Bukan hanya karena akan menikah pada akhir tahun 2014, Esther Ariani ingin membeli rumah lagi. Karena sebelum menikah pun Esther telah memiliki rumah sendiri di bilangan sektor 6, Bintaro, Tangerang Selatan. Begitu pula dengan calon suaminya, telah memiliki rumah di kawasan Bintaro juga.
Bila mau, Esther dan suami, Valent, bisa menempati salah satu rumah yang sudah mereka miliki, atau rumah lain yang juga sudah dibeli untuk investasi di BSD. Tetapi semua rumah tersebut dirasa kurang ideal untuk ditempati setelah mereka menikah, karena ukurannya relatif kecil.
Dengan modal agak nekat plus perhitungan matang, Esther dan suami mencari rumah yang mampu memenuhi kebutuhan mereka. Esther pun mengisahkan bagaimana cara mengatur strategi KPR agar dapat mengatasi beban keuangan di masa cicilan.
Kini Esther dan suaminya, Valent, juga ‘Eddo Von Blessinghouse’ anjing kesayangannya, telah nyaman tinggal dalam hunian buah dari kenekatan dan kegigihannya. Rumah dua lantai dengan luas tanah 255 m2 dan luas bangunan 180 m2 di area Bintaro, Tangerang Selatan.
Lagi cari rumah di area Bintaro seperti rumah Esther yang fasilitas kawasannya lengkap tersedia, dekat dan punya akses mudah ke Jakarta? Cek pilihan rumahnya dengan harga mulai dari Rp500 jutaan di sini!
Cerita Rumah Esther: Cari Rumah Dekat Rumah Lama Demi Merawat Orang Tua
Mereka butuh rumah dengan luas minimal 200 m2 karena setelah menikah mereka sepakat untuk merawat dua orang lansia, yaitu ibu dari Esther dan kakak dari ayah Esther (bude) yang ketika itu tinggal di rumah Esther. Jadi pertimbangan utama mereka adalah rumah tersebut harus memiliki empat kamar.
Mendapatkan rumah dengan luas seperti yang mereka inginkan, di lokasi dekat rumah lama, dan dengan harga yang terjangkau pula, memang tidaklah mudah. Terlebih ketika itu harga properti sedang di atas angin (booming), di mana demand lebih besar daripada supply.
“Saya memang mencari rumah yang lokasinya tak jauh dari rumah lama, agar mami mudah beradaptasi dan masih bisa bergaul dengan tetangga-tetangga di lingkungan rumah lama,” ujar Esther.
Pertimbangan lain, lokasi strategis rumah lama. Walau agak masuk ke dalam kompleks, dekat dengan pertokoan dan pusat perbelanjaan, juga tak jauh dari rumah sakit. Sehingga akses untuk pelayanan kesehatan, terutama bagi lansia, lebih mudah dan cepat terjangkau.
Mau cari rumah, ruko, apartemen, atau investasi properti? Pahami potensi wilayahnya mulai dari fasilitas, infrastruktur, hingga pergerakan tren harganya pada laman AreaInsider.
Ia berharap bisa mendapatkan rumah di sekitar area tersebut yang letaknya di pinggir jalan utama. Esther pun rajin mencari info secara online, seperti di laman listing properti dijual di Rumah247.com. Jika ada waktu senggang, ia juga berkeliling di sekitar area incarannya mencari rumah dijual.
Sebagai orang yang cukup religius, Esther selalu menyelipkan keinginan menemukan rumah idaman di setiap doanya. Memohon pada Yang Maha Kuasa untuk melancarkan upayanya. Ia percaya, kekuatan doa mampu membuat sesuatu yang tidak mungkin menjadi mungkin.
Hingga pada suatu hari, ketika melintasi jalan utama kompleks perumahannya saat akan ke kantor, ia melihat sebuah spanduk ‘rumah dijual’ dipasang di sebuah rumah yang berada persis di seberang jalan. Jalan yang biasa ia lintasi setiap hari, namun baru kali ini ia melihat tulisan tersebut.
Cerita Rumah Esther: Menemukan Rumah Sesuai Kriteria, Harga Rp2,8 Miliar di Jalan Utama
Kompleks Esther dan kompleks rumah yang dijual tersebut hanya terpisah sebuah sungai. Masih di sektor 6 Bintaro Jaya, Bintaro, Tangerang Selatan. Lokasi yang memang diinginkannya.
“Ini seperti sebuah petunjuk dari Yang Di Atas. Tapi saya mikir lagi, wah ini harganya pasti mahal banget. Saya belum pernah beli rumah sebesar itu. Jujur, nyali pun sempat ciut,” kenang Esther.
Setelah berkomunikasi dengan calon suaminya, Esther pun mendatangi rumah yang dijual tersebut untuk sekadar melihat-lihat. Kebetulan ketika ia datang, agen properti yang menangani rumah tersebut sedang berada di sana.
Rumahnya sesuai dengan kriteria Esther. Dengan luas tanah 255 m2, rumah ini memiliki desain interior yang cukup terbuka dan terang, serta masih bisa direnovasi sesuai kebutuhan. Selain itu, walau letaknya di jalan utama kompleks, namun lingkungannya tenang dan tidak bising.
Dan yang terpenting, harganya masih masuk akal, bahkan tergolong murah untuk harga pasar properti di masa itu. Walaupun bagi Esther, harga tersebut masih tetap terasa berat.
“Waktu itu harga yang ditawarkan Rp2,8 miliar. Untuk bayar cash, tabungan kami berdua pun tak akan cukup. Apalagi rumah ini perlu banyak perbaikan,” kenang Esther.
Esther pun menimbang-nimbang. Dengan tanah seluas itu dan di lokasi yang dekat dengan CBD Bintaro, rumah tersebut merupakan investasi yang sangat bagus.
Cerita Rumah Esther: Tawar Harga Rumah Turun Rp600 Juta, Uang Tanda Jadi Rp10 Juta Saja
Menurutnya, di masa depan harga tanah di daerah itu pasti akan naik berkali-kali lipat. Hanya sayangnya, kondisi keuangan Esther saat itu belum terlalu baik. Agen properti rumah tersebut juga cukup aktif menjalin komunikasi, nyaris setiap hari ia menghubungi Esther.
Esther pun mencoba menawar dengan harga cukup jauh di bawah harga jual. Setelah dua minggu negosiasi, akhirnya tercapailah kesepakatan harga. “Sesuai harapan, turun sekitar Rp600 juta dari penawaran awal,” kata Esther.
Walaupun saat itu Esther dan calon suami masih belum tahu akan mencari di mana sumber dana untuk pembelian rumah tersebut, mereka membulatkan tekad untuk membeli hunian itu.
“Hitung-hitung ini investasi yang bagus. Hari gini dapat rumah seluas itu di lokasi yang strategis dengan harga segitu merupakan berkah. Tidak apalah sedikit mahal, karena tanah kan nilainya akan terus naik,” tuturnya.
Panduan Terbaik Atasi Masalah DP Rumah
Di saat sedang putar otak bagaimana mendapatkan uang untuk membayar down payment (DP), ternyata mereka mendapat kabar yang membahagiakan dan tidak disangka-sangka.
“Karena waktu itu pemilik rumah terburu-buru mau pergi ke Australia, mereka hanya minta Rp10 juta sebagai uang tanda jadi (UTJ). Proses akad baru akan dilakukan dua minggu kemudian,” kenangnya.
Selanjutnya Esther memutar otak bagaimana melunasi sisanya dalam waktu dua minggu? “Akhirnya keputusan diambil. Selain pakai uang tabungan, plus waktu itu kebetulan ada rezeki dari pekerjaan, kita akan ajukan KPR di sebuah bank BUMN,” jelas Esther.
Cerita Rumah Esther: Pengajuan KPR Disetujui Lima Hari, Rumah Ramah Lansia Jadi Tujuan Renovasi
Satu lagi doa yang dijawab oleh Tuhan. Berkat persyaratan yang lengkap dan track record BI checking yang bagus, Hanya dalam waktu lima hari sejak diajukan, pengajuan KPR mereka disetujui oleh bank. Bahkan harga rumah dihargai bank lebih tinggi dari pinjaman yang diajukan.
“Saya sangat bersyukur. Sepertinya selalu diberi kemudahan untuk mendapatkan rumah itu,” tutur perempuan yang bekerja di salah satu stasiun televisi swasta nasional ini sambil tersenyum.
Meski cicilan per bulannya termasuk besar, namun ia optimis mampu membayarnya. “Kalau sendiri mungkin tidak sanggup. Tapi kalau kami sudah menikah kan kami bisa bayar berdua,” tambahnya.
Proses akad kredit pun berjalan lancar. Sebagian harga rumah tersebut dibayar dengan tunai, dan sebagian lagi dengan pembiayaan KPR. Setelah dua minggu sejak akad, surat-surat legalitas rumah pun keluar dengan bantuan notaris.
Temukan juga beragam tips, panduan, dan informasi mengenai pembelian rumah, KPR, pajak, hingga legalitas properti di Panduan Rumah247.com
“Selanjutnya, tinggal menyiapkan dana renovasi rumah sambil membayar cicilan yang besar,” ujar Esther sambil tertawa.
Rumah yang ia tempati sekarang memang sengaja direnovasi, tujuannya agar lebih ramah lansia. Esther membangun dua kamar tambahan untuk orang tua di lantai bawah. Satu untuk mamanya, dan satu lagi untuk tantenya.
“Ruang tamu akhirnya kami ubah menjadi kamar tidur,” ujar Esther yang telah ditinggal sang ayah sejak masa awal bekerja.
Cerita Rumah Esther: Beli dan Renovasi Rumah Demi Orang Tua Jadi Kenangan yang Indah
Desain awal split level di area bawah pun dibuat menjadi sejajar, sehingga tidak ada undakan yang dapat membahayakan orang tua. “Kami harus mengurug tanah setinggi sekitar 20 cm, agar area lantai bawah sejajar semua,” terang Esther.
Banyak perbaikan lain yang dilakukan di rumah tersebut. Mulai dari mengganti atap kayu menjadi baja, menambah balkon, dapur, hingga service area. Karena keduanya sama-sama sibuk, mereka memilih menggunakan sistem borongan dengan jasa kontraktor untuk proyek renovasi tersebut.
Biaya renovasi rumah yang awalnya diperkirakan sekitar Rp400 juta ternyata membengkak hingga Rp500 juta. “Tapi memang sudah diperkirakan, dan uang tersebut juga telah dipersiapkan dari tabungan.”
Tips Rumah247.com
Agar cicilan KPR rumah jadi lebih ringan dan lunas lebih cepat, buat tabungan yang dananya berasal dari bonus, uang THR, atau uang kaget lainnya, yang kenudian digunakan untuk membayar pokok utang. Dengan mengurangi pokok kredit, porsi bunga yang harus dibayar setiap bulan otomatis juga berkurang, lebih ringan.
Proses renovasi pun berlangsung sekitar enam bulan. “Kami senang banget, karena akhirnya bisa memiliki rumah yang sesuai keinginan dan hasil keringat sendiri,” ujar Esther.
Bukan itu saja, kedua orang tua yang mereka rawat pun betah tinggal di sana. Karena selain lingkungannya tenang, teman-teman orang tua mereka pun masih bisa mampir sambil berjalan kaki, atau sekadar lewat.
Kebahagiaan kedua orang tua Esther menjadi kenangan yang indah. Sekitar tahun 2015 sang tante berpulang, disusul sang mami pada tahun 2020 lalu.
Cerita Rumah Esther: Strategi Bikin Dua Cicilan KPR Ringan dan Tak Jadi Beban
Bicara soal KPR, Esther menyadari bahwa cicilan per bulan dari KPR rumah mereka memang cukup memberatkan. Apalagi di saat yang bersamaan juga ada tanggungan KPR rumah lagi di BSD, yang kini tengah disewakannya.
“Tapi untungnya kredit rumah di BSD yang dibeli sekitar dua tahun sebelum membeli rumah di Bintaro ini tidak terlalu besar. Karena ada dua cicilan, setiap ada uang lebih, kami fokuskan buat bayar pokok utang cicilan rumah di BSD.”
Tak perlu waktu lama, mereka berhasil melunasi cicilan rumah yang mereka sewakan tersebut. Sehingga kini mereka hanya fokus pada cicilan KPR rumah yang mereka tempati ini.
Untuk menyiasati agar jumlah pembayaran cicilan per bulan tidak terlalu besar, Esther dan suami selalu menyisihkan sebagian besar pendapatan mereka untuk meringankan cicilan KPR.
Panduan Mengatur Keuangan Untuk Beli Rumah
Setiap ada rezeki lebih, seperti bonus dari tempat kerja, mereka akan alokasikan dana segar tersebut untuk membayar pokok utang. Dengan mengurangi pokok kredit, porsi bunga yang harus dibayar setiap bulan otomatis juga berkurang, mengurangi beban .
“Prinsipnya egaliter, siapa pun dapet rezeki lebih ya uangnya dipakai untuk bayar cicilan,” jelas Esther. Ia juga sempat menjual rumah lamanya, dan sebagian uang hasil penjualan digunakan untuk membayar pokok kredit.
Tak hanya itu, Valent sang suami juga menjual rumah lama miliknya. Hasil dari penjualan rumah lamanya kemudian mereka gunakan untuk berbisnis.
Cerita Rumah Esther: Merawat Orang Tua Jadi Berkah, Beli Rumah Tidak Rugi Karena Jadi Investasi
Sedikit demi sedikit akhirnya beban cicilan per bulan KPR mereka semakin mengecil. Hingga saat ini, cicilan per bulan yang mereka bayarkan sudah jauh berkurang, hanya sekitar 35 % saja dari cicilan awal. “Tinggal sedikit lagi akan lunas. Prinsipnya, kalau bisa kami tidak usah berutang lama-lama,” kata Esther.
Esther memang percaya bahwa tanah dan rumah merupakan bentuk investasi yang menguntungkan. “Tanah tidak akan bertambah, sedangkan yang memerlukan rumah jumlahnya akan terus bertambah. Karena itu nilai tanah dan rumah akan selalu naik,” ujarnya.
Itulah sebab ia tidak pernah merasa rugi membeli rumah meski harus membayar cicilan setiap bulannya. Bahkan meski saat ini mereka telah memiliki dua rumah, tidak menutup kemungkinan akan membeli rumah lagi sebagai investasi.
“Tapi tetap rumah utama kami adalah di sini. Kami sudah sangat betah di lingkungan ini. Fasilitas di sekitar sini juga sangat lengkap. Bisa dibilang, apapun ada, semua lengkap tersedia.” Namun Esther mengaku masih memiliki keinginan untuk merenovasi rumahnya meski tidak dalam waktu dekat.
TANYA RUMAH247.COM
Jelajahi Tanya Rumah247.com, ambil keputusan dengan percaya diri bersama para pakar kami
Tanya Rumah247.com Sekarang
Dan pada akhirnya Esther merasa bersyukur karena dulu sempat nekat membeli rumah besar ini meski sumber dananya belum mencukupi. Menurutnya, semua terjadi karena niat baik dan doa yang selalu dipanjatkannya.
“Karena ingin berbakti pada orang tua, kami jadi bisa memiliki investasi sebuah rumah besar di pinggir jalan besar dan di lokasi yang bernilai strategis ini. Ini adalah sebuah berkah. Kalau tidak harus merawat orang tua, mungkin kami cukup puas dengan rumah kecil saja,” pungkas Esther sumringah.
Itulah cerita kegigihan Esther yang nekat cicil rumah lagi demi merawat orang tua yang dikasihi. Kekuatan doa dan strategi mencicil KPR dua rumah, membuat semuanya jadi mudah. Masih banyak lagi kisah seputar perjuangan mewujudkan mimpi punya rumah sendiri lainnya yang juga tak kalah menginspirasi. Temukan kisahnya hanya di
Cerita Rumah.
Hanya Rumah247.com yang percaya Anda semua bisa punya rumah
Teks: Yudhanti Budi, Foto: Zaki Muhamad