Download Aplikasi Rumah247

Bekisting Pengertian, Fungsi dan Jenisnya

Rumah247.com – Dalam membuat suatu bangunan, pondasi adalah satu hal yang sangat penting. Hal itu karena tanpa adanya pondasi yang kuat, suatu bangunan tidak akan bisa berdiri kokoh. Bahkan, banyak sekali bangunan tinggi yang goyang, runtuh, ataupun hancur berantakan karena pondasi yang tidak kuat. Maka dari itu, pastikan buat pondasi yang kuat ketika membangun rumah dan jangan pernah lupakan bekisting.
Jarang yang tahu apa itu bekisting karena memang istilah ini bukanlah istilah yang umum digunakan. Akan tetapi, bagi mereka yang sudah terbiasa dengan proyek pembangunan, maka istilah ini akan menjadi istilah yang sangat umum. Bahkan, istilah ini bisa dikatakan sebagai suatu yang penting dalam proses pembangunan suatu bangunan. Lalu, apa itu bekisting? Apa saja fungsinya dan apa saja jenis atau tipe yang biasa digunakan dalam proses pembangunan? Untuk mengetahui jawabannya, maka artikel kali ini akan membahas mengenai:
  1. Pengertian Bekisting
  2. Fungsi Bekisting
  3. Bekisting Kayu Balok
  4. Bekisting Besi Baja (Knock Down)
  5. Bekisting Aluminium
  6. Bekisting Fiberglass

1. Pengertian Bekisting

Bekisting bisa dikatakan sebagai cetakan dasar yang digunakan untuk membuat pondasi di suatu bangunan. (Foto: Tekla)
Secara gampang, bekisting bisa dikatakan sebagai cetakan. Cetakan ini biasanya digunakan ketika membuat pondasi suatu bangunan. Sebagai contoh, ketika membuat pondasi dasar yang menyatu dengan tanah, cetakan ini digunakan untuk mempertahankan bentuk bangunan. Dengan begitu, pondasi akan bisa terbentuk dengan rapi. Contoh lainnya bisa di lihat dari tiang bangunan, masjid contohnya. Di bagian depan, biasanya ada beberapa tiang penyangga. Tiang-tiang tersebut dibuat dengan bantuan cetakan supaya membentuk bentuk yang diinginkan. Hal inilah yang membuat cetakan ini menjadi bahan yang cukup penting dalam proses pembuatan pondasi suatu bangunan.
Jadi, proses penggunaan bekisting bisa dikatakan sebagai tahap akhir dalam pembuatan pondasi suatu bangunan. Setelah rangka bangunan yang dibuat menggunakan kawat besi selesai dipasang, maka selanjutnya cetakan juga ikut dipasang. Setelah semuanya sudah siap, baru dilakukan pengecoran menggunakan semen, pasir, dan kerikil sesuai dengan komposisinya. Setelah beberapa waktu, adonan untuk cor akan kering, cetakan bisa diambil, dan pondasi pun sudah selesai.

2. Fungsi Bekisting

Fungsi utama bekisting adalah untuk membentuk pondasi yang kuat dengan menggunakan adonan cor. (Foto: Structurae)
Dilansir dari Indosteger, ada beberapa fungsi atau juga manfaat yang bisa didapatkan dari bekisting. Berikut beberapa diantaranya:
  • Fungsi pertama adalah sebagai cetakan dalam membuat pondasi bangunan. Untuk bagian dasar bangunan, pondasi adalah hal yang penting, bukan hanya kekuatannya, tetapi juga bentuknya. Untuk memastikan pondasi terpasang dengan sempurna, cetakan tentu saja diperlukan.
  • Fungsi kedua adalah sebagai cetakan dalam membuat tiang atau pilar bangunan. Bekisting bisa dibentuk sesuai dengan kebutuhan. Jadi, cetakan bisa juga dibentuk memanjang atau meninggi sesuai dengan kebutuhan dalam pembuatan tiang atau pilar suatu bangunan.
  • Fungsi lainnya adalah sebagai pijakan sementara saat melakukan pembangunan. Tidak bisa dipungkiri, bahwa proses pembangunan bukanlah proses yang mudah. Selain itu, ada banyak alat bantu yang dibutuhkan, salah satunya adalah pijakan. Pijakan biasanya digunakan saat proses pembangunan bagian yang tinggi. Dalam hal ini, jika cetakan sudah siap, maka bekisting bisa juga digunakan sebagai pijakan. Tentu saja, hal ini akan memudahkan tukang dalam melanjutkan proses pembangunan.
Jika membicarakan fungsinya, maka pada dasarnya fungsi utama dari bekisting adalah sebagai cetakan. Akan tetapi, ada satu hal yang perlu diketahui. Hingga saat ini, tidak ada satupun alat bantu yang mempunyai fungsi yang sama seperti cetakan ini. Belum ada teknologi yang bisa menyamai fungsi dan manfaatnya. Maka dari itu, cetakan ini bisa dikatakan sebagai salah satu alat bantu utama para tukang dalam proses pembangunan.
Salah satu fungsi bekisting dapat membentuk beton sesuai dengan keinginan, mempermudah dalam membuat struktur bangunan. Nah bagi Anda yang sedang cari rumah dengan struktur bangunan yang baik dan juga cantik, cek pilihan rumahnya di kawasan Bintaro dengan harga di bawah Rp1 M di sini!
Secara umum, ada beberapa jenis bekisting yang biasa dipilih oleh tukang dalam proses pembangunan. Pembagian itu biasanya didasarkan dari bahan yang digunakan. Berikut di bawah ini adalah beberapa jenisnya:

3. Bekisting Kayu Balok

Kayu papan dan balok adalah bahan yang paling umum untuk digunakan sebagai bekisting. (Foto: Chandlers Ford Timber)
Jenis bekisting yang pertama adalah bekisting kayu balok. Jenis cetakan ini adalah jenis yang paling sering digunakan, baik di kota maupun di desa. Salah satu alasan utamanya adalah karena tidak sulit mencari kayu balok ataupun kayu papan yang bisa digunakan untuk membuat cetakan. Hal ini karena tidak ada jenis kayu khusus yang harus digunakan dalam membuat cetakan. Jadi, tidak akan ada kendala bagi tukang untuk menemukan jenis kayu yang pas untuk membuat cetakan, baik di desa maupun di kota.
Selain kemudahan dalam menemukan bahannya, harga juga menjadi salah satu faktor penting mengapa banyak yang memilih bekisting kayu balok. Jika membicarakan harga kayu secara umum, mungkin satu lembar papan kayu biasa dihargai mulai dari 25.000 rupiah. Akan tetapi ada beberapa jenis kayu murah yang dijual mulai dari 15.000 rupiah. Kayu sengon salah satunya, dan biasanya kayu jenis ini digunakan sebagai bahan dalam membuat cetakan untuk pondasi rumah.
Satu hal yang perlu digaris bawahi adalah penggunaan kayu sebagai bahan pembuatan bekisting hanya bisa dilakukan satu kali. Jadi, jika kayu balok atau papan sudah digunakan, maka tidak akan bisa digunakan untuk membuat cetakan lagi. Bagi beberapa orang, hal ini tergolong pemborosan, walaupun harga kayu yang digunakan relatif murah.

4. Bekisting Besi Baja (Knock Down)

Bekisting knock-down pada awalnya tercipta dari bahan besi dan baja. (Foto: Wall Formwork System)
Jenis yang kedua biasa disebut knock-down. Sebenarnya, istilah knock-down berasal dari cara penggunaan cetakan yang bisa dengan mudah dibongkar pasang. Jika melihat dari bahan yang digunakan, maka jenis cetakan ini sebenarnya adalah bekisting besi atau baja. Hal ini karena sejak awal, bahan yang umum digunakan untuk membuat lembaran cetakan adalah besi atau baja. Akan tetapi, karena kemudahan penggunaannya, maka jenis ini lebih dikenal dengan istilah knock-down.
Jika membandingkan harga dengan cetakan yang menggunakan bahan kayu, tentu saja harga yang ditawarkan oleh jenis knock-down akan lebih mahal. Bahkan, selisih harganya bisa mencapai sepuluh kali lipat. Akan tetapi, banyak pemborong yang menggunakan bekisting knock-down dengan alasan manfaat karena bisa digunakan berulang-ulang untuk waktu yang lama. Bahkan, beberapa pemborong bisa menggunakan knock-down yang mereka miliki sampai lebih dari 10 tahun.
Sayangnya, jenis knock-down memiliki satu kekurangan, yaitu bentuk dan ukuran. Karena tidak bisa dibentuk sesuai keinginan, maka para tukang atau pemborong harus memiliki jenis dan ukuran knock-down yang sesuai. Jika jenis pekerjaan pembangunan yang dilakukan mirip, maka knock-down yang sama bisa digunakan berulang-ulang. Akan tetapi, jika jenis proyeknya berbeda, maka ukuran knock-down yang diperlukan juga pasti berbeda.

5. Bekisting Aluminium

Bahan aluminium bisa jadi alternatif dari bekisting besi baja karena harganya yang relatif lebih murah. (Foto: Walcoom Corporation)
Jenis yang ketiga adalah bekisting aluminium. Perlu diketahui, jenis ini pada dasarnya sama saja dengan jenis knock-down. Akan tetapi, bahan yang digunakan adalah lembaran aluminium. Penggunaan aluminium memungkinkan para tukang atau pemborong mendapatkan harga yang lebih murah daripada besi ataupun baja. Jadi, bahan aluminium bisa jadi pilihan jika ingin knock-down dengan harga yang lebih terjangkau.
Berbicara tentang hasil cor yang diberikan, knock-down aluminium ini tergolong cukup bagus dan halus. Hal itu karena permukaan aluminium biasanya lebih halus daripada permukaan besi atau baja. Akan tetapi, sayangnya bahan aluminium bukanlah bahan yang umum digunakan untuk material bekisting, paling tidak di Indonesia. Hal ini juga yang membuat anggapan bahwa membuat cetakan dengan bahan aluminium sulit digunakan. Walaupun, pada kenyataannya, proses pembuatan cetakan untuk pondasi bangunan sama saja dengan knockdown besi atau baja. Hal ini juga yang membuat banyak tukang atau pemborong menghindari penggunaan aluminium walaupun harganya relatif lebih murah.

Tips Rumah247.com

Bekisting aluminium bisa digunakan apabila Anda ingin menghemat biaya dan mendapatkan hasil yang serupa dengan bekisting berjenis knockdown.

6. Bekisting Fiberglass

Dalam beberapa kasus, bekisting yang terbuat dari bahan fiberglass terbukti lebih baik daripada yang berbahan kayu. (Foto: Garuda Jaya Fiberindo)
Jenis bekisting yang terakhir adalah fiberglass. Jika sebelumnya membandingkan dua knockdown antara besi baja dan aluminium, maka fiberglass lebih bisa dibandingkan dengan kayu. Hal ini karena dari beberapa faktor, penggunaan cetakan berbahan fiberglass cukup mirip dengan penggunaan cetakan berbahan kayu.
Sebagai contoh, dari segi harga, bahan fiberglass sedikit lebih mahal daripada bahan kayu. Akan tetapi, selisih harga yang ditawarkan tidak terlalu signifikan. Jadi, tukang atau pemborong tidak akan menghabiskan uang secara percuma untuk pembelian bahan fiberglass untuk dibuat bekisting. Faktor kedua adalah masa guna. Penggunaan kayu untuk membuat cetakan tidak bisa dilakukan berulang kali. Bahkan, banyak tukang atau pemborong yang langsung membuang kayu yang sudah digunakan sebagai cetakan. Di lain sisi, bahan fiberglass bisa digunakan kembali, walaupun tidak akan sama awetnya dengan bahan besi baja ataupun aluminium.
Secara keseluruhan, bekisting bukanlah suatu hal yang baru di dunia konstruksi bangunan. Hampir seluruh tukang atau pemborong menggunakannya dalam proses pembuatan pondasi. Sayangnya, sistem pengerjaan yang dilakukan di Indonesia masih tergolong cukup tradisional sehingga beberapa jenis bahan modern belum banyak digunakan.

Related Articles

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Stay Connected

0FansLike
3,910FollowersFollow
0SubscribersSubscribe
- Advertisement -spot_img

Latest Articles