Download Aplikasi Rumah247

Cerita Rumah Pandu: Beli Rumah di Usia Muda Rp280 Juta, 10 Tahun Harganya Jadi Rp800 Juta

Mungkin tak banyak orang seperti Akbar Pandu Pratama. Sejak masih melajang dan baru terjun ke dunia kerja, ia sudah tergerak untuk punya rumah. Harapannya, kelak setelah menikah, ia dan istrinya bisa langsung menghuni rumah sendiri. Jadi tak perlu repot lagi soal urusan tempat tinggal. Mereka hanya perlu memikirkan kebutuhan lain, seperti misalnya pendidikan anak.
Pada perjalanan mewujudkan mimpinya, banyak tantangan yang harus dihadapinya. Namun semua berhasil dilaluinya, perjuangannya tidak sia-sia karena impiannya punya rumah menjadi nyata.
Kini sebuah rumah di Cluster Sudimara Bintaro telah menjadi hunian yang nyaman bagi Pandu, Aisyah istrinya, dan anak mereka, Arsya. Bahkan, berkat keberaniannya membeli rumah di usia muda, cicilan KPR-nya untuk saat ini tergolong ringan, di angka Rp 2,3 juta saja.
“Mana ada sih, cicilan rumah baru di klaster Bintaro cuma 2,3 juta sekarang?” kata Pandu sambil tertawa di halaman rumah seluas 99 m2 dan luas bangunan dua lantai 160 m2 yang baru selesai renovasi ini.
Ingin punya rumah di SudimaraTangerang Selatan, seperti rumah Pandu yang fasilitas kawasannya tengah berkembang pesat dan ke stasiun KRL juga dekat? Cek pilihan rumahnya mulai dari Rp350 jutaan di sini!

Cerita Rumah Pandu: Cari Rumah Mulai dari Pameran Properti Hingga Booking Unit Apartemen Subsidi

Cerita Rumah Pandu: Cari Rumah Mulai dari Pameran Properti Hingga Booking Unit Apartemen Subsidi
“Sebelum menikah, saya tinggal bersama orang tua di SudimaraTangerang Selatan. Namun sejak dulu, ayah mendidik saya untuk bertanggung jawab sebagai seorang laki-laki. Karena itu, ketika sudah bekerja, saya kepikiran mulai mencari-cari rumah. Daripada penghasilan dipakai untuk keperluan yang tak jelas, saya beranikan diri membeli rumah,” kenang Pandu.
Pandu sempat mengunjungi sejumlah pameran properti. Namun kesimpulan yang didapatnya: Ia harus mencari hunian di dekat rumah masa kecilnya. Pasalnya, ada beberapa perumahan yang Pandu taksir di pameran tetapi ketika meninjau langsung ke lokasi, ia selalu merasa area perumahannya terlalu jauh.
Pandu juga pernah dua kali tertarik membeli unit apartemen bersubsidi. Ia bahkan sudah membayar booking fee. Karena proses pembangunan apartemen cukup lama, Pandu resah. “Kapan jadinya, apartemen ini?” pikirnya saat itu. Akhirnya, ia mengalihkan unit itu pada temannya. Si teman mengganti uang booking fee Pandu – dengan sedikit selisih.
Mau Punya Rumah di Usia Muda? Bisa!

Mau Punya Rumah di Usia Muda? Bisa!

Orang tua dan kerabat Pandu juga beberapa kali memberikan informasi tentang rumah yang dijual di daerah sana-sini. Namun saat itu Pandu masih juga belum sreg. Lama kelamaan, harga rumah pun melesat tinggi.
Hingga pada suatu hari, seorang kawan SMA menawari Pandu untuk membeli rumah di sebuah kompleks baru di Sudimara. Rupanya, si kawan bekerja sama dengan pengembang untuk membangun klaster di tanah milik ayahnya. Sayang, harga rumah di sana tidak terjangkau oleh kocek Pandu saat itu.
Namun Pandu tak sampai menyesal berkepanjangan, karena jodoh rumahnya akhirnya datang juga. Tak lama, si kawan menawarkan kompleks lain pada Pandu. Namanya Cluster Sudimara Bintaro. Lokasinya pun hanya sekitar 20 meter dari kompleks pertama. Terletak di dalam jalan kecil di seberang stasiun KRL Sudimara.

Cerita Rumah Pandu: Berani Nego Cicil Uang Muka Rp80 Juta, Yakin Akan Potensi Sudimara

Cerita Rumah Pandu: Berani Nego Cicil Uang Muka Rp80 Juta, Yakin Akan Potensi Sudimara
“Saat saya pertama kali meninjau lokasi, klaster itu masih berupa lahan kosong yang ditancapi umbul-umbul. Terus terang, waktu itu saya agak gambling ketika berniat membeli rumah yang masih indent. Saya tidak tahu akan jadi seperti apa klaster ini nantinya. Hanya bisa pegang ucapan teman saya dan pengembang,” urai Pandu.
Saat itu tahun 2012. Lingkungan sekitar klaster belum tertata rapi, jalan kecilnya ramai. Kondisi stasiun KRL Sudimara juga belum sebagus sekarang. Namun Pandu yakin lokasi Sudimara cukup potensial.
“Sejak SMP, saya sudah menjadi pelaju dari Sudimara ke Kebayoran setiap hari, karena saya bersekolah di sana. Ketika kuliah di SoloJawa Tengah, saya juga kerap memakai kereta. Jadi saya yakin kalau lokasi sekitar stasiun KRL akan semakin maju. Apalagi, klaster ini juga dekat dari rumah orang tua saya. Jadi saya putuskan untuk mengambil rumah di sini.”
Mau cari rumah, ruko, apartemen, atau investasi properti? Pahami potensi wilayahnya mulai dari fasilitas, infrastruktur, hingga pergerakan tren harganya pada laman AreaInsider.
Klaster ini terdiri atas 90 rumah yang dibagi dalam enam blok. Ada tiga tipe rumah yang ditawarkan oleh pengembang: 36/72, 45/72, dan 54/72. Menyesuaikan kemampuannya, Pandu memilih tipe 36/72 yang terletak di blok paling belakang. Harga rumahnya sebesar Rp280 juta. Setelah berhitung, inilah yang paling terjangkau oleh Pandu.
Pandu lalu bernegosiasi dengan pengembang agar bisa mencicil uang muka rumah sebesar Rp80 juta saat itu. Pengembang awalnya agak keberatan, tapi akhirnya menyetujui juga. Mungkin karena Pandu salah satu pembeli pertama. Apalagi, ia membeli pada musim hujan saat kondisi lahannya becek dan berlumpur. Tentu tak sedap dipandang.
Namun selain uang muka, ada lagi yang harus dibayar Pandu, yakni kelebihan tanah. Pengembang menginfokan bahwa setiap kavling sebenarnya punya kelebihan tanah. Walaupun Pandu memilih tipe 36/72, tapi luas tanahnya ternyata 95 m2. Kelebihan 23 m2 itu dihargai Rp750ribu/meter dan dimasukkan ke dalam uang muka.

Cerita Rumah Pandu: Bayar Kelebihan Tanah Lagi Saat Proses Pemecahan Sertifikat, Harganya Naik Berlipat

Cerita Rumah Pandu: Bayar Kelebihan Tanah Lagi Saat Proses Pemecahan Sertifikat, Harganya Naik Berlipat
“‘Musuh’ pembeli rumah adalah uang muka. Karena itulah, saya mencicil sampai 1,5 tahun. Satu tahun pertama, saya mencicil uang muka sebanyak delapan kali. Setengah tahun berikutnya, saya mengumpulkan uang untuk membayar kelebihan tanah. Akhirnya saya gadaikan SK PNS. Untung saat itu saya masih lajang, jadi lebih leluasa mencicil.”
Tahun 2013, sebelum akad kredit KPR dilakukan, Pandu mendapat kejutan yang tak menyenangkan. Ketika proses pemecahan sertifikat di BPN akan dilakukan, Pandu baru tahu kalau luas tanah yang tertulis di sertifikatnya adalah 99 m2. Berarti ada kelebihan 4 m2 lagi yang harus ia bayar.
“Wah, saya kecewa sekali. Masa saya harus bayar lagi? Apalagi harga tanahnya sekarang sudah Rp2,5 juta per m2. Sempat ‘rame’, deh. Awalnya, saya minta pada pengembang untuk mengembalikan uang muka rumahnya saya. Sedikit bercanda, saya katakan: Bawa truk saja ke rumah saya, lalu kelebihan 4 meter persegi itu angkut sajalah,” ujarnya seraya tertawa.
12 Biaya Beli Rumah yang Penting untuk Diperhitungkan

12 Biaya Beli Rumah yang Penting untuk Diperhitungkan

“Pengembang tadinya hampir setuju mengembalikan uang muka saya. Bagaimana pun, harga rumah yang mereka jual sudah naik. Waktu saya beli indent pada 2012, masih Rp280 juta. Pada 2013, harganya sudah Rp375 juta. Nilai tanahnya memang naik terus per minggu,” urai Pandu.
Setelah berembuk dengan pengembang, akhirnya kedua pihak menyepakati jalan tengah. Pandu tetap akan membayar kelebihan tanah 4 m2, tetapi tidak secara tunai, melainkan dibebankan ke KPR.
“Sebagai pembeli, sebenarnya yang kami butuhkan sejak awal adalah kepastian apa saja biaya tambahan dan berapa total uang yang harus kami keluarkan. Selain besar cicilan KPR, semua serba tak pasti dan tidak diinfokan sejak awal. Bikin emosi, kan?! Apalagi saya tidak bisa membayar dengan cash keras, mengandalkan cicilan.”

Cerita Rumah Pandu: Tentang Resah Biaya Tambahan Beli Rumah, Pilih KPR Konvensional atau KPR Syariah

Cerita Rumah Pandu: Tentang Resah Biaya Tambahan Beli Rumah, Pilih KPR Konvensional atau KPR Syariah
Keresahan Pandu memang beralasan, karena jenis biaya yang harus disiapkan saat membeli rumah memang cukup beragam. Setidaknya ada delapan biaya tambahan yang harus diperhatikan, yakni: biaya cek sertifikat tanah, AJB, biaya balik nama, PPh, PNBP, BPHTBbiaya KPR (provisi dan administrasi) serta jasa notaris.
Bila konsumen tidak terinfokan mengenai biaya-biaya tambahan ini sejak awal, tak heran jika banyak yang kaget dan tidak siap. Anda bisa mendapatkan informasi lengkap terkait panduan beli rumah agar siap dan tak salah langkah di laman panduan properti rumah247.com.
Ada cerita lain di balik pengajuan KPR Pandu. Ia diwajibkan mengambil KPR di bank yang bekerja sama dengan pengembang. Namun Pandu dipersilakan memilih antara KPR konvensional atau KPR syariah.
“Saya mulai berhitung. KPR konvensional menawarkan promo bunga KPR 8,75% selama 2 tahun. Tahun-tahun selanjutnya, bunga akan mengikuti pasar. Waktu itu, besar cicilannya Rp 1,9 juta per bulan selama 2 tahun pertama. Sedangkan besar cicilan KPR syariah flat sepanjang tenor 15 tahun, yakni Rp 2,5 juta. Jadi perbedaannya Rp 600 ribu.
“Saya sempat mendapat ‘masukan’ dari staf bank syariah. Katanya, cicilan bank konvensional sebesar Rp1,9 juta per bulan selama 2 tahun promo itu bisa melonjak jadi Rp3 juta pada tahun ketiga, saat bunga KPR-nya sudah masuk floating rate. Tapi saya ragu, ah masa sih?”
Hati Pandu akhirnya semakin condong pada KPR konvensional. Apalagi setelah mengetahui jika kelak ia mendapat rezeki cukup besar –katakanlah dari warisan— ia bisa lebih mudah mengurangi besar pokok pinjaman pada KPR konvensional dibandingkan syariah. Akhirnya, ia mantap memilih KPR konvensional.

Cerita Rumah Pandu: Pengajuan KPR Terancam Gagal Meski SK PNS Sudah Tergadai

Cerita Rumah Pandu: Pengajuan KPR Terancam Gagal Meski SK PNS Sudah Tergadai
Jalan Pandu pun tak semulus yang ia duga. Ketika akan mengajukan KPR, staf bank mengingatkan Pandu kalau pengajuan KPR-nya berisiko tidak lolos.
“Tahun 2013 itu, penghasilan saya baru sekitar Rp 2,7 juta per bulan. Padahal ada aturan, besaran cicilan KPR maksimum 30% dari gaji. Apalagi, saya sudah menggadaikan SK PNS. Kalau punya cicilan KPR Rp 1,9 juta per bulan, berarti gaji saya seharusnya sekitar Rp 7 juta.”
Ketika mendapat peringatan dari staf bank kalau permohonannya mungkin tidak lolos, Pandu langsung melapor dan menegur pengembang.
7 Tips Cicil Rumah yang Efektif dan Cepat Lunas

7 Tips Cicil Rumah yang Efektif dan Cepat Lunas

“Saat itu saya marah betul. Kenapa saya dibiarkan berurusan sendiri dengan bank? Masa permohonan KPR saya tidak lolos? Kalau begitu, uang saya mandek di pengembang dong?” tutur Pandu. Syukurlah, pada akhirnya, pengajuan KPR Pandu berhasil lolos.
Kini, sudah hampir sepuluh tahun Pandu mencicil KPR-nya. Selepas dua tahun masa promo dengan cicilan Rp1,9 juta, bunga KPR rumahnya naik menjadi 13,75%. Besarnya jadi Rp2,3 juta per bulan. Walaupun bunganya sudah mengikuti floating rate, tapi ternyata hingga saat ini, besar cicilan Pandu tidak pernah berubah. Tetap Rp2,3 juta.
“Sejak 2014, saya mendapat rezeki berupa tunjangan kinerja. Lumayan, tunjangan ini saya alokasikan untuk membayar cicilan. Setelah menikah pada 2016, rasanya cicilan sudah lebih ringan. Kebetulan, istri bekerja di kantor yang sama. Kami mulai memikirkan renovasi agar nanti setelah cicilan KPR lunas, kami tinggal memikirkan pendidikan anak.”

Cerita Rumah Pandu: Isolasi Mandiri di Rumah Sendiri, Ulah Tikus Dorong Proses Renovasi Kedua Kali

Cerita Rumah Pandu: Isolasi Mandiri di Rumah Sendiri, Ulah Tikus Dorong Proses Renovasi Kedua Kali
Sebenarnya, sebelum menikah pun Pandu dan Aisyah sudah merenovasi rumah mereka. Awalnya, luas bangunan rumah mereka 30 m2 plus dapur 6 m2 di luar. Pada 2015, saat hubungan mereka sudah mulai serius, mereka patungan membangun sisa tanah –sekitar 40 m2—di bagian belakang rumah.
Pandu dan Aisyah menempati rumah itu setelah menikah. Namun karena Pandu sering dinas ke luar kota, Aisyah jadi sering mondar-mandir ke rumah orang tuanya di Kebon Jeruk. Ketika anak mereka lahir pada 2018, mereka terlena tinggal di sana hingga bertahun-tahun. Selain lebih dekat dari kantor, juga karena orang tua bisa membantu mengawasi anak.
Pada Desember 2020, Pandu positif COVID-19. Ia pun mengisolasi diri di rumah Sudimara, agar tidak menulari keluarganya. Beberapa minggu kemudian, saat sudah negatif, Pandu begitu gembira dan tergesa-gesa pulang. Ia lupa menutup beberapa bukaan di rumah. Akibatnya, tikus-tikus masuk dan ‘berpesta pora’ di rumah itu.

Tips Rumah247.com

Agar cicilan KRP rumah Anda tak menemui kendala di perjalanan, pahami skema suku bunganya. Ada suku bunga KPR tetap (fix rate) yang nilai suku bunganya akan tetap selama masa kredit berjalan, dan ada suku bunga KPR mengambang (floating rate) yakni nilai suku bunganya dapat berubah-ubah sesuai aturan suku bunga Bank Indonesia. Sebaiknya Anda cari produk KPR dengan bunga rendah dan tetap dalam periode yang panjang.

“Saya baru menengok rumah lagi pada Maret 2021. Waduh, semuanya digerogoti tikus! Rumah memang tak bisa dibiarkan kosong terus-menerus. Akhirnya, Juli hingga Agustus 2021, kami dibantu kakak ipar yang memiliki usaha jasa renovasi rumah merenovasi rumahnya untuk yang kedua kali, sekaligus wujudkan rumah impian kami. Desember 2021, kami kembali menempati rumah ini.”
Kini Pandu dan keluarganya bersyukur telah menempati rumah dua lantai seluas 160 m2 di Sudimara. Lingkungan yang dulu belum rapi kini sudah lebih tertata, terutama setelah lebih banyak klaster yang dibangun di sana.

Cerita Rumah Pandu: Cicilan KPR Rumah Tinggal Rp80 Juta, Dulu Beli Rp280 Juta Kini Harganya Rp800 Juta

Cerita Rumah Pandu: Isolasi Mandiri di Rumah Sendiri, Ulah Tikus Dorong Proses Renovasi Kedua Kali
Perhitungannya, sekitar lima atau enam tahun lagi, KPR Pandu lunas. Sisa cicilan KPR-nya tinggal Rp80 juta lagi, namun ia ingin menikmati prosesnya. Tidak mau terburu-buru melunasi semua.
Pada akhirnya Pandu kini benar-benar merasa lega karena telah memberanikan diri membeli rumah saat masih berusia muda. Jadi ketika pada tahun 2012 saat ia membeli rumah, usianya masih 27 tahun. Dan sekarang Pandu makin yakin bahwa keputusannya dulu merupakan langkah yang tepat.

TANYA RUMAH247.COM

Jelajahi Tanya Rumah247.com, ambil keputusan dengan percaya diri bersama para pakar kami

Tanya Rumah247.com Sekarang
“Teman-teman saya yang mengambil KPR belakangan bahkan cuma di-ACC tenornya tujuh sampai sepuluh tahun. Rupanya semakin tua usia kita, tenor yang diberikan bank semakin kecil. Ada sih teman yang tenornya 25 tahun, tapi cicilannya dua kali lipat lebih besar dari saya. Cicilan per bulan saya hanya Rp 2,3 juta, tapi dia Rp 4,55 juta.
“Benar juga kata iklan, ‘Beli sekarang. Senin harga naik’. Rumah yang dulu saya beli duu seharga Rp280 juta, kini sudah bernilai Rp700 sampai Rp800 juta. Walaupun agak terlambat kami menempatinya, tapi kini kami sudah nyaman. Kami memang harus mulai hidup mandiri, apalagi anak juga sudah besar. Semoga kami bisa mewujudkan niat baik baiti jannati. Rumahku surgaku.”
Itulah cerita Pandu yang sukses wujudkan cita-citanya punya rumah di usia muda. Lalui banyak drama, banyak kendala, dan kini tinggal menikmati hasilnya. Rumah yang nilai investasinya terus bertambah. Masih banyak lagi kisah seputar perjuangan mewujudkan mimpi punya rumah sendiri lainnya yang juga tak kalah menginspirasi. Temukan kisahnya hanya di Cerita Rumah.

Hanya Rumah247.com yang percaya Anda semua bisa punya rumah

Teks: Eyi Puspita, Foto: Tody Harianto

Penyangkalan: Informasi yang disajikan hanya sebagai informasi umum. PropertyGuru Pte Ltd dan PT AllProperty Media atau Rumah247.com tidak memberikan pernyataan ataupun jaminan terkait informasi tersebut, termasuk namun tidak terbatas pada pernyataan ataupun jaminan mengenai kesesuaian informasi untuk tujuan tertentu sejauh yang diizinkan oleh hukum yang berlaku. Meskipun kami telah berusaha melakukan yang terbaik untuk memastikan informasi yang kami sajikan di dalam artikel ini akurat, dapat diandalkan, dan lengkap pada saat ditulisnya, informasi yang disajikan di dalam artikel ini tidak dapat dijadikan acuan dalam membuat segala keputusan terkait keuangan, investasi, real esate, maupun hukum. Lebih jauh, informasi yang disajikan bukanlah sebagai pengganti saran dari para profesional yang terlatih, yang dapat mengambil keputusan sesuai dengan kondisi dan situasi Anda secara pribadi. Kami tidak bertanggung jawab terhadap hasil dari keputusan yang Anda buat dengan mengacu pada informasi yang tersaji dalam artikel ini.

Related Articles

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Stay Connected

0FansLike
3,910FollowersFollow
0SubscribersSubscribe
- Advertisement -spot_img

Latest Articles