Download Aplikasi Rumah247

Cerita Rumah Maulana: Beli Tanah Jadi Tempat Pembuangan Sampah, Jadi Rumah Japandi yang Menginspirasi

“Rumah seperti jodoh. Setiap rumah tidak ada duanya, tidak ada yang persis sama, hingga harus dirawat sebaik mungkin. Rumah juga tempat dan saksi kami bertumbuh, sebagai teman di hari tua.” – Cerita Rumah Maulana
Hunian berkonsep modern minimalis dengan dominasi warna putih tampak bersahaja, meskipun cukup mencolok di antara rumah lainnya di suatu pemukiman di Kota Kudus, Jawa Tengah. Di media sosial Instagram, rumah inspiratif ini dibuatkan akun @rumah.mnt yang merupakan singkatan dari nama pemiliknya, Maulana M. Atsnansyah dan Tiara Kurnia Candra.
Seperti halnya impian banyak pasangan, Maulana dan Tiara ingin tinggal di rumah sendiri setelah menikah dan mempunyai anak. Namun, lantaran kesulitan mencari rumah siap huni di Kota Kudus yang sesuai kriteria dan dana yang mereka punya, mereka harus mencari solusi lain.
Sebidang tanah ukuran 23×6 meter yang pernah dibeli Maulana semasa lajang dan ‘nyaris dilupakan’, bahkan telah dijadikan tempat pembuangan sampah, akhirnya menjadi solusi mereka untuk punya rumah sendiri, yaitu membangun rumah sendiri. Dirancang sendiri, tanpa bantuan arsitek dan kontraktor, rumah yang tadinya jadi tempat pembuangan sampah akhirnya berdiri dengan indahnya.
Mau punya rumah di area yang harganya masih terjangkau dan potensinya bagus di masa depan, seperti rumah Maulana di KudusJawa Tengah? Temukan pilihan rumahnya dengan harga di bawah Rp500 jutaan di sini!

Cerita Rumah Maulana: Beli Tanah Pakai Modal Usaha Konveksi, Menimbang Proyeksi Investasi

Cerita Rumah Maulana: Beli Tanah Pakai Modal Usaha Konveksi, Menimbang Proyeksi Investasi
Semula Maulana tak ada niat membeli tanah. Namun orangtuanya iseng menawarkan tanah dengan bangunan joglo tua hampir roboh yang sedang dijual murah karena pemiliknya butuh uang cepat. Kebetulan, tanah tersebut terletak dekat rumah orangtua dan kakaknya.
“Tanah ini tidak ada yang melirik, gak ada yang mau beli. Lokasinya di ujung jalan dengan akses jalan masuk yang sempit. Dulu ditawarkan dengan harga Rp50 juta, meskipun luas tanahnya hanya 23×6 meter, tetapi lokasinya di pusat Kota Kudus, terhitung cukup murah,” jelas Maulana.
Ketertarikan Maulana lebih kepada menjadikan tanah itu sebagai aset investasi, yang diproyeksi nilainya bakal naik. Untuk itu Maulana rela memakai tabungan yang rencananya digunakan sebagai modal pengembangan usaha konveksi kaos jersey yang baru dirintisnya setahun. Di tahun 2012 itulah tanah itu dibelinya secara tunai.
“Sejak dibeli tanah itu dibiarkan begitu saja. Pernah dipakai oleh kakak saya ketika membangun rumah. Tanah itu digunakan untuk menaruh bahan-bahan bangunan. Setelahnya, tanah itu terbengkalai. Namanya di kampung, tanah menganggur sampai bertahun-tahun, jadi dimanfaatkan masyarakat sekitar buat buang sampah. Ha… ha… ha…,” kenang penggemar sepakbola ini sambil tertawa tergelak.
Sebelum menikah dengan Tiara di awal tahun 2019, mereka memang sepakat bahwa memiliki rumah adalah prioritas. Setelah menikah dan kemudian sang istri hamil, mereka mulai gencar mencari-cari rumah. Targetnya ketika buah hati lahir, mereka telah menempati rumah sendiri. Tidak merepotkan orangtua dan hidup mandiri. Namun, keinginan tersebut terpaksa ditunda.

Cerita Rumah Maulana: Banyak Rumah Subsidi dan Mewah, Jarang Rumah Kelas Menengah

Cerita Rumah Maulana: Banyak Rumah Subsidi dan Mewah, Jarang Rumah Kelas Menengah
Kriteria rumah yang mereka cari adalah berada di perumahan baru dengan spesifikasi bangunan yang berkualitas bagus dan harganya masih terjangkau. Selain itu, lokasinya terletak di Kota Kudus, supaya dekat dengan tempat usaha Maulana dan rumah orangtuanya. Namun, sampai anak pertamanya lahir, mereka belum menemukan rumah yang benar-benar sesuai keinginan.
Mulai dari pencarian online seperti pada portal-portal properti, sampai menjelajahi perumahan-perumahan baru di Kota Kudus telah mereka lakukan, tetapi belum membuahkan hasil. Spesifikasi bangunan memang jadi perhatian penting bagi Maulana dalam memilih rumah. Menurutnya, rumah dengan spesifikasi material yang bagus bikin lebih nyaman untuk dihuni jangka panjang.
“Kami mencari rumah dengan kualitas menengah. Di Kudus saat itu, banyak dibangun rumah subsidi dengan kualitas agak rendah dan rumah mewah dengan kualitas tinggi tetapi harganya juga tinggi. Rumah yang kualitasnya di tengah-tengah, hanya sedikit dan kami tidak menemukan yang cocok,” ungkap penyuka ikan koi ini.
Review Properti: Review Mendalam, Jujur, dan Independen untuk Pilihan Perumahan Baru dan Area Sekitarnya

Review Properti: Review Mendalam, Jujur, dan Independen untuk Pilihan Perumahan Baru dan Area Sekitarnya

Pupus sudah harapan Maulana dan Tiara untuk tinggal di rumah sendiri sebelum kelahiran buah hati mereka. Pertimbangan mereka daripada terburu-buru dan memaksakan membeli rumah yang ada, mereka memutuskan untuk menunggu saja, sambil menabung. “Siapa tahu tabungan kami lama-lama sanggup mengambil rumah yang mewah sekaligus ha ha ha,” gurau Maulana.
Untuk mewujudkan salah satu prioritas penting dalam rumah tangga mereka, yaitu memiliki rumah sendiri, pasangan ini berkomitmen untuk sama-sama menyisihkan penghasilan buat tabungan rumah, bahkan sejak mereka masih pacaran. Mereka pun rela menekan biaya untuk pengeluaran lainnya selain kebutuhan sehari-hari, seperti mengurangi jatah hiburan seperti jalan-jalan, nonton, dan lainnya.

Cerita Rumah Maulana: Bangun Rumah, Gotong Royong Beli Kebun Pisang Buat Jadi Jalan

Cerita Rumah Maulana: Bangun Rumah, Gotong Royong Beli Kebun Pisang Buat Jadi Jalan
Sampai akhirnya tahun 2019, ayah Maulana memberitahukan kalau tanah yang dulu pernah dibelinya delapan tahun lalu, kondisinya semakin memprihatinkan, jadi tempat pembuangan sampah. Ayahnya ingin membersihkan tanah itu. Saat itulah, ibunya mengatakan, “Ya sudah, bangun rumah di situ saja.” Tetapi, Maulana masih ragu, mengingat akses jalan tanah itu kurang memadai.
Akses hanya jalan setapak yang bisa dilalui oleh motor saja, dan berada di ujung jalan yang dihimpit oleh tetangga kanan-kiri. Ketika sedang menimbang-nimbang untuk membangun rumah di tanah miliknya itu, ada titik terang, tawaran dari tetangga meruntuhkan keraguan Maulana. Tetangga di sebelah kanan rumahnya menawarkan kebun pisang di samping rumahnya untuk dijadikan jalan umum.
“Penawaran ini untuk sekitar lima rumah di dekatnya. Dia menawarkan harga yang jauh di bawah pasaran. Harganya Rp100 jutaan dengan ukuran 3×25 meter untuk kami beli gotong-royong dibagi lima KK. Setelah kami beli, tanah seluas itu segera kami alih-fungsikan sebagai jalan umum,” cerita Maulana. Jalan yang semakin terbuka membuatnya yakin tanah itu berjodoh untuk dibangun rumah impiannya.
Tips Membangun Rumah Sesuai Bujet

Tips Membangun Rumah Sesuai Bujet

Tahun 2020 pembangunan rumahnya mulai dilakukan, tanpa jasa arsitek dan kontraktor. Dengan bekal pendidikan Tata Kota, Maulana membuat sendiri denah rumah hasil dari melihat-lihat referensi di Instagram, Pinterest, dan Website tentang desain rumah.
“Kebetulan ayah saya punya pengalaman seperti kontraktor yang punya langganan mandor dan tukang. Jadi ayah yang membantu eksekusi rumah berdasarkan konsep desain yang kami buat,” jelas Maulana.
Ketika berencana membeli rumah siap huni, Maulana mempersiapkan untuk mengambil KPR sementara tabungan yang dimiliki saat itu sebagai uang muka. Sewaktu membangun rumahnya, tambahan tabungan yang telah terkumpul selama tiga tahun menunggu, cukup digunakan sebagai modal awal membangun rumahnya, meskipun belum memenuhi RAB yang telah dibuatnya.

Cerita Rumah Maulana: RAB jadi Batasan, Fokus Bangunan, Finishing dan Estetika Belakangan

Cerita Rumah Maulana: RAB jadi Batasan, Fokus Bangunan, Finishing dan Estetika Belakangan
Membuat RAB memang sangat penting sebelum mulai membangun rumah. Menurut Maulana, kalau bangun rumah sendiri, dari awal sudah harus pandai mengalokasikan dana. Seringkali dana yang dikeluarkan membengkak sampai dua lipat dari RAB akibat ada saja pengeluaran tak terduga. Apalagi kalau tanpa membuat RAB terlebih dulu, begitu pesannya.
“Sewaktu membuat RAB kami menghitungnya berdasarkan biaya borongan bangun rumah, yaitu Rp3-5 juta per meter persegi. Kami ambil angka tertinggi, Rp5 juta kemudian kami kalikan dengan luas bangunan, 17×6 meter. Kami pun mengusahakan saat pembangunan tidak lebih dari RAB. Itupun dana yang kami keluarkan tetap lebih sedikit dari RAB, jatuhnya menjadi Rp6 juta per meter,” jelas Maulana.
Dengan dana yang masih terbatas, Maulana dan Tiara menyiasati pembangunan rumahnya dengan konsep rumah tumbuh yang dipersiapkan untuk dua lantai. Proses pembangunannya bertahap sesuai ketersediaan dana. “Kalau dana belum cukup, kami siasati fokus pada pembangunan fungsi rumahnya dulu, untuk tempat tinggal, berteduh, berlindung. Untuk finishing dan estetika menyusul belakangan sesuai ketersediaan dana. Bagi kami yang penting bentuk bangunan sudah jadi, pintu dan jendela sudah terpasang,” papar Maulana.
Temukan juga beragam tips, panduan, dan informasi mengenai pembelian rumah, KPR, pajak, hingga legalitas properti di Panduan Rumah.com

Temukan juga beragam tips, panduan, dan informasi mengenai pembelian rumah, KPR, pajak, hingga legalitas properti di Panduan Rumah.com

Ketika proses membangun, di pertengahan jalan, mereka sempat mengalami dana semakin menipis sementara pembangunan masih jauh dari selesai. “Kami sempat ikhlas, kalau dana sudah mentok, kami lanjutkan bangun setelah ada dana lagi. Alhamdulillah, ada tambahan rezeki tak terduga sampai akhirnya bisa kami selesaikan,” ungkap Maulana yang mengakui tak ada target waktu pembangunan, mengalir saja sesuai dana yang ada.
Selang setahun, rumah telah rampung dibangun, meskipun finishing belum sepenuhnya selesai. Sehari menjelang Idulfitri di tahun 2021, Maulana memboyong keluarga kecilnya untuk menghuni rumah miliknya.

Cerita Rumah Maulana: Rumah Minimalis Bergaya Japandi, Warna Putih Mendominasi

Cerita Rumah Maulana: Rumah Minimalis Bergaya Japandi, Warna Putih Mendominasi
“Ketika kami tempati, garasi dan teras depan belum selesai, kanopi dan pagar belum terpasang. Jalan akses masih tanah belum di-paving block. Tukang masih mengerjakan finishing di bagian luar sewaktu kami pindah. Bahkan furnitur belum terisi semua, baru kamar utama dan kamar anak sama kitchen set di dapur. Ruangan lainnya masih kosong,” ujar Maulana.
Pasangan ini mengakui tak mau terburu-buru membeli furnitur karena pertimbangan dana yang belum mencukupi, dan khawatir nantinya tidak cocok dengan konsep rumahnya sehingga tak terpakai. Mengikuti konsep rumahnya, furnitur di rumahnya ada yang harus dipesan khusus. “Sekarang furnitur rumah sudah cukup lengkap. Walaupun rezekinya nggak semua beli sendiri, ada yang kasih hadiah, ada yang dari endorsement ha ha ha,” aku Maulana.
Keinginan pasangan ini untuk punya rumah sendiri sebenarnya memang sejak kehadiran anak pertama, Medina. Namun baru dapat terwujud bersamaan dengan kebahagiaan mereka mendapatkan anggota keluarga yang baru. Saat mereka pindah ke rumah baru, anak kedua bernama Ibrahim, telah lahir dan berusia dua bulan.
Mana Lebih Untung, Membangun Rumah Sendiri atau Beli dari Developer?

Mana Lebih Untung, Membangun Rumah Sendiri atau Beli dari Developer?

Dominasi warna putih dengan kombinasi unsur kayu menjadi identitas Rumah MNT yang mengarah pada konsep modern minimalis dengan gaya Japandi. Pemilihan konsep ini disesuaikan dengan bentuk rumah ini yang memanjang ke belakang sehingga harus disiasati agar tak terlihat sempit.
“Kami memang menyukai gaya Japandi dan kebetulan cocok untuk kami terapkan di rumah kami yang ingin terlihat lapang. Kami cari banyak inspirasi desain rumah dari media sosial, kemudian kami ATM: amati, tiru, dan modifikasi. Hasilnya seperti sekarang ini,” tutur Maulana.

Cerita Rumah Maulana: Jangan Memaksakan Diri, Rumah Terpenting adalah Fungsi

Cerita Rumah Maulana: Jangan Memaksakan Diri, Rumah Terpenting adalah Fungsi
Dengan menerapkan konsep Japandi yang dirancang tanpa banyak pembatas ruang dan banyak jendela kaca membuat rumah ini terasa lebih luas, bersih, dan terang, karena banyak cahaya dan udara yang masuk ke dalam rumah. Ditambah dengan langit-langit rumah dibuat tinggi. Estetika rumah selebar enam meter ini menarik perhatian, tak terkecuali para pengikut akun rumah ini di Instagram.
Ketika membangun rumah ini, mereka tak ada niat untuk dijadikan konten. Mereka ingin rumah ini memiliki cerita, bukan hanya di mulut, tetapi juga secara visual. “Awalnya istri iseng saja, mendokumentasikan proses pembangunan dan membuat akun di Instagram. Ternyata ramai pengikutnya. Jadi kami niatkan sebagai media untuk sharing informasi ke follower. Karena tidak semua orang diberi jalan memiliki rumah seperti kami,” jelas Maulana.
Di media sosial rumahnya terlihat ‘wah’, Maulana mengakui padahal aslinya low budget. Bagi mereka yang terpenting adalah fungsinya sehingga mereka upayakan dapat menekan biaya untuk finishing. Siasatinya dengan memanfaatkan bahan baku alternatif yang kualitasnya tetap bagus, dan desainnya tetap menarik, tetapi harganya lebih terjangkau.
10 Cara Hemat Energi Listrik dan Biaya di Rumah

10 Cara Hemat Energi Listrik dan Biaya di Rumah

“Bangun rumah jangan terlalu napsu dan memaksakan diri. Tetap harus realistis dan benar-benar sesuaikan bujet yang dipunya,” pesannya. Rumah impian yang berhasil diwujudkan, diakui oleh Maulana dan Tiara, telah melebihi apa yang diharapkannya sehingga sangat mereka syukuri.
Bahkan terkenang proses yang mereka lalui dalam membangun rumah pertamanya ini, mereka justru ketagihan ingin segera membangun rumah lagi. Maulana mengumpamakan, “Rasanya seperti main game The Sims. Selesai bangun satu rumah, ketagihan membuat rumah lagi.”
Itulah cerita perjuangan Maulana untuk punya rumah sendiri. Berawal beli tanah tanpa sengaja sebagai investasi, sulit menemukan rumah siap huni akhirnya putuskan bangun rumah sendiri. Masih ada banyak lagi kisah seputar perjuangan mewujudkan mimpi punya rumah sendiri lainnya yang juga tak kalah menginspirasi. Temukan kisahnya hanya di Cerita Rumah.

Hanya Rumah247.com yang percaya Anda semua bisa punya rumah

Teks: Siti Rahmah, Foto: Faiz (faizphoto.id)

Penyangkalan: Informasi yang disajikan hanya sebagai informasi umum. PropertyGuru Pte Ltd dan PT AllProperty Media atau Rumah247.com tidak memberikan pernyataan ataupun jaminan terkait informasi tersebut, termasuk namun tidak terbatas pada pernyataan ataupun jaminan mengenai kesesuaian informasi untuk tujuan tertentu sejauh yang diizinkan oleh hukum yang berlaku. Meskipun kami telah berusaha melakukan yang terbaik untuk memastikan informasi yang kami sajikan di dalam artikel ini akurat, dapat diandalkan, dan lengkap pada saat ditulisnya, informasi yang disajikan di dalam artikel ini tidak dapat dijadikan acuan dalam membuat segala keputusan terkait keuangan, investasi, real esate, maupun hukum. Lebih jauh, informasi yang disajikan bukanlah sebagai pengganti saran dari para profesional yang terlatih, yang dapat mengambil keputusan sesuai dengan kondisi dan situasi Anda secara pribadi. Kami tidak bertanggung jawab terhadap hasil dari keputusan yang Anda buat dengan mengacu pada informasi yang tersaji dalam artikel ini.

Related Articles

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Stay Connected

0FansLike
3,910FollowersFollow
0SubscribersSubscribe
- Advertisement -spot_img

Latest Articles