Download Aplikasi Rumah247

Cerita Rumah Efi dan Indra: Kredit Mobil? Beli Rumah Lebih Menantang!

Banyak alasan untuk memiliki sebuah rumah yang nyaman untuk dihuni bersama keluarga tercinta. Misalnya sebagai tempat berlindung, tempat tumbuh kembang sang buah hati. Berbagai kriteria dan impian akan sebuah rumah idaman pastinya juga ada di kepala setiap orang.
Begitu juga dengan pasangan Efi Dyah Indrawati dan Indrayansyah Nur. Perjalanan dan pengalaman mereka bisa dibilang cukup panjang dalam menemukan dan mewujudkan rumah idaman yang sempurna.
Kini Efi dan Indra, serta keempat anaknya Faishal, Shofi, Daffa, dan Afia, telah menempati rumah baru mereka. Sejak Januari tahun 2019 mereka akhirnya menghuni rumah yang berhasil mereka miliki di kawasan Cipadu, Pondok Aren, Tangerang Selatan.
Mau punya rumah di sekitar kawasan Cipadu, Pondok Aren, Tangerang Selatan seperti Efi dan Indra yang lokasi rumahnya dekat dengan Jakarta Selatan? Temukan pilihan rumahnya dengan harga mulai dari Rp300 jutaan di sini!
Sebuah rumah yang lokasinya di hook dengan luas tanah 166 m2, yang dirasa telah mampu mengakomodir kebutuhan seluruh anggota keluarganya. Tapi apakah ini rumah pertama mereka? Ternyata bukan. Ini adalah rumah keempat yang mereka beli!

Cerita Rumah Efi dan Indra: Beli Rumah, Ngontrak Rumah, Beli Rumah Lagi

Cerita Rumah Efi dan Indra: Beli Rumah, Ngontrak Rumah, Beli Rumah Lagi

 

Sebelum bercerita tentang rumah baru yang kini sudah ditempati, Efi mengajak untuk kembali ke masa 20 tahun silam. Masa di mana pasangan yang baru dikaruniai anak pertamanya ini berhasil memiliki rumah pertama mereka.
“Kami sudah mulai mencicil rumah itu sejak beberapa bulan sebelum menikah, tepatnya di tahun 1999. Sebuah rumah di kawasan Pamulang yang akhirnya kami huni di tahun 2001 berbarengan dengan kelahiran Faishal si sulung,” jelas Efi.
Selama 2 tahun menempati rumah pertama tersebut, Indra yang saat ini berprofesi sebagai dosen di PKN STAN merasa jarak dari Pamulang ke Bintaro cukup melelahkan, walau masih sama-sama berada di kawasan Tangerang Selatan.
Ketika melahirkan anak keduanya, Shofi, Efi sangat ingin punya tempat tinggal yang lebih dekat ke tempatnya mengajarnya di Bintaro. Mereka kemudian mengontrak rumah selama setahun di Jurangmangu. Namun setahun kemudian, selama hampir1,5 tahun, mereka pindah rumah, sementara ke Balikpapan karena dinas.
Sekembalinya ke Jakarta mereka kembali mengontrak di dekat area kerja, saat itu rumah pertama sudah dikontrakkan. Singkat cerita, tahun 2006 Efi dan Indra tertarik dan membeli rumah keduanya di Nuansa Asri Cipadu (NAC), Pondok Aren dengan cara KPR.
Alasan membeli rumah kedua ini karena beberapa kali rumah tempat mereka mengontrak terkena banjir. Dan Efi tidak mau jika harus memperpanjang sewanya di situ namun ketika hujan mereka harus merasa deg-degan lagi khawatir banjir.
Dalam masa pelunasan KPR dengan tenor 10 tahun tersebut Efi dan Indra dikejutkan dengan datangnya kerabat yang ingin menjual rumahnya di Pondok Bambu, Jakarta Timur, karena sedang sangat membutuhkan uang.
Walau saat itu Efi dan Indra memiliki tabungan, yang sebenarnya ditujukan untuk mencari rumah idaman berikutnya, namun akhirnya mereka sepakat membantu kerabat tersebut dengan cara ‘tukar guling’ dengan rumah Efi yang pertama, dan sisa uang dibayarkan dalam 3 tahap. Dan berhasil dibelilah rumah yang ketiga.

Cerita Rumah Efi dan Indra: Tantangan Beli Rumah Diskon Rp300 Juta

Cerita Rumah Efi dan Indra: Tantangan Beli Rumah Diskon Rp300 Juta

 

Bagi Efi, ruang yang cukup untuk keluarganya sangatlah penting. Rumah kedua yang ditempati pun lunas di tahun 2016. Kala itu juga bertepatan dengan kelahiran anak keempatnya. Mereka sudah terlanjur cinta dengan kawasan perumahan Nuansa Asri Cipadu (NAC), Pondok Aren karena lingkungannya aman, asri, akses transportasi pun mudah.
Maka berbekal tekad untuk memberi kenyamanan bagi anak-anaknya, Efi dan Indra pun mulai melirik rumah yang lebih besar. Masih berada di area yang sama, NAC, namun lokasinya berada di bagian depan. Sudah lama mereka diam-diam mengincar rumah yang berada di deretan depan tersebut.
Ngambil kredit mobil mahal lalu susah bayarnya itu buat saya bukan tantangan. Tapi kalau ada rumah paling besar di komplek saya itu bisa enggak saya beli dalam lima tahun, itu baru tantangan!” tegas Indra dengan yakin.
Bagi Indra, alasan membeli rumah keempat ini merupakan sebuah tantangan untuk dirinya sendiri. Dan Indra juga yakin kalau 1/3 dari total penghasilan mereka bisa dipakai untuk tabungan properti.
Prosedur Proses Akad Kredit KPR di Indonesia

Prosedur Proses Akad Kredit KPR di Indonesia

Mereka bolak-balik mencoba menawar harga rumah incaran mereka ke pihak pengembang. Namun harga rumah itu tetap bergeming jauh di luar jangkauan mereka. Sampai suatu hari datang tawaran yang tak bisa mereka tolak.
Pada akhir tahun 2016, pihak pengembang datang menawarkan rumah incaran mereka dengan diskon 300 juta. Syaratnya satu, akad kredit mesti dibuat per Desember 2016. Wah, kesempatan tak mungkin datang dua kali!
“Karena tawaran diskonnya lumayan, akhirnya kita usahakan supaya gimana caranya bisa terkumpul uang muka. Apalagi anak-anak sudah mulai besar, perlu ruang yang lebih luas,” jelas Efi. Lokasi rumah yang diincar sangat strategis, berada di hook sehingga tanahnya lebih luas.
Upaya mengumpulkan DP yang cukup besar dilakukan dengan berbagai cara, menjual simpanan logam mulia, menggadaikan mobil, hingga meminjam uang pada beberapa kerabat. Semua dilakukan karena sebagian besar tabungan sudah dipakai untuk membeli rumah ketiga secara tunai bertahap.

Cerita Rumah Efi dan indra: Meleset Menghitung Biaya Notaris dan Biaya Asuransi

Cerita Rumah Efi dan indra: Meleset Menghitung Biaya Notaris dan Biaya Asuransi

 

Beberapa kali membeli rumah, satu pelajaran penting yang diambil oleh Efi dan Indra adalah keharusan untuk teliti berhitung. Di antara keduanya, Indra adalah orang yang lebih teliti dalam menghitung setiap sen pengeluaran keluarga agar sesuai dengan kebutuhan dan prioritasnya. Terutama pengeluaran-pengeluaran besar.
Namun, bukan berarti ia tidak pernah meleset memperhitungkan segala sesuatu. Kasus yang paling nyata terjadi saat proses pembelian rumah keempatnya ini. Karena kondisi keuangan yang mepet, maka Indra mencoba membuat perhitungan seketat mungkin untuk memastikan bisa melunasi uang muka rumah.
“Karena KPR saya dibatasi plafon kredit, jadi kami betul-betul usahakan untuk membayarkan uang muka yang cukup signifikan,” jelas Indra. Semua yang bisa diuangkan sudah diuangkan.
8 Tambahan Biaya Jual Beli Rumah di Indonesia, Perlu Disiapkan!

8 Tambahan Biaya Jual Beli Rumah di Indonesia, Perlu Disiapkan!

Sudahlah ngepasndilalah perhitungan yang dibuatnya sedikit meleset. “Waktu itu saya belum menghitung biaya asuransi dan notaris,” lanjut Indra. Ia baru menyadarinya ketika dihubungi jelang tanda tangan akad kredit. Jumlahnya pun tidak kecil, sekitar Rp60 juta.
Tentu tidak lucu kalau akad batal hanya karena soal biaya asuransi dan notaris. Maka Indra mengajukan tempo satu bulan kepada pihak pengembang untuk melunasi kekurangan biaya tersebut. Permintaan disetujui, dan konsekuensinya membuntuti.
Perlu diketahui, saat mulai bergerak untuk membeli rumah secara KPR, pahami dulu berbagai langkah yang nantinya akan dilewati, dan jangan terburu-buru. Dan di Rumah247.com terdapat panduan lengkap cara mengajukan KPR di Indonesia agar proses semakin lancar.

Cerita Rumah Efi dan Indra: Satpam Sang Malaikat Penyelamat

Cerita Rumah Efi dan Indra: Satpam Sang Malaikat Penyelamat

 

Satu bulan kemudian uang senilai Rp60 juta yang dicari tak kunjung didapat. “Kalau pinjam ke keluarga, sudah malu. Mau pinjam ke teman, ndilalah orangnya sedang di luar negeri jadi tidak enak,” lanjut laki-laki berusia 50 tahun itu.
Kecemasannya membawa ia banyak mondar-mandir di pelataran kampus. Tinggal beberapa hari lagi menuju tempo pembayaran biaya asuransi dan notaris rumah barunya.
“Sampai satpam kampus bertanya sedang ada masalah apa?” tawa Indra mengingat hal itu. Ia pun berpikir mau menjawabnya atau mengabaikannya. Entah kenapa Indra malah menceritakan permasalahan peliknya.
Ndilalah si satpam ini malah bilang, ‘Kalo begitu bisa pakai uang saya dulu aja, pak!’ Wah, itu saya benar-benar enggak menyangka,” kata Indra lagi. Alhasil persoalan kekurangan uang pun teratasi dengan cara yang tak terduga. Yang muncul bukan malaikat penyelamat, tetapi satpam penyelamat!
Temukan juga beragam tips, panduan, dan informasi mengenai pembelian rumah, KPR, pajak, hingga legalitas properti di Panduan Rumah247.com.
Kini, tantangan lain muncul di depan mata. Bagaimana mengganti uang-uang pinjaman? Desember 2016 tiba, dan akad kredit sudah dibuat. Rumah incaran sudah didapat. Tapi keuangan tidak terus jadi lega. Setelah tanda tangan akad, pasangan ini sama-sama memulai dari nol lagi untuk kesekian kalinya.
Mereka kembali mengumpulkan pundi-pundi untuk kebutuhan sehari-hari maupun untuk memenuhi kewajiban membayar cicilan setiap bulan. Untuk kebutuhan sehari-hari Efi menyisihkan 70% dari penghasilan, dan ini sudah sangat mencukupi.
Dan untuk membayar hutang, sumbernya didapat dari rapelan kenaikan penghasilan Efi dan Indra (naik pangkat/jabatan). “Jadi sejalan dengan income yang bertambah, cicilan pun jadi lebih ringan,” ujar Efi.Tak lupa mereka menyisihkan sebagian untuk modal menyesuaikan rumah baru dengan kebutuhan mereka, alias renovasi.

Cerita Rumah Efi dan Indra: Belajar Renovasi Rumah dari Pengalaman

Cerita Rumah Efi dan Indra: Belajar Renovasi dari Pengalaman

 

Setahun berselang sejak akad kredit pemilikan rumah baru mereka. Rumah baru mereka tetap kosong tanpa penghuni selama sekitar dua tahun. Sebabnya mereka menunggu rumah selesai direnovasi sebelum ditempati.
“Banyak tetangga bilang, kenapa enggak dikontrakin? Tapi kan nanti jadi repot juga,” jelas Indra. Lebih lanjut, Indra menjelaskan pertimbangannya belajar dari renovasi rumah sebelumnya. “Saya punya pengalaman juga kalau renovasi saya masih tinggal di situ repot ya. Kotor,” lanjutnya.
Mengapa selang waktu untuk renovasi lama sekali? Karena pasca pengambilan KPR mereka memfokuskan keuangan untuk mengembalikan dana-dana pinjaman. Untungnya hal ini bisa diselesaikan di tahun pertama. “Mungkin juga kehadiran si bungsu, Afia, membawa banyak rezeki buat kami,” ujar Efi.
Beres mengurus dana-dana pinjaman, baru mereka mengumpulkan dan merencanakan keuangan untuk melakukan renovasi. Hal ini dilakukan karena renovasi yang cukup ekstensif.
Bukan hanya memperbaiki ruangan, tetapi pasangan ini juga menambah ruangan. Penambahan-penambahan ruangan ini mereka lakukan karena rumah mereka kedapatan kelebihan tanah.

Tips Rumah247.com

Saat renovasi rumah, memilih pemborong terpercaya tolok ukurnya adalah dari dokumen Rancangan Anggaran Biaya (RAB) mereka. Semakin RAB dibuat dengan transparan sampai ke spesifikasi material yang dipakai, maka itu pertanda bagus.

“Jadi tanah itu sebetulnya aslinya 136 m2, tapi ada tanah lebih jadi 166 m2. Daripada enggak terpakai kita coba untuk bikin dapur tambahan sama ruang atas,” jelas Indra. Untuk urusan renovasi, Indra juga menjadi orang yang terlibat aktif di bagian perencanaan praktis.
Dimulai pada 2017, renovasi dilakukan dalam tiga tahap. Penambahan ruang dapur jadi prioritas pertama, baru ruang atas, pembangunan pagar rumah, dan terakhir menambahkan balkon. Untuk mewujudkan visinya itu, dibutuhkan perencanaan matang dan biaya yang tidak sedikit.
Dalam melakukan renovasinya, pasangan ini cermat dalam menentukan langkahnya. Banyak melakukan pencarian di internet salah satunya memahami informasi penting seputar panduan lengkap renovasi rumah idaman di Rumah247.com.

Tips memilih pemborong ala Efi dan Indra:

  • Sebagai pengguna jasa harus rajin membaca, mendengar, dan membandingkan. Supaya bisa memahami apa yang sedang dikerjakan.
  • Kami pilih pemborong terpercaya tolok ukurnya dari dokumen Rancangan Anggaran Biaya (RAB) mereka. Semakin RAB dibuat dengan transparan sampai ke spesifikasi material yang dipakai, maka itu pertanda bagus.
  • Seluruh jasa tukang sudah termasuk dalam perincian RAB yang dibuat oleh pemborong. Praktis, tidak ada tambahan biaya lagi di luar RAB tersebut.

Cerita Rumah Efi dan Indra: Cicilan KPR Jangkar Perencanaan Keuangan

Cerita Rumah Efi dan Indra: Cicilan KPR Jangkar Perencanaan Keuangan

 

Jika bagi beberapa orang perencanaan keuangan adalah sebuah konsekuensi dari sebuah keputusan besar seperti mengambil KPR, tidak bagi pasangan Efi dan Indra. Pasangan akademisi ini justru kini menjadikan cicilan KPR sebagai alat mereka dalam membuat perencanaan keuangan.
Cicilan KPR setiap bulan secara tidak langsung membantu mereka menyusun prioritas pengeluaran. Terutama untuk Efi. “Saya yang bocor, suami yang rajin nabung. Jadi waktu nyicil rumah kedua itulah jadi belajar nabung sama dia,” kata Efi.
“Prinsipnya itu prioritas,” sambung Indra. Mana yang utama, mana yang penting, maka itu yang didahulukan. Dalam mengelola keuangan, pasangan ini selalu memastikan seluruh kebutuhan dan kewajiban mereka sudah terpenuhi. Baru sisanya mereka kelola untuk keperluan-keperluan lain. Selebihnya baru mengikuti.
Dengan prinsip itu maka cicilan rumah tentunya selalu menjadi yang utama. Itu mengapa keberadaan cicilan KPR mereka anggap sebagai jangkar perencanaan keuangan mereka. Maka waktu KPR pertama mereka lunas pada 2014 dan tidak ada lagi tagihan setiap bulan, Efi dan Indra merasa perencanaan keuangan mereka jadi tak lagi fokus.
“Setelah itu saya seperti kurang tertantang kalau tidak ada cicilan. Perencanaannya jadi enggak fokus,” kata Indra. Maka kemudian ia bersama istri kembali berhitung dan sampai pada kesimpulan bisa mengambil KPR lagi dengan cicilan 30% dari total penghasilan berdua.

Tips Mengatur Keuangan dari Rumah247.com

  • Melihat gambaran finansial. Cari tahu jumlah penghasilan, cicilan utang, dan tabungan Anda saat ini. Semua detail ini akan membuat Anda bisa mengetahui kemampuan dalam membeli rumah.
  • Membuat anggaran. Ketahui tipe rumah yang sesuai dengan anggaran. Jika ingin beli rumah dengan cara mencicil, cari tahu jumlah uang yang mampu disisihkan untuk membayar DP dan cicilan rumah.
  • Tidak ada utang. Jika masih memiliki cicilan lain, seperti utang kartu kredit, sebaiknya Anda melunasinya lebih dahulu sebelum mengajukan KPR.
  • Sisihkan pendapatan. Misalnya 70 persen untuk keperluan sehari-hari, sedangkan 30 persen ditabung untuk membeli rumah.
  • Punya rekening yang berbeda. Satu rekening untuk keperluan sehari-hari dan satu lagi rekening untuk menabung.
  • Terapkan autodebet. Pendapatan setiap bulan akan secara otomatis memotong sejumlah uang ke rekening tabungan.
  • Target tabungan. Mulailah menabung dengan target harian, mingguan, hingga bulanan. Walaupun sedikit, jika dilakukan secara rutin dan disiplin, akan membuahkan hasil maksimal.
(untuk lebih lengkapnya bisa klik di sini)

Cerita Efi dan Indra: Rumah Kecil di Masa Pensiun Berhalaman Luas di Malang

Cerita Efi dan Indra: Rumah Kecil di Masa Pensiun Berhalaman Luas di Malang

 

Setelah beberapa kali berpindah rumah, apakah rumah ini sudah menjadi rumah idaman? “Sebetulnya belum,” kata pasangan ini kompak. Sebabnya, rumah-rumah yang mereka tinggali adalah rumah jadi. Yang pada akhirnya dilakukan renovasi besar seperti yang dilakukan di rumah sekarang.
Mimpi Efi dan Indra adalah mempunyai rumah kecil dengan halaman yang luas. Maka impian mereka adalah membeli tanah di luar kota. “Kalau bisa ya di Malang, Jawa Timur, karena tempatnya si Nyonya,” kata Indra merujuk pada Efi dan kota kelahirannya.
Cita-cita pasangan ini bukan hanya memiliki rumah mungil nan asri di luar kota. Akan tetapi juga mempunyai aset tanah untuk suatu hari dibangun jadi sekolah untuk mereka yang membutuhkan pendidikan dengan biaya terjangkau. Sebuah rencana yang kami sambut dengan Aamiin panjang.
Bagi keduanya, rumah idaman dan cita-cita mereka bukan sekadar angan-angan. Melainkan sebuah rencana yang langkahnya sedang disusun pelan-pelan. Sementara itu, rumah mereka di kompleks NAC, Cipadu ini dirasa cukup untuk kebutuhan yang ada.

TANYA RUMAH247.COM

Jelajahi Tanya Rumah247.com, ambil keputusan dengan percaya diri bersama para pakar kami

Tanya Rumah247.com Sekarang
“Saya pikir rumah yang sekarang ini cukup dan pas. Sebab nanti kalau anak-anak menikah kan juga akan tinggal masing-masing, jadi rumah akan cuma punya berdua,” simpul Efi yang memiliki hobi masak dan crafting.
Oleh karena itu kini mereka fokus mengelola aset-aset yang mereka punya. Termasuk pula perencanaan-perencanaan keuangan untuk memenuhi kewajiban-kewajiban saat ini. Nanti setelah sudah kembali lega. Baru mungkin mereka menyusun rencana untuk rumah pensiun idaman mereka di Kota Apel suatu saat nanti.
Kegigihan dalam menabung serta merencanakan prioritas dalam mengatur keuangan berbuah hasil bagi pasangan Efi dan Indra. Tak hanya satu, bahkan kini tiga rumah sudah di tangan.
Itulah cerita perjalanan Efi dan Indra yang sampai membeli empat rumah. Bukan hanya sebagai investasi, tapi juga tantangan. Simak perjalanan cerita rumah Efi dan Indra.. Masih ada banyak lagi kisah seputar perjuangan mewujudkan mimpi punya rumah sendiri lainnya yang juga tak kalah menginspirasi. Temukan kisahnya hanya di Cerita Rumah.

Hanya Rumah247.com yang percaya Anda semua bisa punya rumah

Related Articles

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Stay Connected

0FansLike
3,910FollowersFollow
0SubscribersSubscribe
- Advertisement -spot_img

Latest Articles