak kredit digolongkan sebagai kredit diragukan, dan debitur tidak ada upaya pelunasan. Bahkan, debitur juga tidak memiliki jaminan apapun.
Ia pun langsung mencari tahu pihak yang dapat membantunya perihal administrasi tersebut. “Untuk informasi rumah yang kreditnya macet, biasanya setiap kantor cabang Bank BTN memiliki daftar rumah sitaan yang kreditnya macet,” ujar Rahma.
Ia menambahkan, “Untuk membeli rumah yang kreditnya macet, kita bisa membuka langsung laman Rumah Murah BTN. Di situ ada contact person yang bisa dihubungi. Jadi pembeli dan penjual bisa langsung melakukan penawaran harga.”
Setelah melalui langkah-langkah tersebut, mereka langsung mengajukan pembelian ke BTN Bogor dan membelinya secara tunai. Urusan admistrasi pun terselesaikan. “Total keluar uang sekitar Rp 80 juta untuk biaya balik nama dan sebagainya. Rumah sudah aman karena sertifikat sudah atas nama suami,” ujar Rahma.
Cerita Rumah Rahma: Bangun Rumah dengan Fasilitas Kredit Renovasi Rumah
Setelah empat tahun menanti untuk dapat memiliki rumah sendiri, empat tahun pula yang diperlukan untuk kemudian Rahma dapat membangunnya. Tanah sudah didapatkan, namun tabungan mereka belum cukup untuk membangun rumahnya.
“Tahun 2018 rumah kami baru dibangun. Kami berpikir, masa mau numpang orang tua terus? Kan sudah punya tanah sendiri,” kata Rahma. Kebetulan bank tempat Courageux bekerja ada fasilitas pinjaman khusus karyawan untuk renovasi rumah. Kesempatan ini tentu saja tidak disia-siakan pasangan ini.
Setelah mengajukan permohonan pinjaman untuk renovasi rumah, account officer datang untuk melakukan survei. Tidak sampai satu bulan, permohonan mereka pun disetujui. “Saya langsung cari tukang untuk membangun rumah sesuai dengan impian saya sendiri,” Rahma bercerita.
Panduan Membangun Rumah Sesuai Bujet dan Tepat Waktu
Karena anggaran yang terbatas, pembangunan rumahnya pun direncanakan dalam waktu singkat, empat bulan saja. Rahma menggandeng ayahnya sendiri yang berpengalaman bekerja di bidang konstruksi untuk mengawasi pembangunan. Namun akhirnya rumah selesai setelah 4,5 bulan. “Walau molor sedikit, tapi selebihnya dikebut sama Bapak.”
Rumah Rahma terdiri dari dua lantai. Di bawah ada ruang tamu dan ruang makan dengan konsep terbuka, ruang untuk menonton televisi, kamar mandi, dapur, dan taman. Sementara di lantai atas terdapat dua kamar tidur, satu kamar mandi, dan area terbuka yang dimanfaatkan untuk menonton tv, area cuci dan jemur, serta gudang kecil.
“Ketika sedang membangun rumah, mungkin ada developer yang melihat tanah kosong di sebelah rumah saya. Tanah itu kemudian dibeli dan dibangun. Modelnya mirip dengan rumah saya ini, sama-sama rumah modern,” ujar Rahma. Ia senang dengan perkembangan tersebut mengingat ini adalah kompleks perumahan lama yang tidak memiliki estetika seperti klaster perumahan baru.
Cerita Rumah Rahma: Rumah Nyaman, Dekorasi Sesuai Selera yang Bikin Betah
Saat rumah selesai dibangun, Rahma mengaku belum nyaman tinggal di sana. Mungkin karena belum familier dengan lingkungan sekitarnya. Padahal bangunan rumahnya sangat asri, sesuai dengan yang ia rencanakan. Dan karena kontur tanahnya, rumah ini jadi lebih tinggi dari rumah-rumah di sekitarnya, sehingga dibuatlah tangga untuk memasuki rumah. Teras rumahnya juga jadi lebih tinggi dan terasa sangat nyaman.
Rumah Rahma memang mungil, namun satu hal yang ia tegaskan saat perencanaan pembangunan adalah garasi yang luas, walau jika ditanya berapa ukurannya Rahma tidak tahu pasti. Yang ia tahu pasti, area tersebut dapat menampung satu mobil, tiga motor dan tiga sepeda. Dengan begitu urusan parkir kendaraan jadi tidak ada kendala.
Seluruh anggota keluarga biasanya berkumpul di ruang tv di bawah. Selain menonton tv, ruang ini juga menjadi tempat anak-anak bermain, membaca buku cerita dan lainnya. Ruang ini sebenarnya ada karena kesalahan. Direncanakan sebagai kamar, ternyata tidak memungkinkan sehingga dialihfungsikan sebagai ruang tv.
“Anak-anak sudah tahu, ruangan ini bisa berantakan, kalau ruang tamu Bunda tidak boleh ha ha ha,” gelak Rahma. Sementara untuk Rahma pribadi, dapur adalah area favoritnya. “Apalagi sekarang kita di rumah saja,” ujarnya.
Tips Rumah247.com
Ketika dalam proses pencarian rumah, jangan terburu nafsu. Silakan melihat ke kanan dan ke kiri mana yang disuka, tapi pada akhirnya sabar dan tetapkan keteguhan hati. Pastikan mencari rumah yang sesuai dengan kebutuhan, kemampuan, agar impian punya rumah cepat jadi kenyataan, bukan jadi beban.
Impiannya sebenarnya memiliki dapur yang luas namun apa daya, luas tanahnya tidak mendukung. Lagi-lagi ia punya cara membuatnya nyaman. “Langit-langitnya tinggi, 4 meter, jadi tidak terasa sempit dan di seberangnya ada taman kecil yang atasnya terbuka.”
Melalui akun Instagram @rahmasaveldanend, Rahma setia berbagi cara membuat rumahnya nyaman dengan dekorasi yang ia tata sesuai seleranya. Elemen bunga dan daun terlihat menyebar di beberapa sudut ruangan.
Saat rumah baru selesai dibangun, Rahma belum nyaman tinggal di sana. Tapi sekarang, setelah ditinggali dan dipenuhi dengan pernak-pernik kesenangan yang membuat diri dan keluarganya nyaman, ia justru ingin cepat-cepat pulang ke rumah ketika berada di luar. “Di rumah ibu saja saya tidak betah, maunya pulang ke rumah sendiri,” ia bercerita.
Cerita Rumah Rahma: Sederhana atau Mewah, Rumah Sendiri Rasanya Indah
“Ini adalah rumah impian saya banget. Karena perjuangan mendapatkannya amat berat,” ujar Rahma. Rumah impian Rahma tidak berlebihan, tidak neko-neko, realitis saja sesuai dengan kemampuan. Cukup indah dilihat dan ada taman, kecil saja sudah cukup. Yang penting bisa melihat yang hijau-hijau.
Jika bisa memilih, ia inginnya lokasi yang berbeda namun kembali lagi ke anggaran yang dimilikinya. Toh lingkungan rumahnya lumayan bagus dan udaranya terasa lebih segar. “Ini lokasinya di Kabupaten Bogor, tapi sudah dekat ke kota. Di dekat sini juga ada stadion besar, stasiun kereta juga tidak terlalu jauh. Hanya akses ke jalan tol yang lumayan jauh,” ujarnya.
Dan bagi Anda yang ingin memiliki rumah sesuai impian namun sesuai anggaran, Rahma berbagi tips mengenai cara mewujudkannya berdasarkan pengalamannya:
- Jangan terburu nafsu, kita boleh melihat ke kanan dan ke kiri tapi pada akhirnya sabar dan tetapkan keteguhan hati, pastikan membeli rumah sesuai dengan kebutuhan, kemampuan.
- Jangan takut bermimpi karena mungkin mimpi kita tersebut yang akan membawa kita mendapatkan rumah impian.
- Siapkan dana. Pilihan Rahma adalah menabung dan membeli tanah secara tunai. Ini ia pilih untuk menghindari menambah hutang.
- Kelola uang dengan cerdas untuk mendapatkan hasil yang sesuai. Tidak apa bersakit-sakit dahulu, yang penting dapat bersenang-senang kemudian.
Rumah buat Rahma adalah tempat beristirahat, melepas penat. Rumah tempat berkumpulnya anggota keluarga, tempat membangun cerita dan berbagi kisah. Bagaimanapun tampilannya, mewah ataupun sederhana, rumah memancarkan kehangatan yang diserap dari para penghuninya. Rasa lelah setelah beraktivitas di luar akan terlupakan saat telah sampai dan merasakan kehangatan rumah milik sendiri.
Itulah cerita perjalanan Rahma mewujudkan rumah impian, pelan-pelan, sesuai kemampuan. Diawali beli tanah kredit macet, yang kini jadi hunian nyaman yang membanggakan. Masih banyak lagi kisah seputar perjuangan mewujudkan mimpi punya rumah sendiri lainnya yang juga tak kalah menginspirasi. Temukan kisahnya hanya di Cerita Rumah.
Hanya Rumah247.com yang percaya Anda semua bisa punya rumah
Teks: Nofi Firman, Foto: Peter F. Momor
Penyangkalan: Informasi yang disajikan hanya sebagai informasi umum. PropertyGuru Pte Ltd dan PT AllProperty Media atau Rumah247.com tidak memberikan pernyataan ataupun jaminan terkait informasi tersebut, termasuk namun tidak terbatas pada pernyataan ataupun jaminan mengenai kesesuaian informasi untuk tujuan tertentu sejauh yang diizinkan oleh hukum yang berlaku. Meskipun kami telah berusaha melakukan yang terbaik untuk memastikan informasi yang kami sajikan di dalam artikel ini akurat, dapat diandalkan, dan lengkap pada saat ditulisnya, informasi yang disajikan di dalam artikel ini tidak dapat dijadikan acuan dalam membuat segala keputusan terkait keuangan, investasi, real esate, maupun hukum. Lebih jauh, informasi yang disajikan bukanlah sebagai pengganti saran dari para profesional yang terlatih, yang dapat mengambil keputusan sesuai dengan kondisi dan situasi Anda secara pribadi. Kami tidak bertanggung jawab terhadap hasil dari keputusan yang Anda buat dengan mengacu pada informasi yang tersaji dalam artikel ini.
