Beberapa waktu viral berita mengenai generasi milenial yang diramal bakal kesulitan membeli rumah tinggal. Anggapan ini muncul berdasar survei dari Urban Institute yang menyatakan bahwa lebih dari 50 persen generasi milenial yang disurvei belum siap, bahkan belum mampu untuk membeli rumah.
Survei tersebut tentu tidak bisa digeneralisir bahwa generasi milenial akan kesulitan membeli rumah. Andai generasi milenial tahu cara mudah membeli rumah, mereka pasti bisa memiliki rumah. Seperti Fadhil Kurnia Ardhana, salah satu milenial yang bisa mewujudkan membeli rumah pada usia relatif muda, yaitu 25 tahun.
Mau punya rumah atau mungkin malah tertarik punya investasi properti seperti Adhin di area Legok, Tangerang, yang mudah dijangkau dari Stasiun Kereta Parung Panjang sehingga ke Jakarta juga gampang? Cek pilihan rumah di bawah Rp700 juta di sini!
Awalnya tidak sengaja, kemudian tertarik membeli rumah. Namun di tengah jalan ia mengalami kesulitan yang tidak diperkirakan sebelumnya. Bagaimana akhirnya ia berhasil memiliki rumah dengan luas tanah 87 meter persegi dan luas bangunan 33 meter persegi di kawasan Legok, Tangerang? Simak ceritanya.
Cerita Rumah Adhin: Survei Rumah Subsidi Berujung Kecewa, Minimarket Jadi Parameternya
Cerita Adhin, begitu dia biasa dipanggil, terbilang unik. Pada akhir 2019, orang tua Adhin mengajaknya survei ke sebuah rumah subsidi di daerah Daru, Tangerang. Ayah Adhin tertarik pada promo kompleks perumahan syariah bersubsidi dengan cicilan di bawah Rp1 juta. Bila cocok, ia ingin membeli rumah tersebut sebagai investasi.
Berangkat dari rumah mereka di Pamulang dengan mengendarai mobil menuju lokasi perumahan. Ternyata, jarak dari Pamulang ke Daru cukup jauh, sekitar 50 kilometer dengan waktu tempuh sekitar 1,5 sampai 2 jam, tergantung kondisi lalu lintas.
Saat sampai di lokasi kondisi perumahannya ternyata di luar ekspektasi. Lokasi perumahan masih ada di daerah pedesaan dan berada di tengah sawah. Akses menuju lokasi jalannya juga terbilang sempit dan rusak. Adhin sempat tidak yakin daerah seperti itu akan dibangun perumahan.
Tips Rumah247.com
Untuk mengetahui prospek investasi di masa depan dari area hunian incaran, salah satu parameter mudahnya bahwa perumahannya cukup strategis atau tidak, bisa dilihat dari keberadaan minimarket di dekatnya
Setelah mencari informasi mengenai perumahan tersebut, ternyata fasilitas penunjangnya masih terbatas. Fasilitas kesehatan, pendidikan, dan perbelanjaan terbilang jauh. Bahkan tak ada minimarket di dekat perumahan tersebut. Menurut Adhin, salah satu parameter perumahan cukup strategis atau tidak yaitu adanya minimarket di dekatnya.
Setelah selesai survei, Adhin dan kedua orangtuanya sepekat bahwa perumahan tersebut kurang prospektif. Meskipun rumah tersebut hanya untuk investasi, bukan untuk ditinggali, tapi pertumbuhan nilainya akan lambat dan perlu waktu lama. Akhirnya survei tersebut berakhir dengan kecewa.
Namun saat hendak meninggalkan perumahan tersebut dan ingin pulang ke Pamulang, orang tua Adhin mengatakan bahwa di jalur yang mereka lewati saat menuju Daru terdapat spanduk open house milik sebuah kompleks perumahan. Di spanduk itu juga menawarkan free snack bagi yang datang untuk survei.
Cerita Rumah Adhin: Tak Sengaja Menemukan Lokasi Perumahan Prospektif Dekat Stasiun Parung Panjang
“Ya kami pikir jauh-jauh survei masa’ hanya ke satu lokasi sih?! Itu juga kurang memuaskan. Saat lihat spanduk perumahan Kana Park, kami pun tertarik. Apalagi ada tawaran free snack. Ya udah kita putuskan buat mampir, sekalian beristirahat sejenak,” kata Adhin.
Saat mampir ke kantor pemasaran Kana Park, Adhin mendapatkan penjelasan dari staf pemasarannya bahwa prospek kompleks perumahan tersebut cukup menarik. Pertama, lokasi Kana Park dekat dengan Stasiun Parung Panjang. Hanya sekitar 10 menit perjalanan ke Stasiun Parung Panjang.
Hal menarik berikutnya adalah akses jalan Tol Serbaraja (Serpong-Balaraja) yang akan melintasi Legok. Posisi Legok terbilang strategis, karena berada di tengah-tengah Bumi Serpong Damai (BSD) dan Tigaraksa, ibukota Kabupaten Tangerang.
Jarak dari Legok ke BSD dan Tigaraksa sama-sama sekitar belasan kilometer yang bisa ditempuh dalam waktu 30 menit melalui jalan biasa. Bila akses tol nanti sudah jadi, waktu tempuhnya tentu bisa lebih singkat, diperkirakan hanya sekitar 15 menit.
Ketahui Potensi Parung Panjang dan Area lainnya Lewat AreaInsider
Penjelasan mengenai fasilitas di lingkungan perumahan tersebut juga menarik. Nantinya perumahan yang menggunakan one gate system ini akan dilengkapi dengan club house. Penjelasan tersebut membuat Adhin tertarik. Akses transporasi mudah, sistem keamanan yang baik, dan fasilitas perumahan yang baik menjadi nilai plus bagi perumahan ini.
Keisengan mereka mampir ke Kana Park tersebut mengubah skenario awal survei ke Daru, Tangerang. Dari awalnya orangtua yang akan membeli rumah bersubsidi, justru orang tua dan kakaknya malah menyarankan Adhin untuk membeli rumah tersebut.
Melihat prospek daerah tersebut, Adhin memang kepincut membeli rumah di Kana Park. Rencana awal untuk membeli mobil pun ia singkirkan. Dia sepakat dengan usulan dari keluarganya. Membeli rumah, nilai bakal terus naik. Sementara membeli mobil, nilainya semakin lama justru akan menyusut.
Cerita Rumah Adhin: Beli Rumah Hook Uang Tanda Jadi Rp5 Juta, DP Rumah Bisa Cicil 18 Bulan Rp3,7 Juta
Ia juga teringat nasihat dari temannya. Membeli rumah di tahap awal pembangunan memberi keuntungan, karena harga jualnya lebih rendah dan prospek peningkatan harganya lebih tinggi. Meskipun kompleks tersebut baru dibuka dan belum ada rumah contoh, Adhin tetap yakin, karena pengembangnya kredibel yaitu BSA Land.
Akhirnya hari itu dia memilih membeli rumah dengan bangunan 33 meter persegi dan memilih tanah hook dengan luas total 87 meter persegi. Hal pertama yang harus dilakukannya adalah membayar uang tanda jadi pembelian rumah sebesar Rp5 juta.
Hal tersebut bisa dipenuhi, kebetulan ia memiliki tabungan dengan jumlah sama persis yaitu Rp5 juta. Setelah proses tanda jadi, staf pemasaran menyatakan bahwa selanjutnya ia harus membayar down payment (DP) dalam 14 hari ke depan.
Masalahnya adalah DP yang harus dibayarkan jumlahnya cukup besar, yaitu sekitar Rp70 juta. Menyediakan uang dengan jumlah sebesar itu dalam waktu 14 hari mustahil. Dia pun lalu berdiskusi dengan staf pemasaran mengenai ketertarikannya pada rumah tersebut. Tapi dia tidak memiliki uang tunai Rp70 juta. Dia menanyakan skema pembayaran DP yang bisa dilakukannya.
14 Tips Membeli Rumah Pertama Bagi Milenial dan Pasangan Baru Menikah
Pucuk di cinta ulam pun tiba. Ternyata ada tawaran cicilan DP selama 18 bulan dan Adhin bisa membayar cicilan DP Rp3,7 juta per bulan. Meski begitu, Adhin masih ragu dengan jumlah tersebut, sebab nilainya lebih dari setengah gajinya waktu itu. Tapi ibunya menyarankan untuk tetap mengambil saja, nanti akan ada jalan, kata sang ibu.
“Ya sudah, akhirnya bismillah saja. Di akhir 2019 akhirnya saya transfer tanda jadi Rp5 juta dan bulan berikutnya harus mulai menyicil DP. Tapi setelah bayar uang tanda jadi, saya berasa seperti orang kena hipnotis. Awalnya saya gak ingin beli rumah, lha ini kok malah jadinya memutuskan beli rumah,” kata Adhin.
Saat memutuskan membayar tanda jadi, Adhin kemudian baru sadar, bahwa membeli rumah tidak semudah membeli barang di supermarket. Tinggal datang, bayar, lalu urusan selesai. Ada banyak persyaratan yang harus dipenuhi.
Cerita Rumah Adhin: Jadi Tulang Punggung Keluarga di Masa Pandemi, Skema Cicilan DP Rumah Dinegosiasi
Tapi Adhin tak kehabisan akal. Dia punya cara unik mendapatkan info mengenai persyaratan dan persiapan apa saja yang diperlukan untuk proses KPR. Ia rutin berkeliling mendatangi perumahan baru di sekitar Pamulang dan bertemu dengan staf pemasarannya.
Dia menanyakan detail-detail persyaratan dan ia mendapatkan tips mengenai pembelian rumah termasuk urusan pembiayaan. Ternyata ada yang bersifat mutlak dan ada yang bisa dinegosiasikan. “Saya justru sering bertemu dengan staf pemasaran dari perumahan lain daripada perumahan yang saya beli. Dari situ saya justru dapat banyak insight dari marketing perumahan lain,” kata Adhin.
Selain bertanya ke staf pemasaran, Adhin juga mencari informasi mengenai seluk beluk pembelian rumah dari berselancar di internet. Selain mencari informasi dari website resmi pengembang, Adhin juga mendapatkan banyak info dari di laman Panduan Rumah247.com.
Kombinasi informasi yang didapat secara offline maupun online dari Rumah247.com, membuat Adhin jadi paham bahwa banyak hal yang bisa dinegosiasikan dalam proses pembelian rumah. Hal tersebut bermanfaat saat pandemi datang yang nyatanya memang berpengaruh terhadap proses cicilan DP.
Tips Rumah247.com
Bagi Anda yang kesulitan mengumpulkan DP rumah dalam waktu singkat, ada beberapa cara yang bisa dilakukan. Pertama, membagi penghasilan berdasarkan posnya masing-masing. Kedua, buka rekening auto debet. Ketiga, cari penghasilan tambahan. Terpenting, disiplin dalam menata keuangan sehingga pundi tabungan cepat terisi.
Di akhir 2020, kontrak kerja sang ayah habis. Jadi Adhin harus menjadi tulang punggung kehidupan perekonomian keluarganya. Ia harus bisa membagi uang Rp6 juta untuk biaya harian dan juga cicilan DP rumahnya. Ternyata gajinya tidak mencukupi, bahkan ketika ditambah dengan uang hasil kerja sampingan yang biasa dia lakukan.
“Saya sempat putus asa waktu itu. Rasanya penghasilan saya sudah tidak mungkin meneruskan membayar DP dan memenuhi biaya hidup saya dan kedua orang tua. Lalu saya datangi pengembang dan mengungkapkan hal tersebut,” kata Adhin.
Saat bertemu dengan pihak pengembang, Adhin menyatakan bahwa dia masih ingin melanjutkan proses pembelian rumah. Namun, kondisi ekonomi keluarga yang terdampak pandemi menyulitkan dia untuk bisa membayar cicilan DP secara reguler. Dia mulai melakukan proses negosiasi dengan pihak pengembang perihal skema pembayaran DP.
Cerita Rumah Adhin: Dapat Keringanan Cicilan, Review Pengeluaran Bulanan, Hingga Bikin Label Belanja Bulanan
Setelah melakukan negosiasi, Adhin mendapatkan keringanan untuk menunda cicilan selama 3 bulan. Tentunya hal ini sangat membantu keuangannya. Dalam masa relaksasi atau mendapatkan keringanan tersebut, Adhin me-review ulang pengeluaran bulanannya. Ia dengan mudah melakukannya, karena Adhin memang terbiasa membuat pembukuan keuangan sejak kuliah.
Namun, setelah kejadian “besar pasak daripada tiang”, dia membuat pembukuan dengan lebih detail. Cara Adhin dalam membuat pembukuan terbilang unik. Tidak hanya mencatat nama barang, ia juga terbiasa menuliskan detail sampai merek barang tersebut. Ia bahkan mengaku bisa tahu perbedaan harga satu supermarket dengan supermarket yang lain, meskipun terkadang selisihnya hanya Rp500.
Kebiasaan membuat pembukuan yang rapi ini memudahkan Adhin dalam membuat skala prioritas. Setiap mendapatkan penghasilan bulanan, prioritas yang dia utamakan adalah semua kewajiban mulai dari cicilan, bayar listrik, bayar internet, belanja bulanan, dan kewajiban lainnya.
Ia lalu membuat dompet khusus yang berisi uang untuk alokasi kewajiban dan belanja. Misalnya uang untuk belanja bulanan ia masukkan di dalam dompet khusus tersebut dan di depannya ada label dengan tulisan dengan “belanja bulanan”. Jadi, saat orang tuanya akan belanja, mereka tinggal mengambil uang tersebut dan tidak akan salah dengan uang keperluan lain.
Temukan juga beragam tips, panduan, dan informasi mengenai pembelian rumah, KPR, pajak, hingga legalitas properti di Panduan Rumah247.com
Cara ini sangat membantu keluarganya. Saat Adhin sakit dan dirawat pun, orang tuanya sudah tahu ke mana harus mengambil uang tersebut dan nilainya berapa. Kebiasan kecil ini jadi membentuk sistem keuangan keluarga otomatis yang membuat pengelolaan uang jadi lebih mudah.
Saat proses relaksasi selama tiga bulan berlangsung Adhin akhirnya bisa mengumpulkan uang sedikit demi sedikit untuk membayar cicilan DP. Di saat dia sudah siap memulai pembayaran DP rumah pasca-relaksasi, sebuah kabar baik dia terima.
Pada Maret 2021, Adhin diterima di kantor baru dengan gaji yang lebih besar. Hal tersebut jadi modal besar untuk meneruskan cicilan dan memenuhi kebutuhan harian keluarganya. “Wah, rasa dag dig dug harus membagi gaji Rp6 juta untuk cicilan DP rumah dan belanja bulanan pun bisa teratasi dengan peningkatan gaji baru saya ini,” ujar Adhin.
Cerita Rumah Adhin: Mulai dari DP, Relaksasi Cicilan DP, Hingga Nilai Angsuran KPR Semua Bisa Negosiasi
Setelah berhasil melanjutkan cicilan DP rumah, Adhin akhirnya harus mengambil keputusan memilih layanan KPR dari bank mana untuk rumahnya di Kana Park. Saat itu pihak pengembang menyatakan ada empat bank yang bekerja sama untuk layanan KPR yaitu OCBC, Maybank, CIMB, dan BTN.
Setelah membandingkan kelebihan dan kekurangan dari layanan KPR empat bank tersebut, akhirnya pilihan mengerucut pada dua bank yaitu Maybank dan OCBC. Maybank menawarkan cicilan fix 3 tahun sedangkan OCBC menawarkan bunga bank rendah di 3-5 tahun pertama. Benefit yang diterima dari kedua bank relatif berimbang pada pilihan cicilan fix di awal.
Saat membandingkan tenor, cicilan OCBC menawarkan jangka waktu cicilan lebih pendek, yaitu 15 tahun. Sedangkan Maybank menawarkan tenor cicilan selama 20 tahun. Pada perbandingan kedua ini OCBC memiliki keunggulan, karena tidak harus menyicil dalam waktu yang terlalu panjang.
Tapi, masalah tidak berhenti di situ. Meski menawarkan cicilan pendek, ternyata nilai total angsuran dari OCBC lebih tinggi. Nilainya di atas Rp1 miliar. Angka tersebut di atas nilai total yang ditawarkan Maybank. Pada posisi ini Adhin sempat ragu pada dua pilihan ini. Padahal dia tertarik dengan jangka waktu yang ditawarkan OCBC.
Selain biaya pembelian dari harga rumahnya, saat beli rumah ternyata ada sejumlah biaya tambahan lainnya yang perlu disiapkan.
Adhin pun lalu teringat proses negosiasi cicilan DP dan negosiasi relaksasi cicilan di masa lalu. Bila dua hal tersebut bisa dinegosiasikan, mengapa nilai cicilan KPR tidak bisa? Dia pun lalu menghubungi sales bank OCBC dan melakukan negosiasi bisakah total cicilan nilainya tidak sebesar itu.
Setelah melakukan negosiasi, dia mendapatkan hitung-hitungan baru. Nilai total cicilan bisa setara dengan Maybank. Namun, ada konsekuensinya, yaitu nilai cicilan bulanan harus dinaikkan. Setelah menghitung penghasilan bulanan dibanding nilai cicilan, jumlah cicilan yang diajukan oleh OCBC masih mungkin untuk dipenuhi. Akhirnya layanan KPR pembelian rumah di Kana Park jatuh pada Bank OCBC.
“Jadi dari pengalaman pribadi saya, banyak hal yang bisa dinegosiasikan dalam proses pembelian rumah. Mulai dari DP, relaksasi cicilan, hingga nilai angsuran KPR. Yang penting kita berani dan tahu caranya saja. Oh ya, cari sales yang komunikatif dan koorperatif juga agar proses negosiasi lebih mudah,” kata Adhin.
Cerita Rumah Adhin: Rencana Renovasi Perpaduan Konsep Jepang-Skandinavia, Lantai Mezanin untuk Ruang Kerja
Setelah melewati proses yang panjang mulai dari cicilan DP rumah hingga pemilihan KPR bank, akhirnya Adhin berhasil mewujudkan impiannya untuk mapan sebelum umurnya menginjak 30 tahun. Salah satunya dengan memiliki rumah di usia 25 tahun.
Agar rumahnya lebih nyaman, Adhin melakukan renovasi untuk rumahnya. Ia tidak membuat perombakan besar pada renovasi pertama. Ia hanya menembok sisi belakang rumah yang sebelumnya terbuka. Di bagian itu juga, dia membuat dapur yang sebelumnya memang belum tersedia.
Menurut Adhin, renovasi awal ini masih akan dilanjutkan pada renovasi-renovasi berikutnya. Adhin memiliki impian rumahnya nanti akan memiliki perpaduan konsep Jepang-Skandinavia. Ia memang penyuka gaya yang simpel minimalis. Adhin mengaku tidak terlalu menyukai desain yang glamor dan megah seperti gaya Romanian.
TANYA RUMAH247.COM
Jelajahi Tanya Rumah247.com, ambil keputusan dengan percaya diri bersama para pakar kami
Tanya Rumah247.com Sekarang
Adhin juga punya impian lain yaitu membuat lantai mezanin yang akan dimanfaatkan sebagai ruang kerja. Plafon rumah yang tinggi ditambah sisa tanah hook yang masih cukup luas memungkinkan dirinya untuk berkreasi lebih luas. Keinginan untuk membuat ruang kerja di ruang mezanin juga terinspirasi perubahan pola kerja di masa pandemi.
Di masa depan, ia yakin tren tempat dan waktu kerja yang lebih fleksibel akan semakin marak. Termasuk bekerja dari rumah. Bila hal tersebut sudah jadi suatu sistem yang permanen, ia ingin rumah jadi tempat bekerja yang nyaman, menyenangkan, dan memungkinkan untuk tetap produktif.
Itulah cerita Adhin yang berhasil membeli rumah di usia muda meski gaji cuma Rp6 juta. Banyak kendala ditemui, berbekal negosiasi berhasil punya rumah di masa pandemi. Masih banyak lagi kisah seputar perjuangan mewujudkan mimpi punya rumah sendiri lainnya yang juga tak kalah menginspirasi. Temukan kisahnya hanya di Cerita Rumah.
Hanya Rumah247.com yang percaya Anda semua bisa punya rumah