“Rumah adalah tempat di mana kita berkembang, mengekspresikan kebebasan, tentang inspirasi, serta tempat beribadah yang datangkan ketenangan.” – Cerita rumah Pimawola.
Masing-masing orang memiliki selera dan pemikiran berbeda-beda dalam mewujudkan rumah impian. Ada yang ingin rumah mungil, karena lebih mudah merawatnya. Tapi ada juga yang menginginkan rumah yang luas agar terasa lebih lega.
Pimawola yang biasa disapa Pima, memilih opsi kedua. Dia ingin memiliki rumah yang besar, karena ia memiliki keluarga besar di Semarang. Jadi sewaktu-waktu keluarganya datang ke rumahnya, mereka bisa berkumpul di satu tempat, di rumahnya.
Hal tersebut ternyata bak gayung bersambut dengan pemikiran suaminya yang berasal dari Palembang, yang juga memiliki keluarga besar. Lebih nyaman misalnya bila keluarga dari luar kota datang berkumpul di satu rumah, dibanding harus terpisah-pisah di hotel yang berbeda.
Inilah yang menjadi alasan mereka ingin memiliki rumah. Selain tanah yang luas, ada satu lagi kriteria tambahan yang diinginkan, rumahnya juga harus kokoh. Tujuannya, agar awet dan bila suatu saat perlu dikembangkan akan lebih mudah mengerjakannya.
Setelah terkendala dengan beberapa hal yang melelahkan, mulai dari proses KPR, BI checking, dan sebagainya, pada akhirnya Pima dan keluarga kini nyaman menempati rumah dengan luas tanah 104 m2 dan luas bangunan 220 m2 di Pamulang, Tangerang Selatan.
Mau punya rumah di areaPamulang seperti rumah Pima?Meski masuk kawasan Tangerang Selatantapi hanya ‘selangkah’ dari Jakarta dengan banyak opsi fasilitas transportasi. Temukan pilihan rumahnya dengan harga di bawah Rp700 jutaandi sini!
Cerita Rumah Pimawola: Kumpulkan Brosur Rumah Jadi Hobi, Incar Selatan Jakarta untuk Ditinggali
Perjuangan Pima dalam mewujudkan rumah impian terbilang serius. Untuk mencari informasi tentang rumah yang diinginkan, dia mengumpulkan informasinya dari internet maupun datang langsung ke lokasi rumah yang jadi incaran.
Untuk mencari informasi di internet, Pima biasa mencari di rumah247.com. Ia merasa senang menggunakan layanan pencarian rumah seperti pada listing properti dijual dan perumahan baru di Rumah247.com, sebab tersedia banyak pilihan tipe rumah yang ditawarkan.
Menurut mereka, kelebihan lain dari rumah.com adalah calon pembeli bisa memilih lokasi yang diinginkan beserta kisaran harganya. Pima mengaku banyak mendapatkan informasi rumah sesuai dengan bujet yang diinginkan. Bermodal informasi tersebut, dia bisa survei lokasi dengan efektif.
Selain mencari informasi secara online, Pima terkadang juga mencari informasi secara offline. Misalnya saat ke mal ada booth pameran properti, dia tak segan mendatanginya dan meminta brosur. Cukup banyak brosur perumahan yang dia kumpulkan sebagai pertimbangan, baik dari pameran maupun datang langsung ke lokasi projek perumahan.
Panduan dan Pertimbangan Penting Saat Mencari Rumah
“Jadi waktu mulai mencari rumah, saya itu hobi mengumpulkan brosur. Kalau ditumpuk brosur yang saya kumpulkan tingginya sekitar selutut,” kata pemilik akun Instagram @rumah_pimawola ini sambil tertawa.
Saat mencari rumah, Pima dan suaminya tidak mengharuskan rumah tersebut harus berada di kompleks perumahan. Fokus pertama adalah tanah yang cukup luas. Minimal tanahnya 100m2 agar lebih mudah merancang pembangunannya. Bila tanahnya sempit, akan lebih sulit merancangnya.
Daerah yang dijadikan sasaran adalah Selatan Jakarta mulai dari Pamulang hingga ke Bogor. Menurutnya, daerah tersebut nyaman untuk ditinggali dan fasilitasnya terbilang lengkap.
Cerita Rumah Pimawola: Tak Ada Kejelasan, Proses KPR Rumah di Sawangan Tidak Dilanjutkan
Pada 2017, setelah survei sekitar setahun, Pima akhirnya menemukan kriteria rumah yang diinginkan. Sebuah rumah di Sawangan berdiri di atas tanah 214 m2. Luas tanah dirasa cocok dengan kriterianya. Ukuran tanah seluas itu akan memudahkan dirinya untuk melakukan renovasi.
Meskipun rumah di lahan tersebut tidak terlihat kokoh, tapi hal tersebut bukan jadi masalah besar. Toh, suatu saat mereka bisa merenovasi dan membuatnya lebih kokoh dan juga lebih luas. Dia pun menyatakan tertarik dan ingin membeli rumah tersebut.
Pima kemudian mengajukan KPR ke bank untuk pembelian rumah tersebut. Syarat-syarat yang diperlukan untuk KPR sudah disiapkan diajukan ke bank. Ia tinggal menunggu waktu untuk pemeriksaan berkas, setalah itu wawancara dan tanda tangan akad kredit.
Sayang, pengajuan tersebut ibarat bertepuk sebelah tangan. Sudah beberapa bulan pengajuan KPR, tapi belum ada tanda-tanda berkasnya akan diproses. Ketika hal tersebut ditanyakan kepada pihak bank, tidak ada kejelasan apa masalahnya sehingga proses pengajuan KPR rumahnya tidak ditindaklanjuti.
4 Tanda KPR Disetujui dan Cara yang Dilakukannya
Setelah menunggu cukup lama dan tidak ada kejelasan status KPR untuk rumah di Sawangan, akhirnya diputuskan bahwa mereka tidak melanjutkan proses KPR. Rumah yang sudah memikat hati tersebut batal untuk dimiliki.
Setelah gagal membeli rumah di Sawangan, Pima tidak lantas patah semangat. Dia tetap melanjutkan proses pencarian rumah, masih di Selatan Jakarta. Hingga sampai pada pertengahan Ramadan 2018, dia memutuskan berhenti sejenak dalam mencari rumah, dan mulai fokus beribadah serta mempersiapkan mudik ke Palembang.
Satu hari menjelang mudik, dia mendapat telepon dari staf pemasaran Casa Cadma Pamulang, projek milik pengembang perumahan di Sawangan yang sempat diurus KPR-nya. Malam itu juga setelah Salat Tarawih Pima langsung menuju klaster lain yang dipasarkan pengembang tersebut untuk melihat unit yang sedang dibangun.
Cerita Rumah Pimawola: Beli Rumah Satu Lantai, Lebih dari Harga Rumah Dua Lantai
Saat pertama melihat dan mendengar penjelasan dari staf pemasaran, Pima langsung tertarik. Sebab, rumah di klaster tersebut bisa di-custome, sesuai dengan keinginan pembeli. Pima membayangkan dia bebas merancang desain rumah sesuai dengan keinginannya.
Sang suami pun merasa sreg ketika melihat spesifikasi bangunan kompleks perumahan tersebut. Fondasi rumah yang sedang dibangun juga terlihat kokoh. Suami Pima memang bekerja di bidang konstruksi sehingga paham tentang spesifikasi bangunan.
Ketika ditawari mau memilih rumah satu lantai atau dua lantai, Pima justru merasa galau. Kedua model terlihat sama-sama menarik. Untuk tipe satu lantai harganya mendekati Rp600 juta. Sementara untuk dua lantai selisihnya sekitar Rp100 juta.
Tak mau buru-buru memutuskan, akhirnya Pima memutuskan mudik terlebih dulu ke Palembang. Selama perjalanan mudik pun, mereka berdua berdiskusi memilih rumah satu lantai atau dua lantai. Ketika berada di Palembang mereka akhirnya memutuskan untuk membeli rumah dua lantai.
Namun, keputusan tersebut berubah ketika kembali ke Pamulang dan melihat rumah contoh satu lantai. Rumah tersebut terlihat kokoh. Setelah diskusi ulang, akhirnya dipilih rumah satu lantai, tapi dengan upgrade, agar rumah lebih kokoh. Rumah satu lantai tersebut sudah harus di-dak dan spefikasinya ditingkatkan.
Misalnya saja untuk besi fondasi, umumnya menggunakan besi 12 mm, Prima dan suami meminta ukuran 16 mm. Untuk besi cor tiang juga diperbesar dengan besi 14 mm. Tujuannya agar rumah benar-benar kokoh saat ingin ditingkat.
Setelah dihitung-hitung, ternyata dana yang dikeluarkan lebih dari harga rumah dua lantai. Meski lebih mahal, tapi rencana tersebut tetap dilanjutkan, karena salah satu pertimbangan penting saat membeli rumah strukturnya harus kuat.
Cerita Rumah Pimawola: Tunggakan Biaya Administrasi Surat Kartu Kredit, Bikin Proses KPR Berbelit
Setelah deal dengan spesifikasi dan harga rumah tersebut, Pima mengajukan program KPR ke BNI Syariah (sekarang Bank Syariah Indonesia). Saat proses pengajuan tersebut, bank syariah yang melayani tidak berbelit-belit. Jawaban segera keluar. Sayang jawabannya tidak seperti yang diharapkan. Pengajuan KPR Pima ditolak!
Ketika bertanya alasan penolakan tersebut, Bank menyatakan bahwa data yang diajukan tidak lolos BI Checking. Pima sempat komplain, karena merasa tidak berutang kepada pihak bank mana pun. Kartu kredit suaminya pun sudah ditutup lama.
Pima kemudian curhat kepada pihak pengembang dan menceritakan permasalahan yang menimpa. Ia meyakinkan bahwa dirinya tidak punya utang kepada pihak bank. Pihak pengembang pun berjanji membantu mengusut permasalahnya, kenapa Prima tidak lolos BI Checking.
Setelah dibantu pengembang mencari informasi, ternyata ada tagihan biaya administrasi surat kartu kredit suaminya sebesar Rp10 ribu yang belum dibayarkan selama 10 bulan. Artinya, ada tunggakan administrasi sebesar Rp100 ribu yang membuat berkasnya tidak lolos BI Checking.
Tips Rumah247.com
Selesaikan urusan BI Checking sebelum mengajukan KPR. Pastikan riwayat kredit Anda baik. Jangan coba-coba dengan kartu kredit atau pinjaman online yang sekarang sedang marak kalau tidak mampu membayar atau menanggung risikonya.
“Lha kalau tahu hanya tagihan Rp100 ribu, kan bisa kami bayarkan saat pelunasan kartu kredit dulu. Tapi waktu itu tidak ditagih, kami kan tidak tahu. Masak gara-gara administrasi Rp100 ribu tidak lolos BI Checking. Sejak saat itu, saya memutuskan tidak akan bikin kartu kredit lagi. Lebih banyak repotnya,” kata Pima.
Untuk menyelesaikan administrasi sebesar Rp100 ribu tersebut, dia harus beberapa kali telepon ke pihak bank. Suaminya juga harus datang langsung ke kantor pusat untuk melunasi jumlah uang yang tidak seberapa tersebut.
Setelah urusan biaya administrasi kartu kredit selesai, proses KPR Syariah-nya juga tidak bisa langsung disetujui. Dia harus menunggu selama tiga bulan untuk “membersihkan” namanya dari blacklist BI Checking yang terlanjur menimpanya.
Cerita Rumah Pimawola: KPR Disetujui Langsung Kumpulkan Uang dan Barang untuk Renovasi
Pima lalu berpikir bahwa proses pembelian tanah di Sawangan terkatung-katung beberapa bulan sepertinya karena biaya administrasi yang belum dibayar. Meski urusan sepele tersebut menunda dirinya untuk membeli rumah hingga setahun, tapi Pima tetap bersyukur, karena akhirnya masalah tersebut terselesaikan.
“Saran saya, bagi yang punya kartu kredit atau kredit lainnya, pastikan clear dulu sebelum mengajukan KPR. Daripada harus repot saat proses pengurusan administrasi,” kata Pima.
Pima lega setelah KPR-nya disetujui. Dia lalu mulai mengumpulkan uang lagi untuk proses renovasi rumah. Maklum, rumahnya terbilang tanggung. Sudah didak atapnya, tapi masih satu lantai. Bila tidak ditingkat sekalian terlihat kurang menarik, dak ditutup genteng sehingga seperti rumah pada umumnya.
Sembari mengumpulkan dana renovasi, Pima juga mulai mengumpulkan barang-barang yang diperlukan untuk renovasi, tapi bisa disimpan dalam jangka waktu lama. Urusan kabel untuk instalasi listrik misalnya, dia sudah membeli beberapa rol kabel.
Temukan juga beragam tips, panduan, dan informasi mengenai pembelian rumah, KPR, pajak, hingga legalitas properti pada Panduan Rumah247.com
Begitu pun untuk keperluan sanitari, Pima sudah menyicil pembelian barang seperti shower dan kran. Namun, untuk barang yang berisiko rusak dan sulit disimpan seperti closet tidak dibeli terlebih dahulu. Pembeliannya baru akan dilakukan saat proses renovasi dimulai.
Setelah sekitar dua tahun menabung, Pima sudah siap untu memulai renovasi. Desain juga sudah dibuat suaminya. Untuk proses renovasi tersebut, semua barang dibeli oleh Pima. Dia hanya mencari mandor yang bisa menyediakan tukang. Beruntung di kontrakan milik ibunya terdapat penyewa yang berprofesi sebagai mandor.
Ketika berkonsultasi dengan mandor tersebut, Pima menanyakan apakah bisa membuat rumah sesuai dengan desain yang dibuat. Jawaban mandor tersebut sangat melegakan. Ternyata mandor tersebut sudah punya jam terbang tinggi dan biasa mengerjakan proyek perumahan mewah seperti di Pondok Indah.
Cerita Rumah Pimawola: Renovasi Rumah di Masa Pandemi Membawa Berkah Tersendiri
Mandor tersebut juga menjanjikan tukang berpengalaman yang didatangkan langsung dari Banjarnegara. Saat proyek tersebut akan dimulai, pandemi datang ke Indonesia di awal 2020. Prima sempat ragu dengan nasib renovasi rumahnya.
Setelah mandor menyatakan siap bekerja dengan protokol kesehatan, Pima pun yakin dan mulai melakukan renovasi rumahnya. Beberapa orang pernah bertanya kepada Pima, bagaimana caranya saat pandemi bisa melakukan renovasi padahal sebagian orang harus menghadapi kesulitan ekonomi.
“Orang kan tidak tahu ya proses kami menabung selama dua tahun. Jadi sebelum pandemi itu uang dan barang sudah kami kumpulkan. Ketika pandemi istilahnya memang tinggal eksekusi,” kata Pima.
Proses renovasi rumah di masa pandemi juga jadi pengalaman tersendiri bagi Pima. Selain kerepotan, karena harus menerapkan protokol kesehatan yang berbeda di masa normal, ternyata pandemi juga membawa berkah tersendiri.
Tips Rumah247.com
Saat renovasi atau bangun rumah, pilih arsitek yang sesuai dengan anggaran. Meskipun jasa arsitek punya acuan tarif umum, namun tidak dipungkiri arsitek rumah yang berpengalaman dan telah dikenal akan karya-karyanya memiliki tarif yang lebih tinggi.
Harga barang di masa pandemi ternyata justru turun. Hal tersebut dilakukan produsen dan toko material agar cashflow mereka tetap berjalan. Beberapa barang yang dibeli di masa pandemi, ternyata lebih murah dibanding di masa sebelum pandemi.
Pima memang hafal harga material untuk kebutuhan renovasi. Hal tersebut disebabkan kebiasaan Pima mencatat semua daftar belanjaannya dalam format spreadsheet. Dia selalu mencatat jenis barang beserta tipenya.
Misalnya saja saat membeli granit, dia tidak hanya mencatat merek dan harganya tapi juga mencatat tipenya. Tujuannya bukan sekadar untuk mengetahui jumlah barang yang dibeli dan harganya, tapi juga tahu tipe dan warna apa granit tersebut. Seandainya ada kekurangan, dia tinggal telepon ke toko material menanyakan stok barang tersedia atau tidak. Tidak perlu mencari-cari lagi. Sangat memudahkan.
Cerita Rumah Pimawola: Rumah Bergaya Industrial dengan Workshop di Lantai Tiga
Keuntungan lain dari melakukan renovasi di masa pandemi adalah dia bisa mengawasi pekerjaan tukang setiap hari. Pima yang saat ini bekerja penuh dari rumah bisa meluangkan cukup waktu untuk mengawasi pekerjaan tukang saat proses pembangunan.
Meski awalnya tidak terlalu paham tentang material dan pembangunannya, lama-lama Pima paham juga. Untuk ukuran besi misalnya, dia jadi hafal dan bisa membedakan mana besi ukuran 12 mm, 14 mm, dan 16 mm.
Hal tersebut dikarenakan dia terbiasa menunggui pekerjaan para tukang. Pima merasa bersyukur, karena berhasil mewujudkan rumah bergaya industrial impiannya. Mandor dan tukang berpengalaman sangat membantu untuk mewujudkan rumah impiannya.
TANYA RUMAH247COM
Jelajahi Tanya Rumah247.com, ambil keputusan dengan percaya diri bersama para pakar kami
Meski terkadang harus beda pendapat dengan suaminya mengenai perubahan rencana renovasi, tapi semua akhirnya tetap bisa diambil jalan tengah. Misalnya saja untuk proses renovasi yang awalnya hanya dua lantai, akhirnya berubah menjadi tiga lantai karena sang suami ingin membuat workshop di lantai tiga.
Tapi pada akhirnya, Pima tetap mensyukurinya, karena suaminya bisa menyalurkan hobi ngoprek, di tempat khusus. Jadi tidak membuat setiap sudut rumah jadi berantakan. Rumah tiga lantai tersebut juga membuat ruang untuk saudara yang menginap lebih lega. Pernah satu hari saudara Pima menginap sebanyak 26 orang dan ternyata bisa ditampung di rumahnya. Benar-benar impian yang terwujud jadi nyata.
Itulah cerita pengalaman Pimawola untuk punya rumah sendiri yang sempat terganjal tunggakan kartu kredit untuk biaya administrasi. Masih banyak lagi kisah seputar perjuangan mewujudkan mimpi punya rumah sendiri lainnya yang juga tak kalah menginspirasi. Temukan kisahnya hanya di Cerita Rumah.
Hanya Rumah247.com yang percaya Anda semua bisa punya rumah
Teks: Agung Marhaenis, Foto: Lutfi Hamdi
Penyangkalan: Informasi yang disajikan hanya sebagai informasi umum. PropertyGuru Pte Ltd dan PT AllProperty Media atau Rumah247.com tidak memberikan pernyataan ataupun jaminan terkait informasi tersebut, termasuk namun tidak terbatas pada pernyataan ataupun jaminan mengenai kesesuaian informasi untuk tujuan tertentu sejauh yang diizinkan oleh hukum yang berlaku. Meskipun kami telah berusaha melakukan yang terbaik untuk memastikan informasi yang kami sajikan di dalam artikel ini akurat, dapat diandalkan, dan lengkap pada saat ditulisnya, informasi yang disajikan di dalam artikel ini tidak dapat dijadikan acuan dalam membuat segala keputusan terkait keuangan, investasi, real esate, maupun hukum. Lebih jauh, informasi yang disajikan bukanlah sebagai pengganti saran dari para profesional yang terlatih, yang dapat mengambil keputusan sesuai dengan kondisi dan situasi Anda secara pribadi. Kami tidak bertanggung jawab terhadap hasil dari keputusan yang Anda buat dengan mengacu pada informasi yang tersaji dalam artikel ini.