Download Aplikasi Rumah247

Cerita Rumah Windy dan Egit: Dana Beli Rumah Jadi Buat Bangun Rumah, Buah Investasi Properti Orang Tua

“Rumah adalah media untuk lebih produktifRumah pun bukan sekadar bangunan, tapi tempat beristirahat, berkumpul, tempat untuk tumbuh. Menumbuhkan rasa kasih sayang sehingga keluarga lebih harmonis dan jadi keluarga yang baik.” – Cerita Rumah Windy dan Egit.
Reksadana, saham, valas, hingga aset kripto adalah beberapa ragam investasi yang populer di kalangan anak muda saat ini. Namun pasangan muda Windy dan Egit justru mempertimbangkan lebih memilih berinvestasi di bidang properti. Bukan tanpa alasan, pilihan rencana investasi mereka berkat teladan dari orang tua Egit.
Windy dan Egit melihat langsung bahwa berinvestasi di bidang properti seperti yang dilakukan orang tua mereka ternyata aman dan menguntungkan. Investasi yang dianggap konvensional dan dilakukan oleh orang-orang tua, ternyata sangat terasa manfaatnya saat ini. Bahkan bisa menjadi bisnis yang menggiurkan.
Rumah di daerah Kecamatan MakassarJakarta Timur, yang dihuni oleh Windy dan Egit, salah satu contohnya. Rumah yang baru saja direnovasi oleh Windy dan Egit merupakan hasil dari ketekunan orang tua Egit dalam berinvestasi properti beberapa tahun lalu.
Berkat keputusan tepat orang tua Egit saat membeli rumah yang nyaris terbengkalai, pasangan muda ini akhirnya bisa mewujudkan ‘istananya’. Setelah sebelumnya sempat berkeliling Jakarta mencari rumah impian. Siapa sangka justru rumah impian seluas 150 meter persegi itu sebenarnya sudah ada di depan mata mereka.
Mau punya rumah yang lokasinya masih di dalam Jakarta yang fasilitas kawasannya lengkap tersedia, transportasi dan eksesnya mudah, namun dengan harga yang lebih terjangkau seperti seperti rumah Windy dan Egit di Kecamatan Makassar, Jakarta Timur? Temukan pilihan rumahnya di sini!

Cerita Rumah Windy dan Egit: Investasi Properti ala Orang Tua, Demi Anak dan Hari Tua

Cerita Rumah Windy dan Egit: Investasi Properti ala Orang Tua, Demi Anak dan Hari Tua
Selaku orang yang berwirausaha, orang tua Egit punya kejelian dalam memprediksi peningkatan nilai suatu barang. Properti, salah satu jenis investasi yang nilainya relatif terus meningkat pun tak luput jadi incaran. Walaupun mungkin saja terjadi, tapi sangat jarang nilai properti menurun. Dalam hitung-hitungan bisnis, tentu inilah produk investasi yang paling ideal.
Itulah sebabnya orang tua Egit memilih properti sebagai bentuk investasi. Selain karena mereka kurang mengenal bentuk investasi lain seperti saham, reksadana, dan lain-lain, investasi properti berupa rumah dan tanah dianggap paling aman karena nilainya akan terus meningkat.
Bujet untuk membeli properti mereka sisihkan dari keuntungan dalam berdagang. Orang tua Egit selalu menyisihkan keuntungan dari usahanya untuk disimpan di bank. “Pas nemu jodoh tanah, dibeli cash,” ujar Egit. Orang tua Egit memang memilih untuk membeli tunai dibanding menggunakan kredit atau KPR.
Selain sebagai investasi hari tua, orang tua Egit memang memiliki niat untuk mewariskan properti bagi anak-anak mereka. Tak heran bukan hanya satu properti yang dibeli, namun beberapa properti. Tak hanya di Jakarta, namun juga daerah lain di sekitar Jakarta. Apalagi Egit memiliki tiga orang saudara.

Cerita Rumah Windy dan Egit: Beli Rumah Tua, Luas 200 Meter Persegi Rp200 Juta

Cerita Rumah Windy dan Egit: Beli Rumah Tua, Luas 200 Meter Persegi Rp200 Juta
Mencari properti ibarat mencari jodoh. Dikejar bagaimanapun bila tidak jodoh tidak akan dapat. Sebaliknya, meski tidak dicari, jodoh bisa datang di waktu dan tempat yang tidak terduga. Kira-kira seperti itulah cerita rumah yang sekarang ditempati oleh Windy dan Egit.
Rumah yang terletak di seberang rumah orang tua Egit itu dahulu ditempati oleh seorang janda sebatang kara, yang tak memiliki anak. Sang pewaris, yang merupakan saudara pemilik rumah, memilih menjual rumah tersebut karena tidak sempat untuk mengurusnya.
Dengan begitu rumah ditawarkan dengan harga yang cukup bersahabat. “Kebetulan orang tuaku juga dulu kenal dengan pemilik rumah dan ahli warisnya. Jadi proses jual beli cepat,” jelas Egit.
Panduan Beli Rumah Bekas Biar Untung Banyak

Panduan Beli Rumah Bekas Biar Untung Banyak

Tanah seluas 200 meter persegi itu dibeli seharga sekitar Rp400 juta pada tahun 2012. Cukup murah untuk tanah yang lokasinya berada di Jakarta di kawasan yang cukup strategis, meski berada di sebuah gang. Kondisi bangunan rumah tersebut memang sudah cukup tua, sehingga perlu renovasi.
Rumah yang kurang nyaman untuk dihuni itu akhirnya direnovasi kecil-kecilan oleh orang tua Egit. Namun agar bisa menjadi tambahan penghasilan, rumah dengan bangunan seluas 100 meter persegi tersebut dibuat menjadi dua kontrakan petak.

Cerita Rumah Windy dan Egit: Rumah Petak Per Pintu Rp10 Juta, Sisa Tanah Dibangun Kakak

Cerita Rumah Windy dan Egit: Rumah Petak Per Pintu Rp10 Juta, Sisa Tanah Dibangun Kakak
“Jadi ada dua kontrakan dengan dua pintu. Bentuk kontrakan identik, sama,” ujar Windy. Masing-masing memiliki luas sekitar 50 meter persegi, dengan ruang tamu, satu kamar, satu kamar mandi dan dapur. Masing-masing kontrakan disewakan sekitar Rp10 juta per tahun.
Atas izin orang tua dan kemauan kakak Egit, halaman dari rumah yang seluas sekitar 100 meter persegi dibangun menjadi sebuah rumah oleh kakak Egit. “Orang tua memang inginnya anak-anaknya setelah menikah tinggal tak jauh dari rumah mereka,” tutur Egit.
Sebelumnya, kakak Egit yang sudah menikah tinggal di rumah mertuanya, sebelum akhirnya memutuskan membangun rumah di pekarangan rumah yang dibeli orang tua Egit. Alhasil di atas tanah seluas 200 meter persegi tersebut terdapat dua bangunan, yaitu rumah kakak Egit dan kontrakan petak.
Temukan juga beragam tips, panduan, dan informasi mengenai pembelian rumah, KPR, pajak, hingga legalitas properti di Panduan Rumah.com

Temukan juga beragam tips, panduan, dan informasi mengenai pembelian rumah, KPR, pajak, hingga legalitas properti di Panduan Rumah247.com

Setelah Windy dan Egit menikah pada tahun 2018, mereka juga langsung memutuskan untuk tinggal sementara di salah satu kontrakan petak milik orang tua Egit. Windy dan Egit tinggal bersebelahan dengan penyewa kontrakan petak.
Kebetulan letak kontrakan tersebut tidak jauh dari rumah orang tua Windy, sehingga mudah bagi mereka untuk berkunjung ke orang tua Windy. Meski kecil, saat itu Windy dan Egit cukup nyaman tinggal di sana, karena di gang tersebut juga banyak tinggal saudara Egit, seperti pakde dan keluarga lain.

Cerita Rumah Windy dan Egit: Rumah 100 Meter Persegi Jadi Impian, Harga di Atas Rp2 Miliaran

Cerita Rumah Windy dan Egit: Rumah 100 Meter Persegi Jadi Impian, Harga di Atas Rp2 Miliaran
Windy dan Egit tadinya menjadikan kotrakan petak sebagai persinggahan sementara sebelum memiliki rumah sendiri. Seperti layaknya keluarga baru, mereka menginginkan hunian dengan lingkungan yang nyaman dan memiliki banyak fasilitas, seperti di perumahan atau klaster kekinian.
Sambil giat menyisihkan uang untuk bujet membeli rumah, mereka pun keliling sekitar Jakarta untuk mencari rumah yang ideal menurut mereka. “Karena rumah petak tersebut lama-kelamaan terasa sesak, apalagi kami juga sudah punya anak. Kami membutuhkan rumah yang lebih besar,” ujar Windy.
Rumah dengan luas tanah sekitar 100 meter persegi jadi impian Windy dan Egit. “Biar tidak terlalu sempit bila nanti keluarga kami bertambah lagi,” ujar Windy. Spesifikasi lain rumah ideal menurut mereka adalah bebas banjir dan lingkungan bagus.
Ketahui Potensi Jakarta Timur dan Area lainnya Lewat AreaInsider

Ketahui Potensi Jakarta Timur dan Area lainnya Lewat AreaInsider

Kriteria lain yang sulit ditawar adalah lokasinya tidak jauh dari rumah orang tua, baik orang tua Egit maupun Windy. Kebetulan rumah orang tua Windy juga berjarak hanya sekitar empat kilometer dari rumah kontrakan petak. “Karena kami berdua bekerja, kami kerap menitipkan anak di rumah mamaku,” ujar Windy.
“Setelah beberapa kali survei dan melihat ke beberapa tempat, ternyata rumah dengan spek yang kita mau harganya udah gila-gilaan. Rata-rata di atas Rp2 miliar,” kata Windy. Uang tabungan mereka nyatanya memang hanya cukup untuk down payment dan sisanya harus mengambil KPR.

Cerita Rumah Windy dan Egit: Berubah Pikiran karena Pandemi, Pilih Bangun Rumah Sendiri

Cerita Rumah Windy dan Egit: Berubah Pikiran karena Pandemi Hingga Bangun Rumah Sendiri
Sebenarnya saat Windy dan Egit mencari rumah impian, orang tua Egit memberi sinyal agar mereka membangun saja kontrakan petak tersebut, agar mereka bisa tinggal dekat dari rumah orang tua. Namun saat itu, Windy dan Egit masih memiliki impian untuk tinggal di perumahan atau klaster.
Hingga datanglah pandemi yang membuat mereka berpikir ulang tentang rencana tersebut. “Ada satu titik di mana kita nggak bisa kemana-mana saat pandemi. Saat itu sedang parah-parahnya, hingga beberapa kerabat ada yang tertular COVID-19, bahkan meninggal,” ujar Windy.
“Saat itu kami merasa, dekat dengan keluarga adalah rezeki,” ujar Windy. Betapa beruntungnya mereka ketika bisa tinggal berdekatan dengan kedua orang tua, baik dari pihak Egit maupun Windy. “Karena kalau ada apa-apa kami bisa saling bantu, kami masih mudah untuk bertemu.”
Mana Lebih Untung, Membangun Rumah Sendiri atau Beli dari Developer? Cek di Sini!

Mana Lebih Untung, Membangun Rumah Sendiri atau Beli dari Developer? Cek di Sini!

Akhirnya setelah melalui berbagai pertimbangan, Windy dan Egit pun membulatkan tekad untuk tidak mencari rumah, melainkan membangun rumah kontrakan petakan yang mereka tempati. Biaya membeli rumah akhirnya mereka alihkan untuk modal membangun rumah.
Setelah diputuskan untuk membangun rumah baru di atas tanah rumah kontrakan, Windy dan Egit pun mulai menentukan arsitek sekaligus kontraktor. Proses pembangunan tidak bisa langsung dilakukan karena menunggu kontrakan petak di sebelahnya selesai disewa. “Jadi kedua rumah kontrakan itu kita gabung, menjadi seluas 100 meter persegi,” jelas Egit.

Cerita Rumah Windy dan Egit: Berburu Arsitek dan Kontraktor Profesional yang Bisa Dipercaya

Cerita Rumah Windy dan Egit: Berburu Arsitek dan Kontraktor Profesional dan Bisa Dipercaya
“Sebenarnya waktu masih melihat-lihat rumah, kami sudah mengumpulkan informasi mengenai arsitek. Karena terlepas nanti beli atau renovasi, kita pasti memerlukan arsitek sebab kebutuhan untuk rumah lebih besar sudah mendesak,” kenang Windy yang pada tahun 2019 sudah dikaruniai buah hati.
Namun Windy dan Egit baru benar-benar serius menghubungi arsitek sekitar tahun 2021. Mereka mencari informasi lewat media sosial dan teman-teman yang pernah menggunakan jasa arsitek. Lalu mereka sortir arsitek-arsitek yang sesuai dengan kriteria mereka.
“Kita bandingin portofolio mereka, kita hubungi satu per satu. Lalu kita lihat bagaimana respon mereka, cara penanganan kliennya seperti apa,” tutur Windy. Dari sekitar empat arsitek yang mereka hubungi, akhirnya terpilih satu arsitek sekaligus kontraktor.
Tarif Jasa Arsitek, Cara Hitung, dan 5 Cara Memilih Arsitek yang Tepat

Tarif Jasa Arsitek, Cara Hitung, dan 5 Cara Memilih Arsitek yang Tepat

“Ada satu yang cara kerjanya profesional, enak dan rapi. Mulai dari ketemu sudah bawa tas dan memberikan proposal. Dan mereka sudah berbentuk PT serta punya kantor,” tutur Windy. Jasa arsitek tersebut juga bisa mendesain sekaligus membangun.
Setelah tiga kali mengalami revisi desain, rumah Windy dan Egit pun dibangun pada awal Agustus 2021. Rencananya, proses pembangunan akan memakan waktu sekitar enam bulan.

Cerita Rumah Windy dan Egit: Bangun Rumah Menguras Emosi, Finishing di Luar Ekspektasi

Cerita Rumah Windy dan Egit: Bangun Rumah Menguras Emosi, Finishing di Luar Ekspektasi
Proses pembayaran ditetapkan empat termin yang ditentukan berdasarkan persentase hasil pembangunan. “Pertama bayar, nanti setelah sekian persen selesai baru pembayaran termin kedua, dan seterusnya. Pelunasan setelah masa jaminan pemeliharaan, besarnya sekitar 5 persen, sebulan setelah selesai,” terang Egit.
Sayangnya, waktu pembangunan rumah molor. “Kita kejar-kejar banget. Pokoknya pas Lebaran harus sudah tinggal di rumah baru. Mungkin karena kita kejar-kejar jadi banyak pekerjaan finishing yang di luar ekspektasi. Jumlah tukang pun berkurang. Kita sempat takut nanti mangkrak,” ujar Windy.
Biaya pembangunan pun membengkak. Untungnya Windy dan Egit sudah mengantisipasi hal tersebut. “Biaya yang kita ajukan kita kurangi 25 persen dari bujet kita. Jadi ketika ada penambahan biaya masih bisa tertutupi. Untungnya dana cukup dan kita tidak perlu ambil KPR,” kata Windy berbagi tips.
Agar Pembangunan dan Renovasi Rumah Berjalan Lancar, Ketahui Jasa Kontraktor dan 3 Cakupan Kerjanya

Agar Pembangunan dan Renovasi Rumah Berjalan Lancar, Ketahui Jasa Kontraktor dan 3 Cakupan Kerjanya

Pembengkakan biaya menurut Windy banyak terjadi karena ia melakukan up-grade material. “Lihat rumah sudah bagus, kita jadi ingin menggunakan cat dinding dan granit lantai yang lebih bagus. Memang kalau dihitung per satuan selisihnya tidak seberapa, tapi setelah dikalikan luasnya, tinggi juga,” ujar Windy sambil terkekeh.
Akhirnya proses pembangunan yang menguras energi dan emosi selesai pada April 2022, meski Windy dan Egit sedikit kecewa saat proses finishing. “Memang harusnya dulu sebelum memutuskan kita melihat langsung hasil-hasil kerja mereka. Kita datangi proyek-proyek mereka yang sudah jadi,” sesal Windy.

Cerita Rumah Windy dan Egit: Kontrakan Petak Jadi Rumah 2,5 Lantai Bergaya Skandinavia

Cerita Rumah Windy dan Egit: Kontrakan Petak Jadi Rumah 2,5 Lantai Bergaya Skandinavia
Kini dua kontrakan petak sama sekali menghilang, berganti wujud menjadi hunian modern bergaya Skandinavia, clean dan simpel setinggi 2,5 lantai. “Karena rumah kita berada di gang yang hanya muat satu mobil, kita ingin rumah yang keliatan minimalis, tidak mencolok sendiri, dan terlihat humble,” terang Windy.
Rumah dengan cat dinding dominan putih tersebut merupakan wujud kreasi Windy dan Egit dari hasil mencari-cari ide di internet. “Kami lihat tips-tips bangun rumah, harga-harga material di internet. Beberapa kali baca artikel di Rumah247.com. Kita butuh banyak input,” kata Windy.
Selama proses pembangunan, Egit sekeluarga ‘mengungsi’ ke rumah orang tua Egit untuk sementara. “Biar bisa memantau pembangunan. Karena kami berdua kerja, jadi hanya bisa memantau setelah pulang kerja. Kontraktor pun lapornya mingguan,” terang Egit.

Tips Rumah247.com

Pastikan memilih kontraktor yang benar-benar profesional, terpercaya lewat hasil karya, testimoni klien, dari proyek-proyek sebelumnya. Penyedia jasa kontraktor berlisensi dan profesional akan memberikan garansi bahwa proyek dapat dikerjakan sesuai keinginan Anda, melaporkan progres rutin secara berkala, dan waktu serah terima yang tidak akan meleset dari kesepakatan awal.

Hunian seluas sekitar 150 meter persegi di atas tanah seluas sekitar 100 meter persegi tersebut memiliki tiga ruang tidur, dan rooftop. “Lantai rooftop kami jadikan ruang laundry sekalian tempat jemur pakaian agar tidak kelihatan dari luar,” terang Windy.
Setelah melihat wujud nyata keuntungan dari investasi properti yang dilakukan orang tua dan bisa dinikmati anak-anaknya, Windy dan Egit pun terinspirasi untuk mengikuti jejak orang tuanya. “Dengan berinvestasi di bidang properti, selain bisa menyiapkan tempat tinggal untuk anak-anak, tanah juga bisa diolah sehingga menjadi penghasilan tambahan,” ujar Egit.

Cerita Rumah Windy dan Egit: Terinspirasi Orang Tua, Beli Rp400 Juta Jadi Rp900 Juta

Cerita Rumah Windy dan Egit: Terinspirasi Orang Tua, Beli Rp400 Juta Jadi Rp900 Juta
Investasi di bidang properti yang katanya menguntungkan memang bukan isapan jempol belaka. Semua orang tahu, harga tanah setiap tahunnya memang selalu naik. Tanah dan rumah seluas 200 meter persegi yang dulu dibeli orang tua Egit dengan harga Rp400 juta, kini harganya bisa mencapai Rp900 juta.
“Perjuangan mereka sehingga bisa membeli beberapa properti juga jadi inspirasi kita. Mereka membuka bisnis dari nol, dan menyisihkan sedikit demi sedikit hasil usaha untuk beli properti hingga berkembang seperti sekarang. Disiplin dan manajemen keuangan mereka bisa kami teladani,” kata Windy.
Windy mengaku ia juga tertarik mengikuti jejak mertuanya untuk berinvestasi di bidang properti bila kelak memiliki uang berlebih. “Aku juga memang nggak jago investasi saham dan lain-lain,” aku Windy.
Review Properti: Review Mendalam, Jujur, dan Independen untuk Pilihan Perumahan Baru dan Area Sekitarnya

Review Properti: Review Mendalam, Jujur, dan Independen untuk Pilihan Perumahan Baru dan Area Sekitarnya

Namun itu adalah rencana masa depan Windy dan Egit. Saat ini mereka berdua ingin fokus untuk mengisi rumah. “Karena tabungan kami juga terkuras waktu membangun rumah, jadi sekarang kami beli perabotnya sedikit demi sedikit,” terang Egit.
“Rumah jadinya terasa masih kosong dan sepi. Pelan-pelan akan kami wujudkan menjadi rumah ideal menurut versi kami,” tutur Windy. Namun meski belum sempurna, rumah tersebut kini telah cukup memenuhi kebutuhan keluarganya akan ruang yang cukup bagi keluarganya untuk bertumbuh.
Itulah cerita pengalaman Windy dan Egit untuk punya rumah. Menabung untuk beli rumah malah jadi bangun rumah berkat cara investasi orang tua yang menginspirasi mereka. Masih banyak lagi kisah seputar perjuangan mewujudkan mimpi punya rumah sendiri lainnya yang juga tak kalah menginspirasi. Temukan kisahnya hanya di Cerita Rumah.

Hanya Rumah247.com yang percaya Anda semua bisa punya rumah

Teks: Yudhanti Budi, Foto: Rudyanto Wibisono

Penyangkalan: Informasi yang disajikan hanya sebagai informasi umum. PropertyGuru Pte Ltd dan PT AllProperty Media atau Rumah.com tidak memberikan pernyataan ataupun jaminan terkait informasi tersebut, termasuk namun tidak terbatas pada pernyataan ataupun jaminan mengenai kesesuaian informasi untuk tujuan tertentu sejauh yang diizinkan oleh hukum yang berlaku. Meskipun kami telah berusaha melakukan yang terbaik untuk memastikan informasi yang kami sajikan di dalam artikel ini akurat, dapat diandalkan, dan lengkap pada saat ditulisnya, informasi yang disajikan di dalam artikel ini tidak dapat dijadikan acuan dalam membuat segala keputusan terkait keuangan, investasi, real esate, maupun hukum. Lebih jauh, informasi yang disajikan bukanlah sebagai pengganti saran dari para profesional yang terlatih, yang dapat mengambil keputusan sesuai dengan kondisi dan situasi Anda secara pribadi. Kami tidak bertanggung jawab terhadap hasil dari keputusan yang Anda buat dengan mengacu pada informasi yang tersaji dalam artikel ini.

Related Articles

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Stay Connected

0FansLike
3,910FollowersFollow
0SubscribersSubscribe
- Advertisement -spot_img

Latest Articles