Rumah247.com – Bencana alam dan bencana lainnya terus membuat ribuan orang kehilangan tempat tinggal setiap tahun. Kondisi tersebut memaksa mereka untuk mencari perlindungan tanpa alternatif apapun. Pada saat inilah inovasi dan kreativitas dibutuhkan dalam praktik konstruksi. Sehingga pada akhirnya menciptakan model konstruksi yang lebih cepat dan efisien yang dapat direplikasi setelah bencana alam.
Salah satunya adalah dengan membangun rumah semi permanen.Bahan yang mudah diakses dan ekonomis sangat penting ketika membangun struktur semi permanen. Dengan ini, Anda dapat menerapkan material lokal di area tersebut dan menentukan teknik konstruksi yang sesuai untuk desain tersebut. Meskipun merupakan konstruksi semi permanen, Anda harus memperkirakan bahwa struktur tersebut berpotensi menjadi permanen. Termasuk memperkirakan waktu di mana konstruksi dapat diperpanjang.
Ada beberapa prinsip yang harus diperhatikan saat merancang struktur semi permanen. Berikut ini sejumlah tips dan contoh yang mungkin berguna bagi Anda untuk menggali lebih dalam soal rumah semi permanen.
- Pengertian Rumah Semi Permanen
- Perbedaan Rumah Semi Permanen dan Rumah Permanen
- Material Rumah Semi Permanen
- Fungsi Rumah Semi Permanen
- Keunggulan dan Kekurangan Rumah Semi Permanen
- 7 Contoh Desain Rumah Semi Permanen
Pengertian Rumah Semi Permanen
Rumah semi permanen adalah bangunan mandiri seperti gubuk atau pondok yang dibangun dengan bahan yang tersedia secara lokal. Misalnya seperti papan kayu, batu bata yang dikeringkan dengan sinar matahari, jerami atau bahan nabati lainnya untuk tujuan tempat tinggal oleh pribadi. Unit-unit tersebut mungkin diharapkan hanya bertahan untuk waktu yang terbatas, meskipun kadang-kadang mereka dapat bertahan untuk waktu yang lebih lama.
Sementara itu menurut Badan Pusat Statistik (BPS), rumah semi permanen adalah rumah yang dindingnya setengah bambu, tembok dan bata tanpa plester, atau kayu yang berkualitas rendah.Lantai rumah umumnya dari ubin, semen, kayu yang juga berkualitas rendah, sedangkan atapnya terbuat dari seng, genteng, sirap atau asbes. Rumah ini menjadi pilihan karena tak membutuhkan biaya besar dalam pembangunannya.
Perbedaan Rumah Semi Permanen dan Rumah Permanen
Perbedaan rumah permanen dan semi permanen terletak pada beberapa struktur dan material yang digunakan untuk pembangunannya. Di antaranya saja pondasi, dinding, atap dan lantai. Dibandingkan dengan Rumah semi permanen, rumah permanen cenderung lebih kokoh. Rumah permanen ini terdiri dari pondasi yang kuat, dinding dari batu-bata atau batako, atap dari genteng, dan berlantai dari semen atau keramik.
Sementara itu, perbedaan rumah permanen dan semi permanen terletak pada bagian dindingnya. Jika rumah permanen dindingnya kokoh terbuat dari batu-bata atau batako, rumah semi permanen biasanya menggunakan setengah tembok dan setengahnya lagi kayu atau bambu. Selain itu, untuk atap dan lantai memiliki persamaan, di mana rumah semi permanen memiliki ciri beratapkan genteng dan lantainya dari semen atau keramik.
Tips Rumah247.com
Rumah semi permanen adalah bangunan mandiri seperti gubuk atau pondok yang dibangun dengan bahan yang tersedia secara lokal untuk tujuan tempat tinggal oleh pribadi.
Material Rumah Semi Permanen
Tujuan pembangunan rumah semi permanen adalah untuk menemukan cara menciptakan struktur dan infrastruktur dengan lebih cepat, mudah, efisien, sesuai dengan keadaan dan lokasi di mana mereka akan diimplementasikan. Saat mencari material yang memenuhi persyaratan untuk setiap situasi, bahan yang dianggap alternatif atau tidak biasa dapat menawarkan peluang besar untuk penerapan struktur semi permanen. Ada banyak material yang tersedia dengan sifat mekanik yang baik dalam membangun rumah semi permanen. Berikut ini di antaranya.
Cardboard tidak hanya dapat digunakan sebagai struktur rumah semi permanen tetapi juga memainkan peran penting dalam desain furnitur, seperti tempat tidur, kursi, dan fasilitas penyimpanan. Melalui cara dan lembaran yang telah dipotong dan dengan instruksi untuk melipat dan merakit.
Karet dapat didaur ulang untuk tujuan yang berbeda dan telah digunakan dalam konstruksi untuk membuat batu bata. Tidak seperti batu bata konvensional, batu bata daur ulang dari karet menyediakan perakitan cepat dan hunian langsung. Kepadatannya yang rendah menghasilkan balok yang sangat ringan. Rumah semi permanen yang dibangun dengan teknik ini juga dapat bertahan selama periode pasca-darurat. Karena kekuatan bahan yang tinggi jika dibandingkan dengan kain tahan air, yang lebih umum digunakan untuk konstruksi tenda darurat.
Bambu adalah bahan yang serbaguna dan tahan terhadap kompresi dan tekukan. Material ini juga banyak tersedia terutama di iklim panas. Oleh karena itu, bambu sangat ideal untuk rumah semi permanen sebagai rangka struktural, tetapi juga untuk dinding dan atap. Bambu juga menawarkan manfaat tambahan berupa perakitan cepat.
Bambu juga dianggap sebagai bahan bangunan dengan daya tahan yang tepat dan karakteristik mekanik yang luar biasa, perawatan kimia diperlukan sebelum digunakan dalam konstruksi, untuk menghindari pembusukan dan serangan serangga. Yang perlu diperhatikan dari konstruksi bambu adalah bahwa material ini harus terlindung dengan baik dari sinar matahari dan hujan.
Fungsi Rumah Semi Permanen
Konstruksi dan pembangunan rumah semi permanen biasanya digunakan pada saat suatu wilayah sedang mengalami kebencanaan. Pada saat kondisi darurat tersebut seperti gempa dan lainnya dibutuhkan pembangunan kembali rumah yang cepat dan singkat. Inilah fungsi dari rumah semi permanen. Terlebih saat ini sudah banyak perkembangan teknologi terkait dengan penggunaan material rumah semi permanen
Dengan kata lain, fungsi hunian semi permanen sebetulnya sama seperti rumah pada umumnya. Hanya saja, dengan teknologi dan efisiensi material, maka pembangunan hunian semi permanen bisa jauh lebih murah.
Keunggulan dan Kekurangan Rumah Semi Permanen
Rumah semi permanen bisa dilihat dari ciri dindingnya yang bermaterial setengah tembok tanpa plester, kayu, bata, atau bambu.Sementara pada bagian atapnya, menggunakan material asbes, seng, sirap atau genteng.
Lantai rumahnya dari ubin, semen, atau kayu. Karena sifatnya yang ekonomis, material yang digunakan dalam pembangunan hunian semi permanen berkualitas rendah. Umumnya, rumah semi permanen selain untuk hunian darurat setelah bencana, juga banyak dijumpai pada gang-gang kecil dan kawasan perkampungan.
Jadi, rumah semi permanen memiliki kelebihan dan kelemahannya masing-masing.
Kelebihan:
- Mudah dibangun
- Ekonomis
- Gampang direnovasi
- Bisa memanfaatkan material bekas
- Mudah dibersihkan
Kekurangan:
- Mudah roboh jika konstruksi yang digunakan asal-asalan
- Butuh perawatan ekstra jika materialnya kayu karena rawan di makan rayap
- Harus mempertimbangkan kondisi iklim setempat
- Relatif tidak tahan lama
Dari sisi budget, anggaran untuk membuat rumah semi permanen lebih ringan dibanding membangun rumah permanen. Mau punya rumah dengan bujet di bawah Rp600 jutaan? Cek pilihan rumahnya di kawasan Bojongsari, Depok, di sini!
7 Contoh Desain Rumah Semi Permanen
Membangun rumah semi permanen sangat mudah dan murah. Anda pun dapat melakukannya dan tinggal di rumah baru dengan menggunakan bahan dan sumber daya yang tersedia. Saat membangun rumah semi permanen modern, Anda harus memastikan bahwa memiliki sumber daya yang cukup untuk membangun fondasi yang kuat. Dalam kebanyakan kasus, bangunan semi permanen dibangun menggunakan kayu, kemudian lantai disemen sementara dinding dicor kasar dan kemudian dicat, setelah ini, rumah Anda akan siap digunakan.
Berikut ini sejumlah desain untuk rumah semi permanen:
1. Rumah Semi Permanen Modern
Untuk membangun rumah semi permanen modern, Anda harus bekerja lebih keras untuk memastikan bahwa rumah itu tetap kokoh dan utuh. Anda akan membutuhkan beberapa kantong semen, lembaran besi dan kayu untuk atap, beberapa batu dan balok untuk pondasi Anda, beton dan air yang cukup.
2. Rumah Semi Permanen dari Lembaran Logam
Anda juga dapat membangun rumah semi permanen menggunakan lembaran besi “Mabati” dengan kayu. Anda bisa mengecatnya dengan warna favorit seperti biru. Sederhana tapi tetap cantik. Hanya saja, mungkin satu -satunya masalah yang Anda alami di rumah jenis ini adalah bersiap untuk sering kedinginan. Penghangat di dalam ruangan mungkin dibutuhkan
3. Rumah Semi Permanen Teras Lebar
Saat konstruksi dimulai, pastikan semua titik penyangga (sudut) dibuat lebih kuat dari titik lainnya. Ini berarti, lebih banyak semen dengan sedikit pasir harus diterapkan pada titik-titik strategis rumah.Setelah sudut-sudut selesai, Anda dapat mengambil cukup tanah halus dan mencampurnya dengan semen Anda dan menggunakan beberapa beton dan batu dan mulai mendirikan bangunan Anda sampai akhir. Rumah semi permanen Anda siap tampil mengesankan.
4. Rumah Semi Permanen Sederhana
Untuk desain di atas, tidak banyak kerumitan. Model rumah semi permanen ini sederhana dan hanya segi empat yang lebar. Anda bisa membuat tampilannya lebih cantik dan cute dengan pencahayaan dan semak-semak kecil di sekeliling rumah semi permanen ini
5. Rumah Semi Permanen ala Kapal Kontainer
Sebuah konsep rumah semi permanen bisa dibangun dari kontainer pengiriman yang didaur ulang. Konsep tersebut dapat direplikasi di lokasi lain dengan akses ke badan air. Rumah ini juga bisa dijadikan sebagai rumah berkelanjutan dengan keanekaragaman hayati lingkungan perairannya. Ditambah dengan konsep ramah lingkungan yang memanfaatkan panel surya dan bersandar pada air laut dan pompa energi rendah sebagai sumber panas alami. Beton yang digunakan dalam konstruksi kedap air yang tidak perlu perawatan untuk abad berikutnya.
6. Rumah Semi Permanen dengan Lembar Semen
Rumah semi permanen dengan lembaran semen serat terkompresi ini atapnya diposisikan miring dan menggantung di atas rumah seperti payung untuk melindungi bagian bangunan yang terisolasi dari terik matahari. Eksterior bangunan ditutupi lembaran semen serat terkompresi. Material ini juga tidak memerlukan perawatan dan cukup kuat untuk menahan sinar matahari.
7. Rumah Semi Permanen Kutcha House
Desain rumah Kutcha ditemukan di India. Dindingnya terbuat dari bambu, lumpur, rumput, alang-alang, batu, jerami, jerami, daun dan batu bata yang tidak terbakar, dikenal sebagai rumah kutcha atau kachcha. Contoh rumah kutcha atau rumah sementara biasanya terlihat di daerah pedesaan atau di kota-kota di mana pekerja memilih rumah sementara. Investasi di rumah pakka mahal, itulah sebabnya sebagian memilih rumah kutcha.