Download Aplikasi Rumah247

Cerita Rumah Pia: Strategi Pembiayaan Rumah Impian yang Terganjal Rumor Pelebaran Jalan

Bayangan Pia Gabriella dan suaminya, Alam Darmawan, tentang rumah tidak muluk-muluk. Asal dekat dengan kantor dan punya fungsi yang sesuai dengan kebutuhan, maka itulah rumah idaman mereka.
Tidak perlu besar, yang penting cukup untuk menaungi aktivitas keluarga kecilnya—lengkap dengan ketiga peliharaan dan tanaman-tanaman mereka. Sebuah rumah yang terwujud pada tahun 2020 silam.
Setelah survei ke berbagai klaster perumahan di sekitar area Bandung Kota hingga ke area Bandung Utara yang berbatasan dengan Cimahi, rupanya pasangan ini justru berjodoh dengan sebuah rumah tua di samping kontrakan mereka di daerah PasteurBandungJawa Barat.
Mau punya rumah di area Bandung Kota, Jawa Barat, seperti rumah Pia yang berada di tengah kota, mudah ke mana-mana, dan dekat Paris van Java? Temukan pilihan rumahnya dengan harga di bawah Rp1 milyar di sini!

Cerita Rumah Pia: Jual Rumah di Surabaya Buat Beli Rumah di Bandung Kota

Cerita Rumah Pia: Jual Rumah di Surabaya Buat Beli Rumah di Bandung Kota
Pada tahun 2019 Pia dan keluarga kecilnya pindah ke Bandung. Sang suami, Alam dipindahtugaskan dari Surabaya ke Ibukota Jawa Barat tersebut. Mereka mengontrak rumah di Bandung, tak jauh dari tempat kerja Alam. Selintas mereka memang terpikir ingin beli rumah agar tidak perlu keluar uang untuk sewa rumah.
“Banyak yang bilang kan rumah mah jodoh, ya. Nah ini mungkin jodoh,” kata Pia lewat sambungan telepon. Di tengah pikiran untuk memiliki rumah di Bandungndilalah rumah di sampingnya dijual.
Awalnya Pia dan suami tidak begitu ambisius untuk membeli rumah tersebut. Khususnya karena terganjal keterbatasan dana. Dan kebetulan, rumah pertama mereka di Surabaya, tempat dinas sepanjang 2015-2019, pas kosong setelah sebelumnya dikontrakkan.
Kesempatan itu pun mereka gunakan untuk mencoba menjual rumah pertama mereka tersebut. Walau jauh dan dari kota yang berbeda, kemudahan menggunakan platform digital memfasilitasi proses menjual rumah.
6 Cara Jual Rumah Cepat dalam Waktu Singkat

6 Cara Jual Rumah Cepat dalam Waktu Singkat

Setelah mencari info cara praktis jual rumah melalui internet lewat laman Panduan Properti di Rumah.com, mereka pun mengiklankan rumah di Surabaya di beberapa platform digital. Keduanya tidak punya ekspektasi khusus, yang terpikir ketika itu: syukur kalau terjual sehingga uangnya bisa untuk menambah beli rumah di Bandung.
“Eh ternyata terjualnya malah cepat. Jadi bisa beli rumah di samping itu deh,” lanjutnya lagi. Rumah pertama di Surabaya tersebut dibeli dengan KPR ketika Pia dan suami dinas di Kota Pahlawan tersebut pada tahun 2015.
Saat properti itu dijual, KPR mereka sudah lunas pada tahun 2017. Sehingga, hasil penjualannya cukup lumayan untuk menambah dana pembelian rumah di Bandung. Meskipun tidak bisa langsung menutup semua pembiayaan yang dibutuhkan.

Cerita Rumah Pia: Untungnya Beli Rumah Tua di Perumahan Lama

Cerita Rumah Pia: Untungnya Beli Rumah Tua di Perumahan Lama
Meskipun Pia percaya sudah berjodoh dengan rumah tersebut, bukan berarti mudah mendapatkannya. Keterbatasan dana membuat Pia dan Alam cermat menghitung price to value atau kesesuaian harga dengan nilai properti yang akan mereka beli di Bandung.
“Rumah incaran mereka di area Bandung itu harganya sudah Rp1,5 milyar ke atas dengan luas tanah yang nggak sampai 100 m2,” jelas Pia. Ini adalah harga rumah-rumah ready stock yang banyak ditawarkan klaster perumahan baru yang terletak di pinggir kota Bandung, termasuk di Cimahi.
Sementara, harga tanah di Bandung ketika itu sekitar Rp10 juta/m2 dan Pia mendapatkan harga yang tak jauh beda untuk rumah dengan tanah ukuran 93 m2 di samping kontrakannya itu.
“Jadi waktu itu kami hitungannya beli tanah dengan bangunan tua, total sekitar Rp970 juta,” jelas Pia yang akhirnya memilih dua kali mengeluarkan biaya. Untuk membeli rumah tua tersebut, dan untuk memugarnya kembali.
Panduan Beli Rumah Bekas Beserta Plus Minusnya

Panduan Beli Rumah Bekas Beserta Plus Minusnya

Total, mereka membutuhkan sekitar Rp1,5 miliar – Rp1,6 miliar untuk membeli dan mewujudkan rumah idaman mereka di pusat kota Bandung. Rentang harga yang sama dengan rumah-rumah ready stock di pinggir Bandung, dengan luas tanah dan bangunan yang tak jauh berbeda pula.
Biaya pembelian rumah plus bujet pembangunan rumah yang dianggarkan sekitar Rp600 juta memang jadi sama saja dengan membeli rumah baru. Tapi, jika dilihat dari lokasinya, mereka menang banyak. Pia dan Alam pun tak pikir panjang untuk membeli rumah tua di samping kontrakan mereka.
“Walaupun ada di perumahan lama, tapi ini masih di Bandung Kota. Strategis banget, ke Paris Van Java tinggal jalan kaki. Ada jalan untuk mobil, bukan gang sempit. Jadi nilai segitu tuh worth it,” jelas Pia.

Cerita Rumah Pia: Strategi Punya Rumah Manfaatkan KPR dan KTA

Cerita Rumah Pia: Strategi Punya Rumah Manfaatkan KPR dan KTA
Rumah tua itu memang lokasinya strategis. Selain berada di belakang mal tersohor di Bandung Kota serta tempat kerja Pia maupun Alam, perumahan tersebut juga punya akses ke berbagai fasilitas. Termasuk ke rumah sakit maupun jalan tol.
Selain lokasi yang jelas strategis, ada faktor lain yang membuat Pia dan Alam semakin yakin untuk membeli rumah tua di kawasan perumahan lama tersebut, pendanaan. Setelah dihitung-hitung, mengambil KPR untuk rumah seharga Rp1,6 miliar dinilai kurang bijak untuk situasi keuangan mereka.
“Enggak masuklah. Maka kami pilih mencicil dengan ambil KPR untuk tanahnya dulu, itu lebih masuk buat cash flow,” katanya. Mengingat situasi keuangan yang terbatas itulah, maka begitu keputusan mereka membeli rumah sudah bulat, maka rencana keuangan mereka disusun makin cermat.
Pia dan Alam akhirnya menyusun strategi untuk memenuhi pembiayaan rumah mereka. Baik dari pemasukan, tabungan, maupun hasil penjualan rumah di Surabaya. Untuk perhitungan ini, Alamlah yang lebih senang mengotak-atik.
Pilih KPR atau KTA?

Pilih KPR atau KTA?

Pertama, mereka menyisihkan dahulu dana untuk pembangunan ulang rumah. Posisi mereka yang ketika itu mengontrak membuat mereka tidak ingin menunda pembangunan rumah agar bisa segera siap ditempati. Dengan begitu, mereka jadi tak perlu pusing memikirkan biaya untuk perpanjangan kontrakan.
Dari hasil perhitungan tersebut, biaya pembangunan ulang rumah sebagian besar akan menggunakan sebagian besar hasil penjualan rumah Surabaya. Baru sisanya akan digunakan untuk membayar DP KPR rumah, ditambah 50% dana pembangunan rumah dari Kredit Tanpa Agunan (KTA).
Sementara untuk urusan cicilan, prinsip Pia dan Alam masih sama dengan ketika mengambil KPR sebelumnya: ambil rentang yang paling lama, yaitu tenor 15 tahun, dengan cicilan paling rendah.

Cerita Rumah Pia: Pengajuan KPR Ditolak Akibat Rumor Pelebaran Jalan

Cerita Rumah Pia: Pengajuan KPR Ditolak Akibat Rumor Pelebaran Jalan
“Pokoknya kalau kami yang penting ambil yang paling murah, nanti kalau ada (dana) lebih baru dipakai untuk nambahin biar cepat nutup hahaha,” ujar Pia tentang strateginya dalam mengambil KPR.
Setelah selesai menentukan strategi pendanaan, kemudian Pia dan Alam mencari informasi tentang bank terkait proses pengajuan KPR melalui Rumah247.com. Mereka mengajukan ke beberapa bank, baik swasta maupun bank BUMN.
“KPR kami sempat ditolak salah satu bank yang justru kita ingin banget karena bunganya lumayan rendah. Alasannya, surveyor dapat rumor kalau jalan Pasteur yang sudah sebesar itu bakal dilebarin dan akan sampai ke rumah ini,” kata Pia setengah frustasi. Padahal jarak rumahnya dari jalan yang dimaksud amat jauh.
Ketika itu, Pia sampai memastikan rancang bangun area Pasteur lewat temannya yang bekerja di Badan Pertanahan Nasional. “Enggak ada ternyata rencana itu. Cuma isu tapi dianggap serius, jadi ditolak, deh.”
Toh setelah itu, Pia dan Alam tetap mendapatkan KPR yang tidak kalah menjanjikan dari CIMB Niaga. Selain bunga yang menurut mereka cukup menggiurkan, bank tersebut juga punya fitur yang bisa membantu pembayaran tagihan.
“Jadi kalau kita sudah punya rekening di CIMB Niaga, mereka akan lihat tabungan kita ada berapa, bunganya ada berapa, dan itu bisa dimanfaatkan untuk membantu cicilan KPR kita,” jelas Pia.

Cerita Rumah Pia: Cari Jasa Arsitek Plus Kontraktor yang Bisa Baca Desain

Cerita Rumah Pia: Cari Jasa Arsitek Plus Kontraktor yang Bisa Baca Desain
Agar tidak perlu memperpanjang sewa kontrakan, mereka gerak cepat untuk mempersiapkan pemugaran rumah tua tersebut. Langkah pertama yang dilakukan, mencari jasa arsitek.
Bermula dari penelusuran mengenai serba-serbi jasa arsitek di Rumah247.com, pencarian mereka pun merambah ke Instagram. Yang dicari bukan hanya dilihat dari hasil jadi rumah yang cantik. Lebih dari itu, mereka menginginkan arsitek yang memahami visi mereka tentang hunian.
Tentu saja, harga juga termasuk jadi salah satu pertimbangan mereka. Dari sekian banyak pilihan, akhirnya pasangan ini mengerucutkan jadi dua pilihan utama. Yang satu kebetulan sedang berada di luar kota, dan yang lain kebetulan kantornya dekat dengan kantor mereka. Tim arsitek kedua itulah pilihan mereka, Luwist Spatial dengan akun instagram @luwist_.
Tarif Jasa Arsitek, Cara Hitung, dan 5 Cara Memilih Arsitek yang Tepat

Tarif Jasa Arsitek, Cara Hitung, dan 5 Cara Memilih Arsitek yang Tepat

Dalam menggunakan jasa arsitek, Pia bercerita biaya yang dikeluarkannya sudah termasuk biaya jasa, biaya desain, serta biaya supervisi. Ini di luar biaya pembangunan dan jasa kontraktor rekanan arsitek.
“Kami memang sengaja minta referensi ke arsitek, karena kami juga baru pindah ke Bandung jadi nggak tahu mau nyari ke mana. Nah ternyata arsitek kami punya referensi kontraktor yang juga bisa baca desain,” jelasnya.

Cerita Rumah Pia: Rumah Fungsional, Penataan Ruang Efektif dan Efisien

Cerita Rumah Pia: Rumah Fungsional, Penataan Ruang Efektif dan Efisien
Filosofi Pia dan Alam dalam membangun hunian idaman mereka paling utama mestilah fungsional. Estetika itu urusan kesekian. Maka dalam proses membangun pasangan ini cenderung manut dengan arsitek ketika menyangkut hal-hal estetika. Namun, keduanya sangat spesifik tentang fungsi rumah yang diinginkan.
“Kami hanya memberitahu inti kebutuhan kami. Kami mau yang banyak bukaannya, sirkulasi udara lancar, hemat air, dan hemat listrik. Pokoknya yang penting fungsional,” tegas Pia.
Panduan-panduan esensial itu lantas diterjemahkan dengan baik oleh arsitek. Rumah yang mungil dengan ruang yang efektif dan efisien. Seluruh ruang mengakomodasi aktivitas tiap anggota keluarga kecil Pia dan Alam.
Temukan juga beragam tips, panduan, dan informasi mengenai pembelian rumah, KPR, pajak, hingga legalitas properti di Panduan Rumah247.com
“Dari sisi fungsi, happy banget sama hasilnya. Kerasa banget. Dulu waktu kita ngontrak, waktu satu orang batuk atau flu, itu tuh mungkin karena udaranya ngelibek di situ yang lain pasti ngerasa gatel juga tenggorokan,” kenang Pia.
Hal ini berbeda dengan keadaan rumah sekarang yang biarpun mungil, tetapi terasa lebih lapang dan sejuk. Lapangnya rumah Pia kini pun membuat anak mereka yang berusia 9 tahun merasa gembira, berikut tiga ekor anjing kesayangan mereka.

Cerita Rumah Pia: Desain Hunian Rumah Mungil Namun Terasa lapang

Cerita Rumah Pia: Desain Hunian Rumah Mungil Namun Terasa lapang
Salah satu ide desain yang membuat rumah ini terasa lapang adalah keputusan untuk memotong bangunan 2 meter di sisi kiri dan 1 meter di sisi kanan. Pia awalnya berpikir akan menjadi sempit.
“Itu sempat bikin kaget, sih. Karena kami enggak punya kemampuan spasial untuk membayangkan seperti apa bangunan dengan lebar 3 meter? Gimana cara menata furniturnya?” ujar Pia.
Namun, akhirnya mereka justru mendapatkan perspektif baru tentang ruang huni dari keputusan ini. Bahwa pada dasarnya lebar rumah akan selalu terpotong untuk jalan, tapi mungkin ditutup dengan bidang tembok.
14 Desain Ruangan Rumah Minimalis yang Bikin Lega

14 Desain Ruangan Rumah Minimalis yang Bikin Lega

“Arsitek kami nanya, apa memang semuanya harus ditutup bangunan? Itu pertanyan yang eye opening, sih. Memangnya kenapa dengan hujan? Kenapa dengan basah? Akhirnya kita sepakat dengan desain mereka,” lanjut Pia.
Desain ini bisa dilihat diunggahan Instagram Pia di akun @rumah.keluarga.ulet. Akan tampak tangga menuju lantai dua terlihat berada di ruang terbuka. Padahal itu masih berada di dalam bangunan, hanya diberi sedikit bukaan di bagian atas. Sehingga memberikan kesan lapang dan sirkulasi udara yang baik.
Bagaimana ketika hujan? “Ya hujan haha. Tidak tampias, yang basah itu hanya setengah lorong yang memang terbuka bagian atasnya. Selain itu arsitek kami juga memilih lantai yang cepat menyerap air, sehingga nggak licin atau menggenang.”

Cerita Rumah Pia: Rumah yang Mengakomodasi Kebutuhan Privasi Keluarga

Cerita Rumah Pia: Rumah yang Mengakomodasi Kebutuhan Privasi Keluarga
Saat ditanya apakah rumahnya ini sudah menjadi rumah idaman Pia dan keluarga, jawabannya ya. “Kalau saya benar-benar jatuh cinta dengan lokasinya. Soal bangunan, kami rasa yang sekarang sudah fine karena kami memang fokus ke fungsi,” jelasnya.
Buatnya rumah yang mungil lebih nyaman karena lebih pas dengan kebutuhan keluarga kecilnya. “Kalau terlalu besar, siapa yang mau bersihin,” katanya. Maka, jika nantinya ada rezeki tambahan, yang diinginkan mereka bukan bangunan yang lebih luas. Melainkan halaman yang lebih lapang.
Hal lain yang membuat Pia kian jatuh cinta dengan rumah barunya itu adalah bagaimana desainnya mengakomodasi kebutuhan privasi keluarga ini. Pia meminta kepada tim arsitek agar bagian dalam rumah jangan sampai terlihat dari luar, dan sebaliknya.

TANYA RUMAH247.COM

Jelajahi Tanya Rumah247.com, ambil keputusan dengan percaya diri bersama para pakar kami

Tanya Rumah247.com Sekarang
“Suami saya termasuk introvert. Saya juga di luar bersosialisasi sama banyak orang, jadi sampai rumah tuh kayaknya nggak ingin ketemu tetangga karena harus basa basi,” jelas Pia. Maka jadilah rumah yang tampak luarnya polos saja. Tanpa teras, apalagi ruang tamu.
Untuk sementara rumah tersebut sudah amat cukup untuk keluarga kecilnya. Hunian mungil itu sudah menjelma jadi suaka bagi Keluarga Ulet kecil, seperti nama akun instagram rumah ini. Suaka tempat mereka bisa bebas menjadi diri mereka sendiri, dan tempat masing-masing lari sejenak dari dunia luar untuk beristirahat.
Itulah cerita perjuangan Pia, jual rumah di Surabaya demi punya rumah di Bandung Kota. Meski sempat terganjal rumor pelebaran jalan, strategi pembiayaan yang brilian berhasil mengantarkannya memiliki rumah idaman. Masih ada banyak lagi kisah seputar perjuangan mewujudkan mimpi punya rumah sendiri lainnya yang juga tak kalah menginspirasi. Temukan kisahnya hanya di Cerita Rumah.

Hanya Rumah247.com yang percaya Anda semua bisa punya rumah

Teks: Shuliya Ratanavara, Foto: Raden Nucky

Penyangkalan: Informasi yang disajikan hanya sebagai informasi umum. PropertyGuru Pte Ltd dan PT AllProperty Media atau Rumah247.com tidak memberikan pernyataan ataupun jaminan terkait informasi tersebut, termasuk namun tidak terbatas pada pernyataan ataupun jaminan mengenai kesesuaian informasi untuk tujuan tertentu sejauh yang diizinkan oleh hukum yang berlaku. Meskipun kami telah berusaha melakukan yang terbaik untuk memastikan informasi yang kami sajikan di dalam artikel ini akurat, dapat diandalkan, dan lengkap pada saat ditulisnya, informasi yang disajikan di dalam artikel ini tidak dapat dijadikan acuan dalam membuat segala keputusan terkait keuangan, investasi, real esate, maupun hukum. Lebih jauh, informasi yang disajikan bukanlah sebagai pengganti saran dari para profesional yang terlatih, yang dapat mengambil keputusan sesuai dengan kondisi dan situasi Anda secara pribadi. Kami tidak bertanggung jawab terhadap hasil dari keputusan yang Anda buat dengan mengacu pada informasi yang tersaji dalam artikel ini.

Related Articles

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Stay Connected

0FansLike
3,910FollowersFollow
0SubscribersSubscribe
- Advertisement -spot_img

Latest Articles