Download Aplikasi Rumah247

Cara Mengajukan KPR di Indonesia dan Langkah Detailnya

Rumah247.com – Panduan lengkap cara mengajukan KPR di Indonesia ini bisa jadi pedoman wajib bagi Anda yang berniat membeli rumah dengan cara dicicil. Apalagi mengajukan KPR (Kredit Pemilikan Rumah) juga menjadi cara favorit bagi kebanyakan orang di Indonesia untuk membeli rumah. 

Bank Indonesia mencatat 80 persen lebih pembeli rumah masih memilih mengajukan KPR untuk bisa memiliki hunian. Oleh karena masih awam, beberapa orang, terutama mereka yang baru akan membeli rumah pertama kali, kerap ragu saat akan mengajukan.

Lantas, bagaimana cara mengajukan KPR dan seperti apa langkah detailnya? Akan dibahas dalam Rumah247.com melalui poin-poin berikut:

  • Apa itu KPR?
  • Syarat Mengajukan KPR
  • Penghasilan Gabungan Suami-Istri
  • Keuntungan Menggunakan Fasilitas KPR

    Mengurangi Risiko
    Legal
    Rumah Bisa Ditempati Sebelum Lunas
    Instrumen Bisnis
    Instrumen Investasi
    Tentukan Uang Muka dan Cicilan
    Aset Agunan Kredit

  • Mengurangi Risiko
  • Legal
  • Rumah Bisa Ditempati Sebelum Lunas
  • Instrumen Bisnis
  • Instrumen Investasi
  • Tentukan Uang Muka dan Cicilan
  • Aset Agunan Kredit
  • Mempersiapkan Diri Sebelum Mengajukan KPR

    Tetapkan Target
    Buat Catatan Pengeluaran atau Kas
    Mulai Menabung di Bank dengan Fasilitas KPR
    Meningkatkan Kemampuan
    Menghitung Secara Saksama Besaran Cicilan

  • Tetapkan Target
  • Buat Catatan Pengeluaran atau Kas
  • Mulai Menabung di Bank dengan Fasilitas KPR
  • Meningkatkan Kemampuan
  • Menghitung Secara Saksama Besaran Cicilan
  • Uang Muka KPR
  • Tips Memilih Bank untuk Pengajuan KPR

    Perhatikan Reputasi Bank
    Suku Bunga
    Denda dan Penalti
    Transparansi

  • Perhatikan Reputasi Bank
  • Suku Bunga
  • Denda dan Penalti
  • Transparansi
  • Cara membandingkan Produk KPR Antarbank

    Membandingkan Suku Bunga KPR
    Perhatikan Kenaikan Suku Bunga
    Biaya Administrasi dan Lain-Lain
    Dokumen dan Syarat-Syarat

  • Membandingkan Suku Bunga KPR
  • Perhatikan Kenaikan Suku Bunga
  • Biaya Administrasi dan Lain-Lain
  • Dokumen dan Syarat-Syarat
  • Pilih Mengajukan KPR Syariah atau KPR Konvensional

    KPR Konvensional
    KPR Syariah

    Kelebihan KPR Syariah
    Kekurangan KPR Syariah


  • KPR Konvensional
  • KPR Syariah

    Kelebihan KPR Syariah
    Kekurangan KPR Syariah

  • Kelebihan KPR Syariah
  • Kekurangan KPR Syariah
  • Pertanyaan dalam Wawancara KPR

    Pekerjaan
    Penghasilan
    Pengeluaran Bulanan
    Cicilan Lain yang Sedang Berjalan

  • Pekerjaan
  • Penghasilan
  • Pengeluaran Bulanan
  • Cicilan Lain yang Sedang Berjalan
  • Hal-hal yang Perlu Ditanyakan Saat Pengajuan KPR

    Lama Proses Pengajuan KPR Hingga Disetujui
    Penyebab KPR Ditolak
    Sistem Pemberlakuan Denda dan Penalti
    Asuransi yang Diberikan
    Nasib Cicilan Jika Debitur Meninggal Dunia
    Simulasi

  • Lama Proses Pengajuan KPR Hingga Disetujui
  • Penyebab KPR Ditolak
  • Sistem Pemberlakuan Denda dan Penalti
  • Asuransi yang Diberikan
  • Nasib Cicilan Jika Debitur Meninggal Dunia
  • Simulasi
  • Lakukan ini Setelah KPR Disetujui
  • Perjanjian Kredit
  • Biaya Ekstra untuk KPR

    Biaya Notaris
    Pajak Jual Beli
    Biaya Provisi
    Biaya Asuransi

  • Biaya Notaris
  • Pajak Jual Beli
  • Biaya Provisi
  • Biaya Asuransi
  • Hal Sepele yang Bisa Membuat Pengajuan KPR Anda Ditolak

    Alamat Tidak Ditemukan
    Telepon Tidak Diangkat
    Referensi Tidak Merespon
    Tidak Memberikan Informasi dengan Benar

  • Alamat Tidak Ditemukan
  • Telepon Tidak Diangkat
  • Referensi Tidak Merespon
  • Tidak Memberikan Informasi dengan Benar
  • Cara Mengajukan KPR untuk Beli Rumah Bekas
  •  Strategi Jitu Beli Rumah Bekas Lewat KPR
  • Mengurangi Risiko
  • Legal
  • Rumah Bisa Ditempati Sebelum Lunas
  • Instrumen Bisnis
  • Instrumen Investasi
  • Tentukan Uang Muka dan Cicilan
  • Aset Agunan Kredit
  • Tetapkan Target
  • Buat Catatan Pengeluaran atau Kas
  • Mulai Menabung di Bank dengan Fasilitas KPR
  • Meningkatkan Kemampuan
  • Menghitung Secara Saksama Besaran Cicilan
  • Perhatikan Reputasi Bank
  • Suku Bunga
  • Denda dan Penalti
  • Transparansi
  • Membandingkan Suku Bunga KPR
  • Perhatikan Kenaikan Suku Bunga
  • Biaya Administrasi dan Lain-Lain
  • Dokumen dan Syarat-Syarat
  • KPR Konvensional
  • KPR Syariah

    Kelebihan KPR Syariah
    Kekurangan KPR Syariah

  • Kelebihan KPR Syariah
  • Kekurangan KPR Syariah
  • Kelebihan KPR Syariah
  • Kekurangan KPR Syariah
  • Pekerjaan
  • Penghasilan
  • Pengeluaran Bulanan
  • Cicilan Lain yang Sedang Berjalan
  • Lama Proses Pengajuan KPR Hingga Disetujui
  • Penyebab KPR Ditolak
  • Sistem Pemberlakuan Denda dan Penalti
  • Asuransi yang Diberikan
  • Nasib Cicilan Jika Debitur Meninggal Dunia
  • Simulasi
  • Biaya Notaris
  • Pajak Jual Beli
  • Biaya Provisi
  • Biaya Asuransi
  • Alamat Tidak Ditemukan
  • Telepon Tidak Diangkat
  • Referensi Tidak Merespon
  • Tidak Memberikan Informasi dengan Benar

Cukup lengkap dan detail, bukan? Untuk penjelasan lebih lengkapnya, cek di sini, yuk!

1. Apa Itu KPR?

Kredit Pemilikan Rumah adalah salah satu jenis bantuan pembiayaan untuk membeli rumah. Meskipun ada sejumlah lembaga pembiayaan yang memberikan fasilitas KPR, namun bisa dibilang mayoritas bantuan pembiayaan perumahan ini berasal dari perbankan, baik negeri maupun swasta.

Anda bisa memilih bank yang sesuai dengan keinginan Anda, namun biasanya pengembang perumahan juga telah bekerja sama dengan sejumlah bank. Perbedaan antara mengajukan KPR lewat bank yang telah bekerja sama dengan pengembang yang tidak bekerja sama adalah kepraktisannya.

Oleh karena belum bekerja sama, bank pilihan Anda akan meminta Anda untuk melengkapi sejumlah data seperti Izin Mendirikan Bangunan (IMB), denah bangunan, Akta Jual Beli (AJB), dan lain-lain. Sementara itu, bank yang telah bekerja sama dengan pengembang tidak akan meminta itu karena bank telah mendapatkan jaminan dari pengembang saat mengadakan kerja sama.

2. Syarat Mengajukan KPR

Bank sebagai pemberi fasilitas pembiayaan akan melakukan seleksi ketat terhadap calon debitur. Berikut persyaratan umum dalam mengajukan KPR:

  • Warga Negara Indonesia (WNI) dan memahami hukum.
  • Bagi karyawan, usia minimal adalah 21 tahun dan maksimal 55 tahun.
  • Bagi wiraswasta dan profesional, usia minimal adalah 21 tahun dan maksimal 65 tahun.
  • Memiliki penghasilan rutin setiap bulan.
  • Sudah bekerja minimal dua tahun untuk karyawan.
  • Sudah menjalankan usaha minimal tiga tahun untuk wiraswasta dan profesional.

Jika Anda merasa sudah memenuhi persyaratan tersebut di atas. Langkah berikutnya dalam pengajuan KPR adalah memastikan keuangan Anda ‘sehat’. Ya, bank tentu berusaha meminimalisir risiko terjadinya kredit macet. Sejumlah indikator yang menjadi acuan bank untuk memastikan ‘kesehatan’ keuangan Anda di antaranya adalah Informasi Debitur Individual (IDI).

Bank juga akan memeriksa persentase total cicilan Anda terhadap pemasukan bulanan Anda. Bank mensyaratkan total cicilan adalah 30% dari pemasukan. Jadi, misalnya pemasukan bersih Anda Rp10 juta per bulan, maka cicilan maksimal yang bisa diberikan bank adalah Rp3 juta.

Jika Anda memiliki cicilan lain seperti cicilan kartu kredit, kendaraan bermotor, dan lain-lain, yang jika digabungkan dengan cicilan rumah Anda melebihi persentase 3%, akan semakin kecil peluang bank meloloskan pengajuan KPR Anda.

Untuk memudahkan bank melakukan pengecekan dan pembuktian, Anda perlu menyiapkan dokumen atau berkas-berkas umum yang diperlukan, di antaranya adalah sebagai berikut:

  • Fotokopi identitas (KTP) dan Kartu Keluarga
  • Jika sudah menikah, sertakan fotokopi Akta Nikah/Cerai/Perjanjian Pranikah
  • Surat Keterangan WNI (untuk WNI keturunan)
  • Fotokopi Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) pribadi
  • Surat Keterangan dari tempat kerja
  • Bukti transaksi keuangan usaha
  • Bukti rekening tabungan atau rekening koran selama tiga bulan terakhir
  • Slip gaji dan surat keterangan kerja asli (stempel basah) bagi karyawan
  • Bagi profesional seperti dokter, pengacara, dan lain-lain, sertakan surat izin praktik
  • Untuk wiraswasta, siapkan fotokopi Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP), Akta Pendirian Perusahaan, Tanda Daftar Perusahaan, NPWP perusahaan, dan laporan keuangan terakhir.

Selanjutnya, persiapkan juga berkas-berkas khusus terkait rumah yang akan Anda beli. Jika Anda mengajukan KPR untuk membeli rumah baru, maka Anda akan membutuhkan Surat Pemesanan Rumah dari pihak pengembang sebagai salah satu syaratnya.

Berikut ini persyaratan tambahan untuk mengajukan KPR rumah second atau pengembang yang tidak bekerja sama dengan bank.

4. Penghasilan Gabungan Suami-Istri

Bagi Anda yang sudah menikah, Anda bisa mengajukan KPR dengan perhitungan penghasilan gabungan antara suami dan istri.

Hal yang perlu diketahui, bank tidak hanya menghitung kemampuan keuangan secara individu. Bagi Anda yang sudah menikah, Anda bisa mengajukan KPR dengan perhitungan penghasilan gabungan antara suami dan istri. Dengan demikian, plafon Kredit Pemilikan Rumah Anda bisa lebih tinggi, sesuai penghasilan gabungan dengan pasangan.

Ada beberapa keunggulan yang membuat KPR menjadi favorit masyarakat Indonesia, di antaranya adalah:

Saat ini, banyak pengembang yang menawarkan rumah yang belum dibangun. Bank yang memberikan fasilitas KPR untuk sebuah perumahan tentu saja sudah memeriksa lebih dulu kredibilitas pengembang.

Bank dan Badan Pertanahan Nasional akan memeriksa lebih dulu lahan perumahan yang bersangkutan, sehingga kecil kemungkinan akan muncul sengketa di kemudian hari.

Ya, meskipun durasi cicilan Anda 25 tahun, Anda tak perlu menunggu hingga lunas untuk menempatinya. Saat bangunan sudah selesai, Anda bisa langsung menempatinya.

Meski cicilan belum lunas, Anda bisa menyewakan rumah tersebut. Dengan demikian, cicilan pun bisa menjadi lebih ringan. Tergantung letak perumahan, harga sewa bisa setara harga cicilan sehingga Anda tak perlu lagi membayar cicilan menggunakan uang Anda sendiri.

Semakin awal Anda mencicil rumah, semakin besar peluang kenaikan harga rumah tersebut. Saat harga sudah cukup tinggi, Anda bisa menjual lagi bahkan sebelum lunas, baik dengan cara over kredit atau dengan melunasinya lewat hasil penjualan.

Anda bisa menentukan besarnya uang muka, cicilan per bulan, dan durasi cicilan sesuai kemampuan Anda.

Saat butuh modal usaha Anda bisa menggunakan rumah untuk jaminan kredit.

Cara Investasi Rumah dengan KPR

5. Mempersiapkan Diri Sebelum Mengajukan KPR

Membeli rumah adalah keputusan besar. Untuk itu, Anda memang harus menyiapkannya sejak jauh hari. Bagi Anda yang belum berencana mengajukan KPR dalam waktu dekat namun sudah memiliki rencana jangka panjang, ada beberapa tips yang bisa Anda ikuti:

Membeli rumah adalah keputusan besar. Ini menyangkut jumlah uang yang relatif besar dan juga komitmen yang lebih panjang.  Untuk itu, Anda memang harus menyiapkannya sejak jauh hari.

Meskipun terlihat sepele, namun Anda harus membiasakan mencatat arus keluar-masuk uang Anda, memperkirakan kebutuhan dan pengeluaran bulanan Anda, dan merancang strategi menabung untuk DP rumah sekaligus cicilannya.

Melalui pencatatan ini, Anda bisa melihat kebutuhan riil Anda, berapa banyak uang yang Anda keluarkan untuk kebutuhan tersier atau pengeluaran yang tidak mendesak atau bahkan tidak penting.

Setelah Anda bisa mengetahui pengeluaran yang tidak penting, alokasikan pengeluaran tersebut menjadi tabungan. Pilih menabung di bank yang memiliki fasilitas KPR. Hal ini bisa membantu mempermudah proses pengajuan KPR Anda nantinya.

Jika pemasukan Anda tidak cukup untuk memenuhi persentase di atas, sudah saatnya Anda mencari pemasukan tambahan. Pertama, lihat pemasukan non-gaji seperti bonus atau Tunjangan Hari Raya (THR). Jika biasanya Anda menggunakan pemasukan ini untuk pengeluaran konsumtif, maka sisihkan untuk menabung atau cicilan.

Selanjutnya, Anda bisa mencari penghasilan tambahan atau mulai berinvestasi. Emas adalah pilihan investasi yang relatif aman dengan modal awal yang cukup terjangkau.

Pada titik ini, Anda sudah berhasil menstabilkan keuangan Anda. Alokasi untuk pengeluaran bulanan, tabungan, dan cicilan sudah sesuai persentasenya. Kini, saatnya menetapkan cicilan KPR.

Rata-rata, orang memilih jangka waktu KPR di atas 10 tahun, bahkan hingga 25 tahun. Agar tak terlalu membebani, pilih jumlah angsuran di bawah 30% dari total pemasukan bulanan Anda. Dengan demikian, Anda masih bisa cukup leluasa memenuhi kebutuhan yang lain.

6. Uang Muka KPR

Untuk saat ini, Pemerintah menetapkan bahwa uang muka atau down payment (DP) minimal untuk KPR adalah sebesar 15% dari total harga rumah. Meski demikian, sejumlah pengembang memberikan bantuan yang membantu meringankan beban Anda. Besarnya bantuan ini bisa mencapai 5% bahkan bisa jadi Anda tak perlu menyediakan uang muka sama sekali.

7. Tips Memilih Bank untuk Pengajuan KPR

Akan lebih praktis jika Anda memilih bank yang telah bekerja sama dengan pengembang. Meski demikian, biasanya pengembang tidak hanya bekerja sama dengan satu bank saja. Berikut ini panduan untuk memilih bank yang terbaik untuk pembiayaan perumahan Anda:

Reputasi bank dapat dilihat dari beberapa indikator seperti jumlah nasabah yang dimiliki, kualitas layanan konsumen, maupun jumlah kantor cabang. Carilah bank yang memiliki kantor cabang di dekat tempat tinggal Anda saat ini ataupun lokasi rumah yang akan Anda beli. Cari tahu juga referensi mengenai bank tersebut lewat media massa. Apakah pernah bermasalah dengan nasabah dan bagaimana mereka menyelesaikannya.

Pertimbangkan juga tawaran suku bunga dan stabilitasnya. Beberapa bank menawarkan suku bunga fixed atau ‘tetap’ dalam jangka waktu tertentu. Artinya, selama jangka waktu yang disepakati, suku bunga cicilan Anda akan tetap, misalnya 7%.

Selanjutnya, di luar periode suku bunga tetap, suku bunga cicilan Anda akan mengikuti pergerakan suku bunga pasar atau yang biasa disebut floating. Setiap bank menawarkan lama periode suku bunga tetap, besaran suku bunga tetap, serta peningkatan suku bunga floating yang berbeda-beda. Cari bank yang menawarkan suku bunga stabil, sehingga tidak mengganggu keuangan Anda di masa floating.

Ada bank yang ketat dalam peraturan cicilan. Misalnya, Anda akan dikenai denda saat telat membayar, serta penalti saat hendak melunasi cicilan lebih awal. Peraturan ini dikenakan hampir di semua KPR konvensional. Meski demikian, besaran denda, penalti, serta fleksibilitasnya berbeda-beda. Carilah bank yang menawarkan denda ringan serta fleksibilitas cicilan.

Proses pengajuan KPR cukup panjang, karena itu, carilah bank yang transparan dalam menjelaskan semuanya, mulai dari persyaratan, besaran cicilan, suku bunga fixed dan floating, denda dan penalti, serta lain-lain. Beberapa di antaranya adalah seperti berikut:

8. Cara Membandingkan Produk KPR Antarbank

Selain memilih bank, pilah-pilih juga produk-produk KPR antarbank. Ini penting dilakukan agar Anda mendapatkan fasilitas KPR yang sesuai dengan kemampuan, serta tingkat risiko yang mampu Anda tangani.

Ini adalah syarat pertama yang harus Anda perhatikan saat mengajukan KPR. Makin besar bunga yang dibebankan kepada Anda sebagai debitur, maka makin tinggi pula total jumlah cicilan. Cara yang mudah adalah menggunakan simulasi KPR online yang terdapat di situs setiap bank, seperti BCA, Mandiri, ataupun BTN.

Seperti disebutkan di atas, jangan lupa memperhatikan suku bunga floating. Biasanya berlaku setelah periode suku bunga fixed. Periodenya juga jauh lebih panjang dibandingkan suku bunga fixed.

Biasanya, bank menawarkan suku bunga KPR fixed paling lama lima tahun. Sisanya adalah floating. Jadi, jika cicilan Anda 15 tahun, maka 10 tahun di antaranya Anda harus mengikuti cicilan yang berubah-ubah sesuai pasar. Pertimbangkan hal ini sebagai bagian rencana jangka panjang Anda. Jangan sampai pemasukan Anda tidak bisa mengimbangi fluktuasi bunga floating ini.

Seperti layaknya pengajuan kredit lainnya, KPR juga akan membebani Anda dengan biaya administrasi, biaya notaris, biaya asuransi, dan lain-lain. Jumlahnya pun cukup lumayan. Besaran biaya ini berbeda-beda antarbank sehingga Anda harus jeli mempertimbangkannya. Selain itu, biaya  ini juga bisa ditawar. Jadi, jangan ragu untuk meminta diskon atau potongan biaya  administrasi ini.

Masing-masing bank punya syarat dan kebutuhan dokumen yang berbeda-beda. Biasanya, bank skala kecil memberikan syarat yang lebih longgar namun menetapkan suku bunga yang lebih besar. Begitu juga sebaliknya, bank yang lebih besar akan menawarkan suku bunga lebih rendah namun dengan persyaratan yang lebih ketat. 

9. Pilih Mengajukan KPR Syariah atau KPR Konvensional?

Seiring perkembangan, saat ini ada jenis KPR Syariah. Secara umum, KPR Syariah memiliki tujuan yang sama dengan KPR konvensional, yakni pembiayaan perumahan. Hanya saja, mengadopsi hukum-hukum Islam, sehingga KPR Syariah tidak menerapkan bunga.

Untuk lebih jelasnya, berikut ini perbedaan KPR Konvensional dengan KPR Syariah:

Kekurangan lain jika dibandingkan KPR konvensional adalah total pelunasan lebih cepat bisa jadi lebih besar jika dilakukan dalam waktu dekat.

Misalnya, untuk KPR Syariah, jika harga tunai Rp350 juta dan harga KPR Syariah Rp450 juta, kemudian setahun kemudian Anda mendapat rezeki dan ingin melunasi, maka Anda harus melunasi sesuai harga total yang  disepakati di muka, yakni Rp450 juta.

Sementara untuk KPR konvensional, denda pelunasan lebih awal adalah 5% dari sisa pokok utang. Jika harga tunai Rp350 juta, dengan total cicilan per bulan (termasuk bunga) Rp2,2 juta, dan Anda ingin melunasi setahun kemudian, hitungannya adalah sebagai berikut:

  • Sisa pokok utang (harga tunai-uang muka 10%): Rp315 juta
  • Cicilan yang sudah dibayar (Rp2,2 juta x 12 bulan): Rp26,4 juta
  • Penalti 5% dari Rp315 juta: Rp15.750.000
  • Maka, total uang yang Anda keluarkan sejak uang muka hingga pelunasan lebih awal adalah Rp392,15 juta.

Namun, Keunggulan KPR konvensional ini hanya berlaku jika Anda melunasi lebih cepat di bawah 3 tahun. Semakin lama Anda menjalani periode cicilan, perhitungan pelunasan lebih awalnya akan semakin besar karena bunga cicilan yang Anda bayar sudah berakumulasi.

Selain biaya ekstra untuk KPR, Anda pun harus menyiapkan biaya ekstra untuk mempersiapkan rumah. Simak ulasan lengkapnya melalui tayangan berikut ini.

 

10. Pertanyaan dalam Wawancara KPR

Saat pengajuan KPR, bank akan melakukan wawancara terhadap Anda. Proses ini wajib dilalui karena melalui proses inilah pihak bank dapat melakukan verifikasi data Anda. Beberapa pertanyaan yang diajukan antara lain terkait status pekerjaan, pemasukan setiap bulan, utang-piutang, tabungan, dan lain-lain.

Durasi wawancara biasanya tidak lama, maksimal adalah satu jam. Melalui wawancara ini, bank bisa mengambil keputusan untuk meloloskan atau tidak meloloskan pengajuan KPR Anda. Pun demikian, Anda wajib memberikan informasi sejujur-jujurnya karena informasi yang Anda berikan tetap akan dicek silang melalui catatan Bank Indonesia. Pertanyaan dari bank antara lain:

Syarat utama untuk mengajukan KPR adalah memiliki penghasilan tetap, minimal dua tahun sebagai karyawan atau tiga tahun sebagai wiraswastawan atau profesional. Ini untuk mencegah pemberian KPR terhadap orang yang tidak mampu membayar cicilan.

Pemasukan bulanan Anda bukan hanya dari gaji. Jika Anda memiliki penghasilan tambahan sebagai pekerja lepas atau usaha sampingan, bank akan mempertimbangkannya juga. Namun, hal itu akan dilihat dari arus keluar-masuk kas Anda. Jika penghasilan sampingan Anda tercatat cukup stabil dalam dua tahun terakhir, hal itu akan menjadi pertimbangan bank untuk menaikkan batas/plafon pinjaman KPR Anda.

Pengeluaran rutin Anda termasuk uang makan, sewa kos/kontrakan, dan lain-lain. Anda tak perlu repot-repot mengarang jumlah pengeluaran Anda. Hal itu akan terlihat dari arus keluar-masuk kas Anda.  Semakin banyak informasi tidak jujur yang Anda berikan, semakin kecil peluang Anda untuk mendapatkan bantuan KPR.

Selain pengeluaran rutin, Anda akan ditanya seputar cicilan lain yang Anda ambil, misalnya cicilan kendaraan bermotor, kartu kredit, perangkat elektronik, dan lain-lain. Bagi bank, total cicilan bulanan tak boleh lebih dari 30% penghasilan.

Bank mungkin akan memberikan toleransi jika total cicilan lama Anda dengan rencana cicilan KPR sedikit di atas 30%. Namun, jika cicilan lama Anda sudah mencapai atau bahkan lebih dari 30%, akan kecil kemungkinan pengajuan KPR Anda diterima.

11. Hal-hal yang Perlu Ditanyakan Saat Pengajuan KPR

Saat wawancara adalah saat yang tepat bagi Anda untuk menggali lebih jauh seputar pengajuan KPR Anda. Jangan takut untuk mengajukan pertanyaan apabila ada hal yang perlu Anda ketahui lebih lanjut. Sebagai panduan, sebaiknya cari tahu soal empat hal ini pada saat wawancara berlangsung:

Proses pengajuan KPR hingga disetujui memang cukup panjang, namun ini tergantung juga pada seberapa cepat Anda memenuhi persyaratan dan menyediakan dokumen-dokumen yang dibutuhkan. Setelah semuanya beres, tanyakan berapa lama proses pengajuan KPR ini diputuskan, baik diterima atau ditolak. Hal ini berguna agar Anda bisa memperkirakan proses pengajuan ke bank yang lain saat permohonan Anda ditolak.

Anda wajib mengajukan pertanyaan ini kepada bank. Jadi, seandainya KPR Anda ditolak, Anda tak perlu bertanya-tanya lagi. Jika KPR Anda ditolak meskipun semua persyaratan dipenuhi, Anda bisa menjadikan ini sebagai modal untuk mengajukan keberatan.

Hampir semua bank mengenakan denda dan penalti jika Anda terlambat membayar cicilan ataupun ingin melunasi cicilan lebih awal. Namun, yang perlu Anda tanyakan adalah apa indikator denda atau penalti tersebut dilakukan.

Misalnya, berapa hari keterlambatan yang menjadi syarat pengenaan denda, berapa persen penalti jika ingin melunasi lebih cepat. Dalam situasi seperti apakah dispensasi denda telat bayar bisa diberikan, dan lain sebagainya.

Biasanya, produk KPR menyertakan atau mewajibkan keikutsertaan asuransi properti, terutama untuk asuransi kebakaran. Tanyakan perihal asuransi ini; apakah cicilan sudah mencakup premi, asuransi apa saja yang diberikan, berapa lama asuransi berjalan, dan sebagainya.

Bagi sebagian orang, membicarakan kematian sebelum terjadi adalah hal yang tabu. Namun dalam dunia finansial, hal itu adalah kewajiban. Biasanya, cicilan juga termasuk premi asuransi jiwa. Jika Anda meninggal dunia, kewajiban Anda akan digantikan oleh pihak penyedia asuransi. Tanyakan lebih lanjut perihal ini, termasuk ke mana rumah yang sudah Anda cicil nantinya akan jatuh, jika seandainya Anda meninggal dunia di tengah cicilan.

Simulasi adalah hal yang terpenting yang perlu Anda tanyakan. Simulasi artinya menghitung besaran KPR pada saat terjadi peristiwa tertentu. Misalnya, Anda ingin menyelesaikan cicilan lebih cepat pada tahun kedelapan dari 15 tahun yang Anda rencanakan.

Lewat simulasi, Anda bisa mengetahui secara rinci berapa sisa utang pokok, denda yang harus dibayar, cicilan tersisa, dan lain-lain.

Anda juga bisa meminta simulasi cicilan untuk beberapa pilihan jangka waktu, misalnya 10 tahun, 15 tahun, 20 tahun, dan sebagainya. Anda bisa mengetahui secara pasti berapa uang muka yang diperlukan, cicilan bulanan, dan sebagainya.

12. Lakukan ini Setelah KPR Disetujui

Setelah menerima surat persetujuan KPR, jangan langsung terburu-buru membubuhkan tanda tangan. Setelah pengajuan KPR Anda disetujui, bank akan memberikan surat penawaran, disebut juga offering letter. Surat penawaran ini mencakup semua detail seputar kredit dan kewajiban Anda.

Baca dengan saksama dan pahami. Ada beberapa poin yang berpeluang untuk dinegosiasikan. Di bawah ini adalah beberapa poin dalam offering letter yang harus Anda perhatikan:

13. Perjanjian Kredit

Setelah surat penawaran, yang harus Anda perhatikan adalah surat perjanjian kredit. Surat ini berisi perjanjian yang mengikat kedua pihak dengan konsekuensi yang muncul setelahnya. Lakukan ini sebelum menandatangani surat perjanjian.

14. Biaya Ekstra untuk KPR

Selain menyiapkan dana untuk uang muka dan cicilan pertama, ada beberapa pos pengeluaran yang harus Anda antisipasi saat mengajukan KPR.  Di antaranya adalah sebagai berikut.

Setiap kesepakatan jual beli harus disahkan oleh notaris agar sah dan berkekuatan hukum. Nah, Anda harus menyiapkan biaya uang jasa untuk notaris. Besarnya biaya notaris ini beragam. Di kota besar seperti Jakarta, bisa berkisar antara Rp2 juta – R 5 juta.

Anda harus siap untuk membayar pajak penjualan yang mencapai 5% dari total transaksi. Beruntung, saat ini banyak pengembang memberikan bonus Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan (BPHTB), yang besarnya juga mencapai 5% dari harga rumah dikurangi Nilai Jual Objek Pajak Tidak Kena Pajak (NJOPTKP).

Biaya provisi ini adalah biaya administrasi yang dibebankan bank kepada Anda. Besarnya sekitar 1% dari total plafon KPR. Jika Anda mengajukan plafon pinjaman Rp350 Juta, maka provisinya adalah sebesar Rp3,5 juta.

Biaya asuransi mencakup asuransi jiwa dan biasanya asuransi kebakaran. Besarnya bermacam-macam, mulai 1%-5% dari total pengajuan KPR. Kabar gembiranya, biaya ekstra ini bisa dinegosiasikan, baik dengan pihak bank ataupun pihak pengembang. Misalnya, ada pengembang yang bersedia menanggung biaya notaris. Ada juga bank yang sudah menyertakan biaya asuransi di dalam total plafon pinjaman. Sekali lagi, jangan takut untuk bernegosiasi.

15. Hal Sepele yang Bisa Membuat Pengajuan KPR Anda Ditolak

Jika bank tidak bisa menemukan lokasi yang Anda sebutkan dalam pengajuan persyaratan KPR, besar kemungkinan bank akan menolak KPR Anda.

Pihak bank sudah pasti akan memverifikasi data-data yang Anda  berikan, termasuk alamat tempat tinggal Anda. Selain itu, jika Anda adalah seorang profesional atau wiraswasta, bank akan mengecek alamat usaha Anda. Jika bank tidak bisa menemukan lokasi yang Anda sebutkan dalam pengajuan persyaratan KPR, besar kemungkinan bank akan menolak KPR Anda.

Sama seperti alamat, pihak bank akan berusaha menghubungi Anda melalui nomor telepon rumah, tempat kerja, maupun nomor ponsel Anda. Jika salah satunya tidak diangkat, maka besar kemungkinan bank menolak pengajuan KPR Anda.

Bank akan meminta referensi kerabat terdekat yang tinggal tidak serumah dengan Anda seperti saudara kandung atau orang tua, serta tempat Anda bekerja. Pastikan Anda memberitahukan kepada  mereka perihal pengajuan KPR Anda.

Jangan sekali-kali mencoba memberikan informasi yang tidak benar, baik seputar penghasilan, utang yang Anda miliki, dan lainnya.  Bank memiliki sejumlah cara untuk memverifikasinya. Informasi yang tidak sesuai akan memperkecil peluang Anda mendapatkan pinjaman KPR.

16. Cara Mengajukan KPR untuk Beli Rumah Bekas

Nah, bagaimana kalau Anda mau membeli rumah bekas dengan KPR? Apakah cara mengajukan KPR-nya akan lebih sulit? Berikut hal-hal yang harus Anda ketahui.

17. Strategi Jitu Beli Rumah Bekas Lewat KPR

Jika masih bingung apa saja yang harus dilakukan saat akan membeli rumah bekas lewat KPR, berikut Rumah247.com berikan strateginya.

Itulah cara-cara mengajukan KPR beserta panduan lengkapnya. Mau mengajukan KPR? Jangan keburu nafsu, cek dulu review properti persembahan Rumah247.com yang disajikan secara objektif dan transparan sehingga Anda dapat menilai spesifikasi material hunian, rencana pembangunan infrastruktur di sekitar lokasi, hingga perbandingan harga dengan hunian lain di sekitarnya.

Temukan lebih banyak panduan dan tips membeli rumah dalam Panduan dan Referensi

Tanya Rumah247.comJelajahi Tanya Rumah247.com, ambil keputusan dengan percaya diri bersama para pakar kamiTanya Rumah247.com Sekarang

Related Articles

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Stay Connected

0FansLike
3,910FollowersFollow
0SubscribersSubscribe
- Advertisement -spot_img

Latest Articles