Download Aplikasi Rumah247

Pengertian Okupansi Lengkap, Baik Secara Bahasa Maupun Properti

Rumah247.com – Pembangunan properti, baik itu untuk penggunaan pribadi maupun fasilitas umum, perlu memperhatikan okupansi bangunan tersebut. Itu karena okupansi bangunan berkaitan erat dengan kenyamanan serta aspek keselamatan penghuni di dalamnya.

Perlu dicatat bahwa okupansi sebuah bangunan dengan bangunan lainnya akan berbeda-beda tergantung tujuan serta luas bangunan tersebut. Okupansi rumah tinggal, misalnya, akan berbeda dengan okupansi rumah sakit. Begitu juga okupansi apartemen berukuran studio dan apartemen dua kamar tidur akan berbeda pula.

Apa itu okupansi dan apa saja jenis-jenisnya? Artikel ini akan membahas soal okupansi bangunan, termasuk pengertiannya secara bahasa maupun dalam properti, dengan penjabaran sebagai berikut:

Pengertian Okupansi

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), okupansi adalah hunian. Suatu tempat dikatakan okupansi atau memiliki hunian jika ada orang yang menempati ruang yang tersedia di bangunan tersebut.

Sementara itu, dalam bidang properti, okupansi adalah kepadatan suatu ruang atau bangunan. Istilah okupansi bisa diterapkan untuk tempat tinggal seperti rumah, rumah susun, dan apartemen, juga tempat umum seperti restoran, rumah sakit, serta hotel.

Okupansi berkaitan erat dengan daya tampung atau kapasitas sebuah bangunan. Jika tingkat okupansi atau occupancy rate-nya di atas daya tampung, berarti bangunan tersebut mengalami over occupancy yang akan berdampak buruk bagi penghuninya, baik dari segi kesehatan, kenyamanan, maupun keselamatan.

Dampak buruk okupansi melebihi kapasitas:

Mau punya rumah dengan harga di bawah Rp600 jutaan di kawasan yang sekitarnya ada banyak fasilitas kesehatan seperti rumah sakit? Cek pilihan rumahnya di kawasan Bojongsari, Depok, di sini!

Okupansi Sebuah Properti

Seperti yang telah disebutkan, okupansi adalah kepadatan atau hunian suatu bangunan. Tinggal di sebuah bangunan dengan okupansi yang tak melebihi kapasitas tentu akan memberi dampak yang positif bagi penghuninya.

Okupansi suatu tempat berdampak pada kenyamanan penghuninya. Misalnya pemenuhan kebutuhan dasar seperti kapasitas udara yang bersih, ruang gerak yang cukup, dan lingkungan yang bersih karena penghuni yang tak melebihi daya tampung.

Okupansi sebuah properti atau bangunan bergantung pada luas bangunan, serta ketersediaan ruang tinggal berupa kamar atau unit apartemen. Itulah mengapa, okupansi rumah akan berbeda dengan rumah sakit, begitu juga okupansi apartemen tipe studio yang berbeda dengan apartemen dua kamar tidur.

Luas rumah, jumlah anggota keluarga, dan juga kebutuhan setiap keluarga mempengaruhi okupansi rumah tinggal. Okupansi rumah tinggal berdampak pada ruang gerak, kenyamanan dan juga kapasitas udara untuk para penghuninya.

Sama halnya dengan rumah tinggal, okupansi rumah susuh juga bergantung pada luas bangunannya. Bedanya, di rumah susun perlu diperhatikan juga seberapa banyak unit yang tersedia, serta seberapa luas unit tersebut untuk mendukung jumlah anggota keluarga yang menempatinya

Setiap unit apartemen memiliki tingkat kepadatan atau yang berbeda-beda. Apartemen dengan ukuran studio bisa dihuni 1-2 orang, sementara apartemen kelas menengah dengan 2 kamar tidur bisa dihuni 2-3 orang.

Bangunan untuk layanan kesehatan pun perlu diperhatikan tingkat okupansinya, karena berkaitan dengan kenyamanan para pasien. Sebuah bangsal di rumah sakit pun akan berbeda-beda kapasitasnya tergantung kelas kamar rumah sakit.

Di masa pandemi seperti sekarang kita harus menjaga jarak fisik, sehingga penting untuk tahu kepadatan atau hunian suatu tempat. Restoran dengan tingkat okupansi tinggi berisiko lebih tinggi pula pada penyebaran virus COVID-19.

Mengapa Bangunan Perlu Memperhatikan Okupansi?

Tingkat okupansi menjadi elemen penting dari sebuah bangunan. Sebuah bangunan perlu memperhatikan okupansi demi keselamatan dan kenyamanan penghuninya. Karena itu pula tingkat hunian atau occupancy rate membantu kita melihat kepadatan suatu bangunan atau ruang.

Bayangkan jika suatu bangunan memiliki okupansi yang tinggi, bahkan melebihi kapasitas bangunannya. Hal ini tentu berisiko pada keselamatan penghuninya. Jika terjadi di apartemen, maka kepadatan yang terjadi membuat lingkungan menjadi kumuh, dan bangunan terancam roboh.

Sebagai contoh, apartemen tipe studio seluas 18-20 meter persegi, baik untuk ditempati 1-2 orang. Jika lebih dari itu, maka kenyamanan penghuninya bisa terganggu karena ruang gerak yang sempit. Belum lagi perkara ruang yang terasa sumpek akibat kurang udara serta keberadaan perabot penghuninya.

Ruang gerak merupakan faktor penting suatu hunian. Jika okupansi melebihi kapasitas, maka ruang gerak penghuni bangunan akan semakin sempit. Pada akhirnya okupansi di atas daya tampung akan mengganggu aktivitas.

Tingkat okupansi yang tinggi berpengaruh pada kualitas udara yang dihirup penghuni suatu ruang atau bangunan. Perlunya memperhatikan okupansi salah satunya adalah untuk memastikan kapasitas udara yang masuk bagi orang-orang yang menghuni sebuah properti.

Semakin banyak jumlah penghuni, maka semakin besar air bersih yang dibutuhkan. Alasan kita perlu memperhatikan okupansi juga untuk memastikan ketersediaan air bersih bagi penghuni bangunan, baik itu rumah tinggal, apartemen, maupun rumah sakit.

Tingginya okupansi yang tak diimbangi dengan luas ruang juga berdampak pada kesehatan, misalnya penularan penyakit. Mengapa bangunan perlu memperhatikan okupansi, salah satu alasannya adalah untuk meminimalisir penyebaran penyakit di lingkungan padat penduduk.

Tips Rumah247.com Sistem okupansi yang baik harus mampu menyediakan kapasitas ruangan yang cukup untuk meminimalisir penyebaran penyakit di lingkungan yang padat.

Tips Menata Ruang Agar Tidak Over Occupancy

Sebuah bangunan atau ruang dikatakan over occupancy ketika huniannya melebihi kapasitas. Tempat yang over occupancy akan terasa sesak sehingga penghuninya tak leluasa bergerak. Masalah kesehatan juga bisa timbul akibat over occupancy.

Di masa pandemi ini, mempertimbangan okupansi suatu tempat pun semakin penting. Tujuannya antara lain untuk meminimalisir penyebaran penyakit, terutama di lingkungan tempat tinggal kita.

Selain jumlah orang yang menempati suatu tempat, hal lain seperti banyaknya perabotan serta tata ruang pun berpengaruh membuat hunian sudah sesuai atau melebihi kapasitas. Kita pun bisa memaksimalkan ruang sempit, baik itu rumah maupun apartemen, dengan menerapkan desain rumah minimalis.

Hal penting yang harus dilakukan untuk menata ruang agar tidak over occupancy adalah membatasi perabotan. Miliki perabotan sesuai kebutuhan dan utamakan fungsinya. Singkirkan juga barang yang tak lagi dibutuhkan secara rutin.

Desain ruang minimalis menggunakan elemen yang sederhana, tanpa ornamen atau dekorasi yang berlebihan. Ini terlihat dari pilihan warna yang monokromatis, serta perabotan yang mengedepankan fungsi. Menerapkan desain minimalis membantu menata ruang agar terasa lega.

Di masa pandemi, keberadaan sekat atau pembatas telah menjadi bagian dari new normal. Supaya keberadaan sekat tidak membuat ruang makin penuh, gunakan partisi kaca yang memberi kesan minimalis serta membuat batasan lebih mulus.

Konsep dapur terbuka ini cocok untuk ruang sempit. Tata ruangan dengan menyatukan dapur dengan area makan Anda, yang selain berkesan minimalis juga bisa membuat interaksi antar anggota keluarga jadi lebih dekat. Pastikan juga ada ventilasi yang baik agar asap tidak mengganggu aktivitas.

Bukaan berupa ventilasi, jendela, atau atap terbuka membuat sirkulasi udara dan cahaya masuk lebih leluasa ke dalam ruang. Memperbanyak bukaan juga salah satu cara menata ruang agar tidak over occupancy dan terasa sumpek, serta meminimalisir penularan penyakit.

Tips menata ruang agar tak over occupancy berikutnya adalah memakai konsep loft bed. Loft bed adalah tempat tidur yang diposisikan di tempat tinggi dengan penyangga, sehingga ruang di bawahnya bisa digunakan untuk beraktivitas atau keperluan lain.

Bagaimanapun, memahami pengertian okupansi secara bahasa maupun properti akan membantu Anda untuk mempertimbangkan suatu tempat. Misalnya memilih apartemen yang sesuai kebutuhan, atau memaksimalkan ruang di rumah agar tidak over occupancy.

Memerhatikan okupansi properti juga membantu kita mempertimbangkan berbagai hal yang menyangkut kenyamanan dan keselamatan kita di tempat tinggal, seperti ketersediaan ruang gerak dan udara, serta meminimalisir penularan penyakit.

Itulah tadi penjelasan mengenai okupansi properti. Semoga bermanfaat ya!

Tonton video yang informatif berikut ini sebagai panduan yang bisa Anda ikuti seputar biaya tambahan dalam proses jual beli rumah!

 

Temukan lebih banyak pilihan rumah terlengkap di Daftar Properti dan Panduan Referensi seputar properti dari Rumah247.com

Tanya Rumah247.comJelajahi Tanya Rumah247.com, ambil keputusan dengan percaya diri bersama para pakar kamiTanya Rumah247.com Sekarang

Related Articles

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Stay Connected

0FansLike
3,910FollowersFollow
0SubscribersSubscribe
- Advertisement -spot_img

Latest Articles