Rumah247.com – Tahun 2023 diperkirakan sebagai sebagai momentum kebangkitan kembali sektor properti. Meskipun secara perlahan, para penggiat properti yakin bahwa tahun ini bisnis properti akan rebound. Oleh sebab itu saham properti bisa jadi investasi jangka panjang yang menguntungkan.
Terlebih pemerintah telah memutuskan untuk memperpanjang insentif pajak pertambahan nilai (PPN) ditanggung pemerintah (DTP) di sektor properti, periode Januari hingga Juni 2022. Dengan insentif ini diharapkan permintaan terhadap properti akan semakin naik. Dan bisnis properti pun akan bertambah cerah.
Ditambah dengan pemulihan ekonomi yang terus berjalan di Indonesia, dan daya beli masyarakat yang meningkat, sektor properti akan mendapat sentimen positif di pasar saham. Jika Anda tertarik untuk memiliki saham bisnis properti, simak ulasan lengkap mengenai saham bisnis properti yang paling direkomendasikan:
Pengertian Saham Properti
5 Saham Properti Terbaik
Pengertian Saham Properti
Kata saham mungkin sudah akrab di telinga Anda. Karena memang saham adalah instrumen pasar keuangan yang populer. Namun tak ada salahnya bila Anda mengerti betul mengenai saham bila akan terjun ke investasi saham.
Saham atau bisa disebut stock merupakan tanda penyertaan modal seseorang atau badan usaha dalam suatu perusahaan atau perseroan terbatas.
Ketika seseorang memiliki saham sebuah perusahaan, berarti orang tersebut memiliki klaim atas pendapatan perusahaan, klaim atas aset perusahaan, dan berhak hadir dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS).
Sebuah perusahaan menerbitkan saham untuk mendapatkan pendanaan bagi perusahaannya. Saham juga menjadi instrument investasi yang sangat menarik karena saham dapat memberi tingkat keuntungan yang cukup besar.
Ada dua keuntungan yang bisa didapat ketika membeli atau memiliki saham:
Dividen
Yaitu keuntungan yang dibagikan perusahaan ketika perusahaan mendapat laba. Namun dividen ini hanya dibagikan pada orang yang memegang saham dalam waktu lama, dan diakui sebagai pemegang saham yang berhak mendapat dividen. Bentuk dividen yang dibagikan dapat berupa uang tunai atau sejumlah saham.
Capital Gain
Capital gain terbentuk saat terjadi aktivitas jual beli atau perdagangan saham di pasar saham (stock market). Capital gain didapat ketika ada selisih keuntungan antara harga beli dan harga jual dari per lembar saham.
Walaupun investasi saham menggiurkan karena bisa mendatangkan keuntungan yang cukup besar, namun juga memiliki risiko. Ada beberapa hal yang membuat pembeli saham merugi, yaitu:
Capital Loss
Terjadi ketika harga saham yang dibeli lebih tinggi daripada ketika dijual. Misalnya, seorang investor membeli saham perusahaan ABC di pasar saham dengan harga Rp 1.500 per lembar. Namun ternyata harga saham perusahaan tersebut turun dan ia menjual dengan harga Rp 1.000, sehingga orang tersebut merugi Rp 500 per lembar.
Likuidasi
Terjadi ketika perusahaan yang sahamnya Anda beli mengalami kebangkrutan atau dibubarkan, dan seluruh kekayaan perusahaan tersebut dijual. Hasil dari penjualan tersebut akan diprioritaskan untuk memenuhi kewajiban perusahaan. Hak klaim saham menjadi urutan terakhir setelah kewajiban terpenuhi.
Pada Januari 2021, Indonesia Stock Exchange atau Bursa Efek Indonesia (BEI) membuat klasifikasi baru atas sektor dan industri perusahaan tercatat. Dari 12 sektor, properti dan real estate termasuk di antaranya.
Ada sekitar 79 perusahaan properti di Indonesia yang telah menjual sahamnya di bursa saham. Dari puluhan perusahaan tersebut, ada sejumlah perusahaan properti yang memiliki kapitalisasi besar, berpengalaman, dan harga sahamnya sering direkomendasikan sebagai investasi. Inilah lima di antaranya.
Saham bisnis properti di Indonesia pada dasarnya memang didominasi oleh pengembang besar dan memang dikenal memiliki rekam jejak yang baik. Mau punya rumah di Parung Panjang yang dikembangkan pengembang bereputasi baik?
5 Saham Properti Terbaik
1. PT Agung Podomoro Land Tbk (APLN)
Agung Podomoro Land (APLN) merupakan bagian dari Agung Podomoro Grup yang telah berpengalaman lebih dari 50 tahun di bidang properti. APLN telah melantai di bursa saham sejak 2010. Meski dihimpit pandemi, APLN terus membangun proyek properti di Jawa dan luar Jawa.
Sampai sekarang, perusahaan yang memiliki 40 anak usaha ini tetap mengekspansi bisnisnya dengan membangun superblok, mal, hingga kawasan industri. Salah satu proyek unggulannya adalah Kota Podomoro Tenjo yang berada di Bogor, Jawa Barat. Proyek ini bahkan diluncurkan pada puncak pandemi, yaitu pertengahan 2020.
Beberapa proyek APLN yang terkenal lainnya adalah Mall Central Park, Neo Soho, dan Senayan City di Jakarta. APLN juga mengembangkan beberapa proyek township seperti Podomoro Park Bandung dan Podomoro Golf View Cimanggis.
Tak heran bila pada akhir tahun 2020 APLN membukukan penjualan dan pendapatan usaha sebesar Rp4,95 triliun. Meningkat 30,7 persen dibanding tahun sebelumnya. Itulah sebabnya APLN dapat menjadi salah satu emiten saham properti terbaik. Anda bisa membeli saham APLN dengan harga Rp120 per lembar.
2. PT Summarecon Agung Tbk (SMRA)
Emiten dengan kode SMRA ini akan memanfaatkan relaksasi PPN Properti dari pemerintah dan fokus pada penjualan produk seharga Rp1 miliar hingga Rp2 miliar. Dengan demikian pada tahun 2022, perusahaan yang berdiri tahun 1975 ini diprediksi akan mampu mencatat pertumbuhan penjualan.
Analisis tersebut juga berdasarkan kinerja SMRA yang cukup bagus pada tahun 2021. Di mana SMRA mampu memperoleh marketing sales sebesar Rp4,8 triliun. Ini berarti mengalami kenaikan hingga 73% dibanding periode yang sama pada tahun 2020.
Ditambah dengan prediksi pandemi COVID-19 akan lebih terkendali pada tahun 2022 karena vaksinasi semakin meningkat, pendapatan SMRA juga makin terdorong. Imbas dari pendapatan sewa properti yang dikelola SMRA. Pada tahun 2021, SMRA mampu menjaga tingkat okupansi penyewa di mal-nya hingga di atas 90 persen.
Itulah alasan beberapa analis sekuritas merekomendasikan membeli saham SMRA. Target harga saham SMRA adalah Rp1.110 hingga Rp1.300 per lembar saham. Bahkan bisa lebih tinggi.
3. PT Bumi Serpong Damai Tbk (BSDE)
Pengembang besar yang berada di bawah grup Sinar Mas Land ini mulai mencatatkan saham propertinya di BEI pada pertengahan tahun 2008. Pada akhir semester 1 tahun 2021, emiten berkode BSDE ini membukukan pendapatan prapenjualan senilai Rp4,5 triliun. Naik 39,20 persen dibanding tahun lalu.
Pada tahun 2021, total capital expenditure (capex) BSDE mencapai Rp2,5 triliun. Capex tersebut dipakai untuk akuisisi dan pembelian lahan, serta pengembangan jalan tol di area BSD City.
BSD City sebagai kota mandiri juga dijadikan proyek percontohan Ibu Kota Negara (IKN) baru Nusantara, karena konsep smart city yang diterapkannya. Bahkan BSDE dikabarkan akan menggarap lahan di IKN, karena memiliki landbank sebesar 270 hektare di Balikpapan dan 245 hektare di Samarinda.
Dengan kekuatannya tersebut saham properti BSDE sangat menjanjikan. Para analis sekuritas menargetkan harga Rp1.500 hingga Rp1.580. Saat ini BSDE memiliki pembukaan Rp975.
4. PT Ciputra Development Tbk (CTRA)
Sejak didirikan pada tahun 1981 oleh Dr. Ir. Ciputra, emiten dengan kode CTRA untuk saham properti ini telah mengembangkan lebih dari 76 proyek, mulai dari kawasan perumahan, apartemen, perkantoran, mal, rumah sakit, hingga lapangan golf. Proyek-proyek tersebut tersebar di 33 kota di Indonesia.
CTRA juga telah mengakuisisi PT Metropolitan Land (MTLA) yang memiliki cadangan lahan lebih dari 600 hektare. Dengan pengakuisisian ini eksposure CTRA di Jakarta Timur semakin besar. Apalagi proyek utama MTLA adalah real estate dan pusat perbelanjaan.
Bukan hanya itu, hingga kuartal III-2021 saja, CTRA telah membukukan keuntungan bersih senilai Rp1 triliun. Ini berarti naik sebesar 337% secara year on year (yoy). Keuntungan tersebut salah satunya diperoleh dari produk residensial dengan harga sekitar Rp2 miliar yang telah menyumbang 61% dari total prapenjualan.
5. PT Pakuwon Jati Tbk (PWON)
Tahun lalu, perusahaan properti yang bermarkas di Surabaya ini berhasil membukukan marketing sales senilai Rp1,4 triliun. Untuk tahun 2022, emiten berkode PWON menargetkan marketing sales sebesar Rp1,8 triliun, atau naik 28,6 persen yoy.
Optimisme tersebut didapat karena dalam waktu dekat PWON akan meluncurkan dua properti residensial high rise yaitu Pakuwon Bekasi dan Pakuwon Mall Surabaya. Selain itu penjualan segmen rumah tapak di Surabaya tahun ini juga cukup menjanjikan.
Penjualan rumah tapak memang menjadi penyumbang utama prapenjualan PWON tahun lalu, yaitu sebesar 52 persen. Naik sebesar 37 persen dibanding tahun 2020. Selain rumah tapak juga ada bisnis perhotelan dan mal.
Di lantai bursa, saham bisnis properti PWON juga melenggang mulus. Sejak awal tahun, harga saham PWON tumbuh 0,86 persen dengan kapitalisasi pasar Rp22,06 triliun. Dengan kinerja yang baik tersebut, tak heran bila analis sekuritas merekomendasikan pembelian saham PWON dengan target Rp590 per saham.
Itulah lima saham bisnis properti terbaik di Indonesia, sehingga direkomendasikan untuk dibeli. Namun sebelum membeli saham bisnis properti, sebaiknya Anda mengetahui dahulu keuntungan dan risiko ketika berinvestasi saham.
Tonton video berikut ini untuk mengetahui tips investasi properti untuk pemula!
Temukan lebih banyak pilihan rumah terlengkap diDaftar PropertidanPanduan Referensiseputar properti dari Rumah247.com