“Home is where the heart is.”– Cerita Rumah Fadhel
Banyak hal tak terduga menghampiri hidup seseorang, termasuk juga Fadhel Franda Pratama. Tidak terpikir sebelumnya bahwa ia bersama sang pasangan hatinya, Melinda Nur Abianti, harus menunda pernikahan demi sebuah rumah idaman.
Masa pencarian rumah Fadhel dan Melinda memang membutuhkan usaha yang bisa dibilang cukup berliku. Mulai dari berselancar di dunia maya hingga survei ke beberapa kawasan perumahan, belum ada yang membuat hati keduanya terpikat.
Hingga suatu ketika, tanpa disengaja pasangan ini melintasi sebuah kompleks perumahan yang terkesan elit. Awalnya ragu karena khawatir harga yang ditawarkan tidak sesuai bujet yang disediakan. Namun, siapa sangka jika ternyata rumah yang mereka impikan berada di dalamnya, dengan berbagai keuntungan yang tidak pernah mereka duga sebelumnya.
“Kami tidak pernah menemukan kompleks perumahan ini tiap kali search di internet.
Kebetulan setelah survei di sebuah perumahan, eh melihat kompleks ini. Sempat nggak percaya diri, tapi malah jodoh akhirnya, ha…ha…ha…,” kenang Fadhel.
Mau punya rumah yang aksesnya mudah keJakarta, terdapat akses tol, transportasi publik seperti stasiun kereta, fasilitas kawasannya juga lengkap, seperti rumah Fadhel di Sawangan, Depok? Temukan pilihan rumahnya di sini!
Cerita Rumah Fadhel: Rela Menunda Nikah, Bujetnya Buat Beli Rumah
Di tengah jalan, rencana pernikahan mereka tertahan. Mereka memutuskan untuk mewujudkan lebih dulu prioritas lain, yakni memiliki rumah yang kelak akan ditinggali berdua.
“Namanya manusia hanya bisa berencana, realisasinya terkadang butuh improvisasi,” begitu kata Fadhel Franda Pratama ketika harus menentukan prioritas utama pada salah satu fase kehidupannya.
Ya, untuk memilih mana yang harus didahulukan di antara beberapa prioritas acap kali menemui kebuntuan. Perlu pertimbangan khusus agar keputusan yang diambil tidak berujung penyesalan, membuahkan hasil yang memuaskan.
Fadhel dan Melinda sebenarnya sudah berencana melanjutkan langkah ke jenjang pernikahan dalam waktu dekat. Segala sesuatunya pun telah dipersiapkan dengan baik, termasuk bujet yang dibutuhkan. Tinggal menunggu waktu tibanya hari bahagia itu.
Galau Mau Menikah Dulu Atau Beli Rumah Dulu?
Di tengah jalan, rencana pernikahan tertahan. Bukan sebab orang ketiga tentunya. Tapi ada hal lain yang membuat hati keduanya memutuskan untuk mewujudkan lebih dulu prioritas lain, yakni memiliki rumah yang kelak akan ditinggali berdua.
Seperti dikatakan Fadhel, dua sejoli ini masih belum berpikir tentang masa depannya akan seperti apa. Ditambah lagi kondisi dunia yang masih dilanda pandemi COVID-19. Banyak saran dari keluarga dan kolega yang meminta keduanya menikah. Fadhel dan Melinda tidak menampik saran dari banyak orang tersebut.
“Tapi ketika lagi berhitung soal budgeting dan mendengar informasi katanya banyak rumah sedang promo di masa pandemi, kami jadi berpikir ‘Wah kesempatan nih. Gimana kalau bujet untuk nikah dipakai beli rumah dulu saja’. Dan ternyata, Melinda juga ‘satu frekuensi’ dengan saya, ha…ha…ha…,” jelas Fadhel.
Cerita Rumah Fadhel: Keputusan Beli Rumah Sebelum Menikah Bentuk Menjaga Komitmen
Fadhel dan Melinda ingin menunjukkan bahwa membeli rumah sebelum menikah justru untuk menjaga komitmen, ujungnya demi kenyamanan dan kebahagiaan kehidupan berumah tangga mereka juga.
Memang beruntung jika setiap pasangan memiliki pemikiran yang sejalan, terutama yang menyangkut tujuan hidup bersama. Saling mendukung setiap membuat keputusan merupakan sesuatu yang berharga dengan muaranya demi kebahagiaan berdua, kebahagiaan keluarga.
Dengan dana yang sudah diplot sebagai bujet pernikahan, keduanya pun siap menuju pelaminan. Rencana Fadhel setelah menikah,adalah mengontrak rumah atau tinggal dulu sementara di rumah orang tua dengan tetap memupuk impian membeli rumah sendiri untuk hidup mandiri.
“Niat awalnya memang mau nikah dengan dana yang sudah ada. Tapi kami kemudian berpikir, harga properti makin lama makin naik, dan mungkin pandemi ini menjadi kesempatan bagi kami untuk bisa ‘ngambil’ rumah. Akhirnya prioritas untuk membeli rumah kami dahulukan,” ujar pria yang gemar olahraga softball ini.
Fadhel dan Melinda ingin menunjukkan bahwa membeli rumah sebelum menikah justru untuk menjaga komitmen. Mereka serius akan membina rumah tangga di kemudian hari. Hanya saja, mereka lebih memprioritaskan beli rumah yang ujungnya demi kenyamanan dan kebahagiaan kehidupan berumah tangga mereka juga. Pihak keluarga masing-masing pun sangat mendukung keputusan keduanya.
Berbekal bujet yang ada, Fadhel dan Melinda pun memulai pencarian rumah yang sesuai dengan keinginan. Keduanya rajin membuka berbagai aplikasi maupun website yang memasarkan perumahan. Setelah mendapat gambaran, survei langsung ke kawasan perumahan pun dilakoni Fadhel dan Melinda.
Sempat bercita-cita untuk membeli apartemen di tengah kota demi memudahkan mobilitas sehari-hari, namun hal itu diurungkan. Mereka memang punya pengalaman tinggal di apartemen, hingga akhirnya mereka memilih membeli rumah tapak dengan lingkungan yang masih asri.
Cerita Rumah Fadhel: Survei ke Perumahan Incaran, Temukan Rumah Sesuai Keinginan
Tidak kurang dari lima kawasan perumahan mereka sambangi, baik yang masih masuk wilayah Jakarta maupun di seputar Depok, Jawa Barat.
Tidak terburu-buru dalam menentukan pilihan adalah cara yang bijaksana. Apalagi jika hal itu menyangkut kebutuhan dasar, seperti halnya tempat tinggal. Kesabaran dalam mencari yang sesuai harapan tentunya akan berujung pada kepuasan.
Fadhel dan Melinda merasa perlu untuk menelusuri beberapa kawasan perumahan sebelum menambatkan pilihan. Tidak kurang dari lima kawasan perumahan mereka sambangi, baik yang masih masuk wilayah Jakarta maupun di seputar Depok, Jawa Barat.
Merasa diri belum begitu paham tentang properti, Fadhel mengandalkan aplikasi ataupun website untuk mencari rumah yang tepat. Dari sekian portal yang dikunjungi, Fadhel cukup terbantu dengan listing properti rumah dijual di Rumah247.com, salah satu portal jual beli rumah yang bisa diandalkan.
Temukan juga beragam tips, panduan, dan informasi mengenai pembelian rumah, KPR, pajak, hingga legalitas properti di Panduan Rumah247.com
“Ya, kami cek di Rumah247.com untuk berbagai perumahan di wilayah Depok. Dari sekian daftar perumahan yang ada, kami coba cocokkan lokasi dan harga dengan bujet yang tersedia. Pilihan utama kami tentu yang akses perumahannya bisa dijangkau kendaraan umum karena kami belum punya kendaraan pribadi,” jelas Fadhel.
Setelah pencarian di internet, Fadhel dan Melinda survei langsung ke kawasan rumah yang diincar. Setelah meninjau beberapa perumahan, keduanya masih belum juga menemukan rumah yang cocok. Sampai suatu ketika keduanya melintasi sebuah perumahan bernama Nuansa Indah Village di Sawangan, Kota Depok, Jawa Barat.
“Sebenarnya tidak sengaja lewat perumahan ini dan agak ragu karena tampilannya cukup elit, tapi kami coba tanya dulu ke bagian marketing-nya. Lho, harganya masuk dengan bujet kami, nih. Lingkungannya juga sesuai dengan keinginan. Jadi, kayak ketemu jodoh, ha…ha…ha…,” ungkap Fadhel.
Cerita Rumah Fadhel: Ajukan Custom Sejak Awal Beli, Rumah Tidak Perlu Renovasi
Di awal transaksi, mereka meminta bangunan unit rumah yang mereka pilih untuk di custom. Request mereka tidak terlalu ‘radikal’ tapi lebih kepada nilai fungsi yang mendukung konsep rumah tumbuh.
Fadhel dan Melinda sudah mantap menjatuhkan pilihan pada rumah di Nuansa Indah Village. Mereka pun ‘mengeksekusi’ sebuah rumah dengan luas tanah 120 meter persegi dan luas bangunan sekitar 58 meter persegi.
“Dari sekian banyak perumahan yang kami survei, luas tanahnya kurang dari 100 meter persegi. Hal itu tidak sesuai dengan keinginan kami. Apalagi ini rumah pertama, kami ingin menggunakan bujet yang bisa mewujudkan value for money. Nah di Nuansa Indah Village, kami bisa dapatkan rumah dengan luas tanah 120 meter persegi yang cocok dengan bujet,” papar Fadhel.
Umumnya sebagian orang melakukan renovasi setelah serah terima kunci rumah yang baru dibeli. Hal ini dimungkinkan terkait kebutuhan yang belum terakomodasi oleh desain awal rumah. Misalnya saja menambah kamar tidur anak, membuat taman belakang, mengadakan dapur bersih, dan lain sebagainya.
Mana Lebih Untung: Membangun Rumah Sendiri atau Beli dari Developer? Cek di Sini!
Namun Fadhel dan Melinda punya pertimbangan sendiri. Pasalnya, di awal transaksi, mereka meminta bangunan unit rumah yang mereka pilih untuk di-custom. Request mereka memang tidak terlalu ‘radikal’ tapi lebih kepada nilai fungsi yang mendukung konsep rumah tumbuh.
Fadhel meminta developer untuk mengubah fondasi rumah yang awalnya beton betulang menjadi cakar ayam. Kemudian tampilan pintu utama dengan konsep mirroring, penambahan kamar mandi, kedalaman sumur juga ditambah, serta penggunaan pipa-pipa saluran yang benar-benar baik.
“Permintaan kami langsung disetujui oleh developer. Dengan begitu, kami tidak perlu renovasi lagi saat menempati. Jadi, ngga perlu kerja dua kali kan?” kata Fadhel.
Cerita Rumah Fadhel: Pandemi Promo Rumah Menguntungkan, Sisa Bujet Bisa Dialokasikan
Fadhel dan Melinda tidak hanya memperoleh rumah dengan tampilan yang terkesan elit, namun juga berbagai tawaran promo yang cukup menguntungkan.
Pada masa pandemi COVID-19, saat pasar properti juga lesu karena terkena imbasnya, harga rumah ditawarkan dengan bermacam promosi yang menggiurkan agar menarik minat konsumen. Hal itu pula yang turut mempengaruhi Fadhel dan Melinda untuk memutuskan membeli rumah pertamanya sesegera mungkin.
Pucuk dicinta ulam tiba. Di Nuansa Indah Village, Fadhel dan Melinda tidak hanya memperoleh rumah dengan tampilan yang terkesan elit, namun juga berbagai tawaran promo yang cukup menguntungkan.
Jika biasanya developer mematok harga DP sebesar 10-20 persen dari harga rumah yang ditawarkan, Fadhel dan Melinda hanya cukup membayar uang muka sebesar 10 juta rupiah saja. Belum lagi tambahan bebas biaya BPHTB, biaya KPR, biaya AJB, dan keuntungan lainnya.
Review Properti: Review Mendalam, Jujur, dan Independen untuk Pilihan Perumahan Baru dan Area Sekitarnya
“Yang bikin kami mau beli di Nuansa Indah Village karena DP-nya ringan banget. Kalau ikut skema standar DP biasanya, kami harus menyiapkan dana minimal sebesar 80 juta rupiah untuk DP. Sementara kami cukup bayar DP 10 juta rupiah saja. Nah, sisa bujet yang ada kami alokasikan untuk custom,” jelas Fadhel.
Harga rumah yang dipilih Fadhel dan Melinda sekitar 800 juta rupiah. Mereka membelinya melalui program KPR perbankan yang disediakan pihak pengembang dengan tenor 15 tahun. Dalam masa pengajuan KPR, Fadhel dan Melinda tidak mengalami hambatan karena syarat dan ketentuan yang ditetapkan pihak bank mampu dipenuhi oleh keduanya.
Pengajuan custom oleh Fadhel dan Melinda tentunya bukan hal yang gratis. Ada sejumlah dana yang harus dibayarkan untuk menutupi kebutuhan tersebut. Mereka terbantu dengan uang DP yang hanya 10 juta rupiah sehingga biaya custom dapat langsung dipenuhi dari bujet yang masih tersisa.
Cerita Rumah Fadhel: Beli Apartemen di Kota, Buat Investasi dan Tempat Tinggal Kedua
Investasi di bidang properti memang cukup menarik, mengingat nilainya yang selalu mengalami tren kenaikan. Itu sebabnya, Fadhel bercita-cita untuk membeli tempat tinggal kedua berupa apartemen di tengah kota Jakarta.
Fadhel dan Melinda merupakan contoh dari kalangan muda yang sadar akan pentingnya punya rumah terutama setelah menikah, baik sebagai tempat tinggal maupun investasi jangka panjang. Hal itu dibuktikan keduanya dengan membeli sebuah rumah tapak di kawasan yang terus berkembang seperti Sawangan.
“Untuk saat ini, kami realistis dulu, ya. Artinya, kami beli rumah untuk digunakan sebagai tempat tinggal. Kalau suatu saat kondisi finansial sudah stabil, boleh deh berpikir untuk berinvestasi di properti. Seandainya, nih, bisa beli rumah secara cash keras, pasti akan saya kelola agar lebih bernilai lalu dijual kembali dengan harga yang menguntungkan. Tapi itu baru skenario, bukan realita, ha…ha…ha…,” ucap Fadhel.
Diakui oleh Fadhel, investasi di bidang properti memang cukup menarik mengingat nilainya yang selalu mengalami tren kenaikan. Oleh karena itu, Fadhel bercita-cita untuk membeli tempat tinggal kedua berupa apartemen di tengah kota Jakarta.
Ketahui Potensi Sawangan dan Area lainnya Lewat AreaInsider
“Sebenarnya apartemen hanya untuk mendukung mobilitas kami berdua, sih. Kebetulan kami sama-sama bekerja di Jakarta, sementara rumah di Depok. Misalnya pulang kantor sudah cukup larut, kami sudah ada back up place untuk istirahat, yakni apartemen,” ungkap Fadhel memberi alasan mengapa memilih apartemen.
Selain sebagai tempat tinggal kedua, Fadhel dan Melinda juga melihat apartemen cukup prospektif dijadikan instrumen investasi. “Menurut saya, apartemen berpotensi masuk opsi sebagai investasi,” pungkasnya mantap sambil menutup perbincangan.
Itulah cerita pengalaman Fadhel untuk punya rumah sendiri yang memanfaatkan penawaran promo saat pandemi. Memutuskan menunda menikah, dananya buat beli rumah. Masih banyak lagi kisah seputar perjuangan mewujudkan mimpi punya rumah sendiri lainnya yang juga tak kalah menginspirasi. Temukan kisahnya hanya di Cerita Rumah.
Hanya Rumah247.com yang percaya Anda semua bisa punya rumah
Teks: Aris Hendrawan, Foto: Adiansa Rachman
Penyangkalan: Informasi yang disajikan hanya sebagai informasi umum. PropertyGuru Pte Ltd dan PT AllProperty Media atau Rumah247.com tidak memberikan pernyataan ataupun jaminan terkait informasi tersebut, termasuk namun tidak terbatas pada pernyataan ataupun jaminan mengenai kesesuaian informasi untuk tujuan tertentu sejauh yang diizinkan oleh hukum yang berlaku. Meskipun kami telah berusaha melakukan yang terbaik untuk memastikan informasi yang kami sajikan di dalam artikel ini akurat, dapat diandalkan, dan lengkap pada saat ditulisnya, informasi yang disajikan di dalam artikel ini tidak dapat dijadikan acuan dalam membuat segala keputusan terkait keuangan, investasi, real esate, maupun hukum. Lebih jauh, informasi yang disajikan bukanlah sebagai pengganti saran dari para profesional yang terlatih, yang dapat mengambil keputusan sesuai dengan kondisi dan situasi Anda secara pribadi. Kami tidak bertanggung jawab terhadap hasil dari keputusan yang Anda buat dengan mengacu pada informasi yang tersaji dalam artikel ini.