Begitulah arti rumah bagi Andriyanto Herry Prabowo. Baginya rumah adalah kebanggaan, karena berfungsi sebagai tempat berlindung bagi keluarganya. Dan jika pada umumnya orang tua akan mendukung penuh saat anaknya punya rencana untuk membeli rumah, tapi tidak demikian dengan Andri yang menikahi Novi Rahayu Mayasari.
Orang tua Novi, khususnya sang ibu, tidak ingin anaknya membeli rumah. Lebih tepatnya, sang ibu ingin Novi dan Andri tinggal di rumahnya saja. Maklum, Novi adalah anak tunggal. Ibunya, tak ingin tinggal terpisah dengan anak semata wayangnya.
Toh, rumah yang mereka tinggali selama ini di daerah BSD, Tangerang Selatan cukup luas untuk ditinggali bersama. Sejak Andri dan Novi menikah pada 2017, sang ibu sudah berpesan bahwa mereka tak perlu pusing-pusing membeli rumah, apalagi sampai harus mengontrak rumah. Tinggal saja di rumah orang tua Novi.
Mau punya rumah yang harganya terjangkau dan dekat ke stasiun kereta yang potensial seperti rumah Andri di kawasan Parung Panjang, Bogor? Temukan pilihan rumahnya dengan harga di bawah Rp500 jutaan di sini!
Namun, ternyata di masa pandemi ini, terutama saat PPKM, memiliki rumah sendiri menjadi hal yang sangat disyukuri banyak orang. Begitu pula yang dirasakan Andri. Dengan tingkat penyebaran virus corona atau COVID-19 yang meningkat pesat, rumah menjadi ‘sarang’ buat bertahan dari gempuran wabah yang makin merajalela.
Cerita Rumah Andri: Beli Rumah Jadi Rencana Rahasia
Seperti umumnya orang yang sudah berumah tangga, keinginan Andri dan Novi untuk memiliki rumah sendiri jelas ada. Dalam obrolan santai menjelang tidur, saat mereka sharing mengenai rencana-rencana ke depan, akhirnya muncul juga niat untuk membeli rumah, rumah yang akan jadi milik mereka sendiri.
Setelah terbesit ide untuk membeli rumah, mereka berdua pun mulai menyusun rencana. Rencana tersebut biasanya mereka obrolkan menjelang tidur, agar tidak terdengar orang lain, terutama orang tua Novi.
Dari obrolan-obrolan mengenai rumah impian inilah kemudian mengerucut pada kisaran harga rumah yang akan mereka beli. Andri dan Novi juga menghitung kemampuan finansial mereka berdua untuk membeli rumah.
Mereka sepakat bahwa untuk rumah yang akan mereka beli ada di kisaran harga Rp400 jutaan. Penentuan harga rumah di awal ini bertujuan agar ketika mulai mencicil KPR (Kredit Pemilikan Rumah) tidak membebani keuangan mereka. Hal ini sebenarnya juga bisa disimulasikan lewat kalkulator KPR.
Langkah Tepat Punya Rumah Sendiri: Kumpulin Niat Punya Rumah
Setelah target harga rumah ditentukan, mereka langsung mulai melakukan pencarian rumahnya. Tapi mereka tidak langsung mendatangi perumahan yang sesuai kriteria mereka. Awalnya mereka mencari info dari pameran ke pameran dan juga lewat listing properti di jual di Rumah.com
Mereka acapkali mampir ke booth pameran properti yang kadang digelar di mal-mal. Mereka juga meluangkan waktu khusus dengan mendatangi pameran properti besar di Jakarta Convention Center, salah satunya IIPEX (Indonesia International Property Expo)
Jangan lupa untuk pantau terus Rumah.com, berbagai pameran properti yang digelar virtual akan mempermudah Anda mencari hunian dari rumah saja. Simak juga panduan membeli rumah melalui pameran properti virtual.
“Waktu itu, kalau lagi jalan-jalan di akhir pekan, jadi lebih memperhatikan baliho dan spanduk perumahan yang biasanya dipasang di pinggir jalan. Hahaha,” kata Andri sembari tertawa.
Mereka juga lebih sering membuka grup WhatsApp karena terkadang ada teman yang memberikan informasi mengenai penawaran rumah dijual. Dari informasi yang terkumpul tersebut, mereka pun menyortir yang sesuai kriteria, selanjutnya bersiap untuk survei ke lapangan. Lucunya, sampai rencana awal melakukan survei tersebut, mereka belum memberi tahu orang tua Novi.
Cerita Rumah Andri: Pencarian Rumah ke Selatan BSD Jadi Petualangan

Saat mulai pencarian rumahnya, Andri dan Novi memilah daerah mana yang akan mereka survei. Mereka memutuskan lokasi perumahan yang jadi target pencarian adalah daerah Selatan BSD. Bisa Bogor, bisa juga daerah Tangerang. BSD sendiri mereka coret, karena harga properti di kawasan ini menurut mereka sudah terlalu tinggi.
“Untuk lokasi yang sejak awal saya coret adalah Bekasi. Alasannya jaraknya memang jauh dari tempat kerja dan saya juga tidak paham dengan wilayah tersebut karena memang belum pernah tinggal di daerah Bekasi,” kata Andri yang saat itu bekerja di Alam Sutera, sementara Novi bekerja di daerah BSD.
Petualangan pun dimulai. Perumahan pertama yang mereka survei adalah di kawasan Sepatan, Tangerang. Ternyata lokasi rumah yang mereka survei terbilang jauh. Bahkan, sebelum sampai lokasi, mereka sudah tidak sreg dengan lokasi ini. Akses jalan tidak terlalu lebar, dan minim transportasi umum.
Petualangan pencarian rumah selanjutnya adalah ke daerah Maja, Banten. Andri merasa lebih bersemangat dengan lokasi kedua ini. Berbeda dengan Sepatan yang minim sarana transportasi umum, daerah Maja memiliki akses kereta api.
Ada dua lokasi perumahan yang mereka survei di daerah Maja ini. “Tapi sayangnya kurang memuaskan hati. Akses jalan menuju lokasi perumahan lagi-lagi jadi penyebabnya. Jalan menuju lokasi perumahan yang banyak dilalui truk pengangkut pasir membuat kondisinya rusak dan banyak lubang,” ujar Andri.
“Mobil saya waktu itu model city car dengan ground clearance rendah. Jadi harus zig-zag menghindari lubang saat akan survei rumah ke daerah Maja ini. Di banyak titik, mobil hanya bisa melaju 20 km/jam,” kata Andri.
Setelah itu Andri melanjutkan survei ke daerah Bogor. Lokasi pertama yang disurvei adalah perumahan di Gunung Sindur. Meskipun masuk wilayah kabupaten Bogor, tapi lokasi ini tidak terlalu jauh dari BSD.
Spesifikasi rumah di daerah Gunung Sindur ini sebenarnya cocok dengan mereka. Apalagi harganya juga sekitar Rp300 juta. Tapi ada satu hal membuat Andri tidak yakin, yaitu kontur tanah yang lokasinya berada di cekungan. Andri khawatir, bila musim hujan daerah ini berpotensi banjir. Lokasi ini pun akhirnya juga dicoret Andri.
Cerita Rumah Andri: Tertarik Rumah di Parung Panjang Langsung Cek Reputasi Pengembang
Di saat bingung karena survei ke beberapa lokasi perumahan tidak memuaskan pasangan ini, seorang teman Novi menawarkan survei ke perumahan Sentraland Paradise yang terletak di daerah Parung Panjang, Bogor.
Daerah ini sebenarnya pernah mereka lewati saat akan survei ke Maja. Namun, mereka tidak sempat survei di lokasi ini, karena tidak ada informasi detail perumahan di daerah ini. Saat melakukan survei ke Sentraland Paradise, Andri dan Novi langsung tertarik.
“Saya melihat Sentraland Paradise ini seperti BSD mini. Modelnya klaster-klaster gitu. Kemudian akses jalannya besar dan sudah dicor. Di tengah dua lajur jalan terdapat boulevard. Harganya juga sesuai dengan target bujet kami yaitu Rp385 juta,” kata Andri.
Meskipun tertarik dengan lingkungan perumahan ini, Andri dan Novi tidak langsung memutuskan membeli rumah di daerah tersebut. Langkah pertama yang dilakukan adalah cross check mengenai reputasi pengembang perumahan ini yaitu BSA Land.
12 Tips Memilih Pengembang Properti yang Kredibel
Andri pun langsung mencari tahu dengan browsing mengenai profil pengembang ini. Ternyata di listing properti di jual di Rumah.com sudah ada beberapa kompleks perumahan yang dibangun BSA Land. Setelah melihat company profile BSA Land dan portofolionya cukup baik, Andri dan Novi memutuskan untuk membeli rumah di Sentraland Paradise di Cluster Malta.
Selain lingkungan dan reputasi dari pengembang, spesifikasi bangunan juga jadi pertimbangan lain. Sejak aktif survei rumah, Andri punya patokan unik mengenai spesifikasi rumah, tembok rumah harus double wall alias berdiri sendiri, tidak menyatu dengan tetangga.
“Beberapa perumahan kan memang ada yang menerapkan single wall ya. Jadi satu tembok untuk dua rumah. Saya gak mau ini. Gak enak kalau memaku tembok terdengar tetangga. Jadi double wall ini syarat mutlak,” kata Andri.
Satu lagi kelebihan dari Sentraland, yaitu jaraknya dekat dengan stasiun kereta. Perjalanan dari perumahan ini ke Stasiun Parung Panjang hanya memerlukan waktu sekitar lima menit. Hal ini juga jadi nilai plus, karena Andri berencana pindah kerja di Jakarta waktu itu.
Cerita Rumah Andri: Rayu Ibu Demi Restu Beli Rumah Baru
Saat memutuskan memilih Sentraland Paradise dan akan memulai transaksi pembelian rumahnya, Andri dan Novi terlebih dulu berkonsultasi dengan ayah Novi. Mereka berdua merasa butuh masukan mengingat belum berpengalaman saat proses pembelian rumah pertama mereka ini.
“Meskipun saya bekerja di bidang properti, pengembang apartemen, tapi proses jual beli rumah kurang menguasai. Saya kan kerja di bagian promosi. Sementara urusan jual beli kan urusan legal. Saya tidak pernah berhubungan dengan hal tersebut,” kata Andri.
Saat itu mereka benar-benar hanya berkonsultasi dengan ayah Novi dan sengaja tidak bercerita kepada ibunya. Pilihan ini diambil karena sejak awal sang ibu menginginkan mereka tetap tinggal di BSD.
Panduan Lengkap Beli Rumah Pertama
Namun, serapat-rapatnya menyimpan rahasia, toh akhirnya sang ibu tahu juga. Reaksi pertama yang muncul dari sang ibu adalah penolakan, keberatan dengan rencana Andri dan Novi. Toh rumah sang orang tua cukup luas untuk ditinggali bersama. Tidak perlu bayar cicilan pula.
Andri dan Novi kemudian merayu dan meyakinkan sang ibu guna mendapat restu, bahwa mereka tidak akan buru-buru juga untuk pindah rumah. Mereka akan tetap tinggal di BSD terlebih dahulu. Pembelian ini dianggap sebagai investasi properti jangka panjang, sebagai tabungan dan demi keamanan masa depan anak-anak mereka nanti.
Setelah berhasil meyakinkan sang ibu, proses pembelian rumah mereka pun dimulai dengan membayar uang muka rumahnya atau down payment (DP).
Cerita Rumah Andri: Menghitung Kemampuan Cicilan DP dan Cicilan KPR
Nah, saat akan membayar DP ini, mereka menghadapi kendala, setelah dihitung-hitung lewat sejumlah simulasi, angsuran DP yang harus dibayarkan setiap bulannya ternyata terlalu besar bagi mereka. Hasil penghitungan dari pengembang mengharuskan mereka mencicil DP bulanan sebesar Rp4 juta selama delapan bulan.
Tak kurang akal, mereka coba melakukan negosiasi dengan developer agar cicilan DP diturunkan menjadi Rp2,5 juta dengan konsekuensi cicilan jadi lebih panjang, 12 bulan. Beruntung permintaan mereka disetujui dan bisa langsung mulai menyicil DP rumah bertipe 36/72 tersebut. Tantangan berikutnya yang harus mereka lalui adalah saat harus menentukan jumlah cicilan KPR.
Berdasarkan pengalaman mereka membayar cicilan DP, angka Rp2,5 juta dianggap angka yang pas dan tidak memberatkan. Jadi mereka memutuskan jumlah cicilan KPR yang sama dengan jumlah cicilan DP rumahnya. Selanjutnya, proses pengajuan KPR hingga akad kredit pun berjalan lancar, karena Novi menyiapkan segala sesuatunya dengan baik.
Pengalaman Novi bekerja di bidang relocation atau pindahan para ekspatriat membuatnya terbiasa mengurus dokumen. Sehingga, segala persyaratan dan dokumen yang dibutuhkan saat pengajuan KPR bisa dipersiapkan dengan baik. Proses akad kredit rumah Andri dan Novi akhirnya dilakukan Juli 2019. Rumah di Sentraland Paradise pun sah jadi milik mereka.
Cara Balik Nama Sertifikat Tanah Melalui Kantor BPN
Pada tahun 2020, bagian sales perumahan menawaran untuk membantu proses balik nama dari pihak pengembang ke nama pemilik. Tawaran tersebut langsung mereka setujui. Pertimbangannya, dari sisi legalitas akan lebih meyakinkan bila sudah atas nama sendiri.
Namun, di tengah proses balik nama tersebut, ada masalah yang muncul, mereka dianggap belum membayar iuran pengelolaan lingkungan (IPL). Padahal mereka rutin membayar IPL meskipun belum menempat rumah tersebut. Setelah komplain ternyata ada kesalahan input data. Proses balik nama melalui notaris pun bisa dilanjutkan.
Tapi apalah daya, proses balik nama tersebut harus tertunda beberapa bulan karena adanya kebijakan PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar) di masa pandemi. Mereka harus bersabar menghadapi kondisi ini. Proses yang seharusnya selesai pada pertengahan 2020, akhirnya baru selesai pada awal tahun 2021.
Cerita Rumah Andri: Poin Penting Beli Rumah, Dinding Harus Double Wall
Banyak pelajaran yang bisa dipetik dari cerita mewujudkan rumah impian Andri dan Novi. “Terpenting, di awal pastikan dulu tujuan utama membeli rumah, apakah untuk ditinggali atau hanya sebagai investasi properti. Selanjutnya tentukan bujet, kisaran harga rumah berapa yang akan dibeli” ujar Andri.
“Kalau sudah menemukan rumah yang sesuai kriteria, semisal dari lokasi dan fasilitas sekitar, pertimbangkan harga rumahnya, apakah sesuai kemampuan. Soal harga memang harus realistis karena terkait kemampuan kita membayar cicilan KPR dalam jangka panjang. Jangan sampai membebani keuangan tiap bulan,” tambah Andri.
Selanjutnya Andri juga mengingatkan untuk menghitung kemampuan cicilan bulanan. Caranya, ambil dari 30% penghasilan bulanan dan jangan lebih karena bisa membebani keuangan keluarga. “Sebisa mungkin juga jangan menunda waktu, tapi jangan kelewat bernafsu. Menunda waktu berarti akan membayar lebih mahal, karena harga properti semakin lama semakin naik,” saran Andri.
Temukan juga beragam tips, panduan, dan informasi mengenai pembelian rumah, KPR, pajak, hingga legalitas properti di Panduan Rumah.com
Menurut Andri, cari tahu rekam jejak pengembang lewat portofolionya, lewat proyek-proyek yang sudah mereka bangun juga bagus. Ini untuk mengantisipasi cerita developer yang menghilang dan tidak meneruskan proyeknya.
Saat proses pencarian rumah akses dan sarana transportasi juga jadi pertimbangan Andri. Baginya, perumahan yang baik harus memiliki akses transportasi umum maupun kendaraan pribadi yang baik. “Selain jalur kereta api, di area perumahan saya (Parung Panjang) juga ada rencana pembangunan jalan tol Serpong-Balaraja yang akan melintasi daerah sini,” ujarnya.
Sistem keamanan juga jadi pertimbangannya. “Saya juga memiliki syarat mutlak untuk rumah yang saya cari. Dinding rumah harus berdiri sendiri, double wall. Tidak menyatu dengan tetangga biar tidak saling terganggu jika salah satu mungkin ada perbaikan rumah, atau sekadar memasang lukisan di dinding,” papar Andri.
Cerita Andri: Bersyukur Punya Rumah Sendiri Ketika Harus Isoman
Cerita Andri dan Novi sejak mulai membeli rumah hingga akhirnya bisa menempatinya bisa dibilang seperti cerita drama. Mereka butuh waktu bertahun-tahun hingga akhirnya benar-benar bisa pindah ke rumah yang mereka beli. Seni negosiasi dengan orang tua dan pengembang jadi kunci penting perjalanan cerita rumah mereka.
Seusai urusan balik nama dan peningkatan SHM rumah Andri jadi tonggak baru kehidupan keluarganya. Pada Januari 2021 akhirnya Andri, Novi, dan kedua buah hatinya resmi pindah ke Sentraland Paradise. Ini semua karena akhirnya sang ibu membolehkan mereka tinggal di rumah sendiri, dengan syarat harus sering berkunjung ke rumahnya.
Seperti permintaan sang ibu, setiap akhir pekan mereka pun rutin berkunjung ke rumah orangtua Novi di BSD. Hal tersebut jelas mudah mengingat waktu tempuh dari Parung Panjang ke BSD hanya sekitar 30 menit saja. Dengan begitu, Ayah dan ibu Novi jadi tetap bisa sering bertemu dengan kedua cucunya.
Namun hal yang tak kalah pentingnya dari keputusan Andri dan Novi untuk punya rumah sendiri adalah manfaat yang mereka dapat di masa pandemi yang semakin menjadi-jadi seperti baru-baru ini. Rumah mereka akhirnya berfungsi sebagai tempat isolasi mandiri (isoman) bagi Andri yang sempat terdiagnosa positif COVID-19.
Ketika Andri isoman di rumahnya, istri dan kedua anaknya sementara diungsikan selama dua minggu di rumah orang tua Novi di BSD. “Bersyukur saya sudah punya rumah sendir
i. Repot kan misalnya isolasi mandiri masih tinggal dengan orang tua. Semua bisa terpapar, orang tua, istri, anak-anak, terlalu berisiko. Kalau di rumah sendiri kan aman, anak dan istri sementara tinggal di rumah orang tua,” kata Andri.
Bahkan di masa Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) yang diperpanjang lagi ini, Andri menyadari bahwa rumah benar-benar menjadi tempat yang paling aman bagi setiap orang, bagi setiap keluarga. Masa di mana segala aktivitas harus dilakukan dari rumah, mulai WFH (Work from Home) hingga SFH (School from Home).
Kini Andri sudah sembuh. Namun hingga saat ini Andri tak berani membayangkan apa yang kan terjadi jika saat ia positif COVID-19 dan masih tinggal di rumah mertuanya. Andri bersyukur sudah punya rumah.
Itulah cerita pengalaman Andri untuk punya rumah sendiri, awalnya ditentang dan ternyata besar manfaatnya saat harus isoman. Masih banyak lagi kisah seputar perjuangan mewujudkan mimpi punya rumah sendiri lainnya yang juga tak kalah menginspirasi. Temukan kisahnya hanya di Cerita Rumah.
Hanya Rumah.com yang percaya Anda semua bisa punya rumah