Rumah247.com – Cara menghitung bunga KPR menjadi salah satu aspek yang wajib diperhatikan ketika Anda akan membeli rumah dengan cara dicicil melalui bank. Mengapa? Karena dengan begitu Anda bisa mengetahui bunga KPR mana yang lebih ringan, yang bisa disesuaikan dengan kemampuan finansial.
Sebab saat mencicil rumah dengan KPR memang butuh komitmen kuat karena jelas akan mempengaruhi kemampuan finansial Anda. Hal ini mengingat jangka waktu cicilan KPR yang lama, antara 5 sampai 20 tahun. Jika masih ragu-ragu dengan kemampuan Anda dalam mencicil pakai KPR, pelajari ilmunya di Rumah247.com.
Pembahasan di dalam artikel ini tentang cara menghitung bunga KPR akan dibagi ke dalam poin-poin berikut:
Yuk, langsung saja kita simak pembahasan lengkapnya di bawah ini.
Jenis Suku Bunga KPR
Langkah pertama, ketahui dulu jenis suku bunga KPR. Setidaknya terdapat tiga jenis bunga KPR yang dipakai dalam dunia lembaga perbankan. Seperti:
- Suku Bunga KPR Fixed atau Tetap
- Suku Bunga KPR Floating atau Mengambang
- Suku Bunga KPR Fix & Cap
Sesuai namanya, kedua suku bunga KPR ini memiliki sistem perhitungan dan pengertian berbeda. Dan selanjutnya simak keunggulan dan kerugian dari jenis suku bunga KPR fixed, floating, dan fix & cap.
Suku Bunga KPR Fixed
Keunggulan suku bunga KPR fixed bagi debitur KPR adalah kepastian angsuran. Berikut adalah keunggulan dan kerugian dari jenis suku bunga KPR fixed. Simak penjelasannya:
Berdasarkan pengertiannya, keunggulan suku bunga KPR fixed bagi debitur KPR adalah:
Meski punya banyak keunggulan, suku bunga KPR fixed juga memiliki beberapa kekurangan. Misalnya:
Masih bingung cara menghitung bunga KPR? temukan jawabannya di video berikut ini, yuk!
Suku Bunga KPR Floating
Suku bunga KPR floating atau mengambang floating lebih cocok untuk calon debitur yang bisa mengambil risiko. Berikut ini adalah kelebihan dan kekurangan dari jenis suku bunga KPR floating. Simak penjelasannya:
Adapun keunggulan suku bunga KPR floating bagi debitur adalah:
Meski terdapat banyak keunggulan, suku bunga KPR floating juga punya banyak kekurangan Misalnya:
Suku Bunga Capped
Di luar suku bunga KPR fixed dan floating, bank juga menawarkan suku bunga terbatas atau yang biasa disebut capped. Yang dimaksud dengan suku bunga capped atau terbatas adalah suku bunga dibiarkan mengambang sesuai perkembangan pasar namun dibatasi oleh bank.
Misalnya, suku bunga saat ini 8.25% dan bank menawarkan suku bunga terbatas 10,5%. Ini berarti suku bunga KPR Anda akan mengikuti naik turunnya suku bunga pasaran namun saat suku bunga naik misalnya hingga 11%, maka bank akan menerapkan bunga maksimal 10,5% pada cicilan Anda.
Suku Bunga Gabungan
Suku bunga capped biasanya ditawarkan secara gabungan dengan fixed dan floating. Misalnya saat Anda mengajukan cicilan selama 15 tahun, ada bank yang menawarkan skema bunga fixed 5% tiga tahun pertama, capped 10,5% selama dua tahun, dan selanjutnya floating.
Ini berarti dalam tiga tahun pertama cicilan Anda, biarpun suku bunga pasar perbankan naik atau turun di bawah ataupun di atas 5%, bunga cicilan Anda adalah tetap sebesar 5%. Kemudian, pada tahun keempat dan kelima, bunga cicilan Anda akan mengikuti pasar tetapi tidak akan lebih dari 10,5%. Baru pada tahun keenam bunga cicilan Anda akan benar-benar tergantung situasi pasar.
Program bank seperti ini patut dipertimbangkan saat akan mengajukan KPR. Pasalnya debitur diringankan dengan nominal cicilan yang tentu jauh lebih rendah. Sehingga ada banyak waktu dan kesempatan untuk menabung dan mempersiapkan keuangan saat memasuki bunga fluktuatif.
Cara Menghitung Bunga KPR
Ketahui cara menghitung bunga KPR berdasarkan dua jenisnya yakni suku bunga KPR fixed dan suku bunga KPR floating. Berikut simulasi dan cara menghitung bunga KPR berdasarkan dua jenisnya yakni suku bunga KPR fixed dan suku bunga KPR floating.
Untuk suku bunga KPR fixed, Anda bisa menghitung cicilan KPR per bulan dengan rumus = pokok kredit x bunga per tahun x tenor dalam satuan tahun : tenor dalam satuan bulan.
Simulasinya; Arnold hendak membeli rumah seharga Rp550 juta. Ia telah membayar uang muka sebesar Rp50 juta. Dengan demikian, ia mengajukan KPR untuk sisa harga rumah seteah dikurangi uang muka yakni sebesar Rp500 juta. Tenor yang ingin diambil selama 10 tahun dengan suku bunga KPR tetap 11%.
Maka cara menghitung total angsuran per bulannya adalah sebagai berikut: P x i x t / jumlah bulan. P=Plafon atau pokok pinjaman, i=besaran suku bunga, t=tenor atau jangka waktu pinjaman (dalam tahun).
Maka, jika merujuk pada contoh kasus Arnold di atas, maka cicilan per bulannya adalah sebagai berikut:
Untuk lebih jelasnya, Anda bisa hitung sendiri cicilan rumah idaman melalui Kalkulator KPR di Rumah247.com di bawah ini!
Sementara dalam sistem floating, cara menghitung suku bunga KPR sudah pasti berubah menyesuaikan suku bunga pasar.
Simulasinya; Arnold mengajukan KPR untuk rumah dengan harga Rp500 juta. Tenor yang ingin diambil selama 10 tahun dengan suku bunga KPR fluktuatif sebesar 9% dari tahun ke-1 sampai ke-3. Sedangkan di tahun ke-4 sampai ke-6 naik menjadi 12%. Berikut perhitungannya.
Begitu seterusnya hingga akhir masa cicilan. Jika kemudian suku bunga perbankan turun, maka suku bunga KPR juga akan turun. Hal ini sering terjadi.
Temukan lebih banyak lagi panduan dan tips membeli rumah dalam Panduan dan Referensi.