Resi Wimbadi atau yang akrab disapa Ipie tidak menyangka rumah impiannya bisa terwujud dalam waktu singkat. Ia dan sang istri, Vicca Egistha Aradea harus berpacu dengan waktu saat rumah yang sebelumnya dihuni telah terjual. Sedangkan keduanya belum menemukan hunian baru.
“Dulu kan saya tinggal di rumah orangtua. Kemudian orangtua meninggal dan saya merasa enggak bisa tinggal di situ karena rumahnya terlalu besar. Kemudian saya ngomong dengan kakak-kakak saya, enggak bisa nih kalo seandainya saya tinggal di rumah ini karena terlalu besar. Akhirnya kita putuskan untuk jual rumah pada waktu itu,” kenang Ipie.
Waktu menjadi kendala terbesar saat itu, karena di awal Januari 2019 rumah orangtua yang berlokasi di Cilandak, Jakarta Selatan, sudah terjual. Ipie, istri, dan kedua anaknya pun harus siap meninggalkan hunian seluas 500 m2 itu.
Mau punya rumah di kawasan Pondok Ranji, Tangerang Selatan, dengan harga di bawah Rp750 juta? Cek aneka pilihan huniannya di sini!
Cerita Ipie Berpacu dengan Waktu Mencari Rumah Baru
Ia pun memutar otak dan akhirnya meminta tenggang waktu kepada sang pembeli dan menjelaskan keadaannya. Sang pembeli pun mengerti dan menyetujui tenggat waktu yang diminta Ipie. Akhirnya Ipie dan istri berpacu dengan waktu untuk mencari rumah baru.
Mulai dari menelusuri
Rumah247.com hingga keliling mencari rumah yang dijual. Awalnya ia dan istri berencana untuk membeli sebuah rumah
cluster di daerah
Bintaro, namun karena terbentur dana keduanya pun mengurungkan niat tersebut.
“Sejak dapat tenggang waktu dari pembeli rumah saya langsung tuh
ngebut. Bahkan hari kerja pun saya keliling. Saya juga rajin
browsing, salah satunya di
Rumah247.com,“ ujar Ipie.
Sebagai sales marketing sebuah aplikasi percakapan asal Korea, Ipie memiliki pekerjaan yang mobile. Dengan begitu ia bisa menyempatkan waktu disela jam kerja untuk mencari rumah. Proses diburu waktu tersebut membuat dirinya cukup panik.
100 Rumah Dijual Terpopuler di Indonesia
Bagaimana tidak? dalam hitungan bulan ia dan keluarga harus angkat kaki dari hunian lamanya tersebut. Dalam kepanikan tersebut, akhirnya Ipie menemukan sebuah rumah seken di daerah Pondok Ranji, Tangerang Selatan yang sesuai kriterianya.
Cerita Ipie Membeli Rumah Seken yang Terkendala Legalitas Surat Tanah
Dengan luas tanah 200 m2, Ipie merasa cocok dengan luas tanah dari rumah seken yang tidak terlalu besar tersebut. Walau tidak berada di dalam lingkungan cluster seperti impiannya, yang membuat jatuh hati Ipie adalah akses transportasi umum yang mudah serta dekat dengan pusat perbelanjaan.
Pertimbangan harga juga menjadi salah satu alasan kenapa Ipie memilih lokasi ini. Pasalnya sang pemilik memberikan harga yang sesuai dengan koceknya. Namun dalam prosesnya, ia menemukan masalah besar yang membuat dirinya melewati proses negosiasi yang alot.
“Jadi kebetulan tanahnya itu sebenarnya sudah dibeli orang, tapi dulu tuh deal-nya surat tanahnya masih girik. Jadi orang dulu kan kalo beli tanah tuh, transfer tapi enggak ada dokumen- dokumen seperti sekarang pakai sertifikat dan lain lain,” papar Ipie.
Setelah proses negosiasi, ia menyetujui harga yang diberikan oleh pemilik. Ipie pun mengurus sertifikat dan balik nama atas kepemilikan rumah tersebut. Ipie menggunakan jasa notaris dalam pengurusan dokumen tersebut.
Tertarik Membeli Tanah Girik? Pastikan Dulu Beberapa Hal Ini
Tidak ada kendala yang cukup berarti, hanya prosesnya yang memang agak lama karena sedikit terkendala legalitas surat tanah. Sedangkan Ipie berlomba dengan waktu untuk keluar dari rumah lamanya.
Cerita Dibalik Desain Rumah Ipie yang Minimalis Bergaya Jepang
Setelah membeli rumah seken yang lokasi dan harganya sesuai dengan kriterianya, Ipie dan keluarga belum bisa langsung menempati rumah tersebut. Ia dan istri masih harus menemukan arsitek dan kontraktor yang mampu menyulap rumah seken tua tersebut menjadi rumah yang sesuai impian mereka.
Beruntungnya sang istri sudah memiliki sebuah nama untuk menjadi arsitek mereka. Pilihan Ipie dan sang istri jatuh kepada arsitek DFORM bernama Mande Austriono.
“Jadi ceritanya ketemu mas Mande tuh gini…. Istri nanya di grupnya dia, ada rekomen arsitek yang bagus enggak? Terus temennya langsung kasih Instagramnya Mande. Diceklah sama istri, dia suka desainnya, saya pun juga. Istri coba DM dan ngobrol akhirnya ngerasa cocok. Jujur untuk pemilihan arsitek kami enggak ada kandidat lain, langsung jatuh ke mas Mande aja,” ujarnya.
Menurut Ipie desain Mande yang berkiblat minimalis dan terinspirasi dari Japanese house sangat cocok dengan visi dirinya dan istri. Keduanya menyukai desain rumah bergaya Jepang yang simpel, minimalis dan tidak banyak barang. Sehingga memberi kesan terang dan lapang.
Kemudian keduanya berkonsultasi dengan Mande dalam merealisasikan rumah impian mereka. Ipie dan sang istri sangat menyukai gaya hunian Skandinavia, Nordic dan Jepang yang menurut mereka simpel. Keduanya pun meminta kepada Mande untuk mendesain hunian dengan desain utama Japanese House yang dikombinasikan dengan gaya Skandinavia dan Nordic.
Cerita Fasad Rumah yang Mengandung Filosofi Hidup Ipie dan Istri
Sebagai pecinta hitam, Ipie dan istri sangat mendambakan hunian dengan unsur kayu, hitam, abu-abu dan putih. Mande pun dengan apik merealisasikan ide keduanya menjadi sebuah rumah bergaya modern namun nyaman untuk ditempati. Tidak lupa Mande juga mengaplikasikan filosofi hidup Ipie dan istri pada bagian fasad rumah tersebut.
Fasad dalam sebuah rumah jelas merupakan hal yang penting, terkadang kita bisa menilai sebuah hunian hanya dari bagian fasad saja. Begitu juga dengan Ipie dan istri yang menginginkan fasad rumah mereka berbentuk segitiga. Namun dibalik bentuknya ternyata fasad tersebut memiliki makna mendalam.
“Sebenarnya filosofi fasad kita itu adalah hasil dari perjuangan kita, dari niat ingin punya rumah sampai kita bangun rumah yang diimpikan. Kalau lihat fasad yang putih itu memiliki arti, apapun yang sudah kita punya sekarang jangan lupa untuk selalu bersyukur sama Allah SWT. Abu abu dan cokelat itu menggambarkan perjuangan serta prosesnya yang warna warni,” ungkap penyuka fotografi ini.
Segala proses yang dijalani oleh Ipie dan istri dalam menemukan rumah impian dituangkan pada setiap bagian fasad tersebut. Mande sang arsitek pun dengan apik merealisasikannya dan membuat rumah ini memiliki karakter yang unik.
Temukan juga beragam tips, panduan, dan informasi mengenai pembelian rumah, kpr, pajak, hingga legalitas properti di Panduan Rumah247.com.
Ipie dan istri juga memberikan penjelasan mengenai filosofi fasad tersebut ke dalam akun Instagram rumah mereka. Melalui @rumahnaganara keduanya berbagi cerita mengenai proses hunian tersebut yang terbentuk hingga saat ini.
Cerita Proses Pembangunan Rumah Akun Instagram Rumah Naganara
Nama @rumahnaganara sendiri berasal dari gabungan kedua nama putra tercinta mereka Nagara Prabu Wimbadi dan Arkanara Reska Wimbadi. Awalnya Ipie ingin memberi nama akun Instagram rumah mereka, dengan nama RV house yang merupakan singkatan dari nama Ipie dan sang istri. Namun dalam prosesnya ia menemukan akun Instagram dengan nama yang sama.
“Naganara itu gabungan nama anak kami, sebenarnya rumah ini dikenal dengan nama RV house singkatan nama kita Resi Vicca. Nah, kita enggak jadi buat RV house karena banyak banget yang ngira itu rumah mobil. Jadinya di Instagram kita memilih @rumahnaganara. Tapi tetap RV house kita pakai, kalau tamu berkunjung ke sini bisa dilihat di bawah nomor rumah saya ada tulisannya RV house,” paparnya.
Tujuan awal Ipie membuat akun Instagram @rumahnaganara adalah untuk mendokumentasikan setiap proses pembangunan rumah tersebut. Sehingga ia dan istri memiliki memori untuk menjadi pengingat mereka di masa depan. Namun seiring berjalannya waktu, akun instagram rumah mereka justru terus bertambah followers-nya.
TANYA RUMAH247.COM
Jelajahi Tanya Rumah247.com, ambil keputusan dengan percaya diri bersama para pakar kami
Tanya Rumah247.com Sekarang
“Sebenarnya tujuan utama kita adalah supaya ada memori disitu, ini lho waktu pertama dibangun sampai akhirnya jadi rumah. Nah selama kita posting itu, banyak yang DM ke kita, nanyain luas rumahnya berapa, budget-nya berapa, kontraktornya gimana. Nah jadinya tercetuslah, kita tetap posting tapi sekarang tujuannya diubah jadi saling berbagi inspirasi,” jelas pria 39 tahun ini.
Cerita Ipie Berbagi Tips Membangun Rumah dan Dua Kucing Betina
Sejak saat itu, Ipie dan istri mulai mengunggah tips yang menginspirasi untuk orang-orang yang ingin membangun rumah. Menurut Ipie, banyak yang akhirnya mengaplikasikan tips yang mereka bagikan.
Dalam akun tersebut juga dapat ditemukan berbagai aktivitas yang dilakukan Ipie dan keluarga bersama kedua kucing betinanya yang bernama Pumpkin dan Graynie. Lewat akun rumahnya Ipie juga mencantumkan berbagai merek perlengkapan rumah, furnitur, arsitek hingga kontraktor yang digunakan.
Belum genap setahun hunian tersebut ditempati, followers instagram @rumahnaganara sudah mencapai 2 ribuan lebih. Bahkan Ipie menceritakan bahwa sang kontraktor pun merasa terbantu dengan unggahan yang mencantumkan nama mereka.
Tips Rumah247.com
Saat transaksi pembelian rumah agar aman manfaatkan jasa notaris untuk pengurusan dokumen terkait legalitasnya. Seperti mengurus sertifikat tanah dan balik nama atas kepemilikan rumah tersebut.
Pemilihan kontraktor juga menjadi hal yang krusial bagi Ipie, karena dengan waktu yang terbatas tidak semua kontraktor menyanggupi. Ipie membutuhkan waktu 6 bulan untuk membangun rumahnya sehingga ia dan keluarga dapat pindah dari rumah lamanya. Melalui proses yang cukup singkat, ia merasa dimudahkan dalam pencarian kontraktor ini.
Cerita Pakai Teknik Pitching untuk Kontraktor Pembangunan Rumah
“Nah, kalau pemilihan kontraktor rumah kita melakukan teknik pitching. Mas Mande pun menyanggupi untuk mendampingi kami supaya tidak dikasih harga yang terlalu besar. Kita ngobrol dengan mas Mande, dia menawarkan kontraktor kenalannya Akhirnya bertemulah dengan Amin Construction,” kenangnya.
Ipie merasa pertemuannya dengan kontraktor pembangunan rumahnya tersebut seperti jodoh, karena merasa semuanya sangat lancar tanpa kendala. Setelah sepakat dengan kontraktor, dimulailah perjalanan pembangunan rumah impian Ipie dan Vicca dalam waktu singkat. Walau mundur dari rencana awal 6 bulan, namun Ipie memaklumi hal tersebut.
“Semua serba in a rush, bisa dibilang ini seperti proyek ala Roro Jonggrang, ya gak Roro Jonggrang banget cuma ya memang singkat,” jelasnya.
Setelah 8 bulan berlomba dengan waktu Ipie dan keluarga dapat menempati hunian tersebut pada November 2019. Bulan itu merupakan sebuah tonggak bersejarah bagi Ipie dan istri, karena keduanya merasa ini adalah sebuah pencapaian besar dalam perjalanan hidup mereka.
Cerita Bagian Rumah Tidak Masuk Rencana Anggaran Biaya (RAB)
Meski terlihat singkat, namun Ipie tidak memungkiri bahwa ada berbagai drama yang terjadi saat proses pembangunan. Salah satunya pada bagian finishing tiba-tiba ada bagian rumah tersebut yang tidak masuk ke Rencana Anggaran Biaya (RAB), sehingga kontraktor tidak mengerjakannya.
“Dalam prosesnya sempet ada miss, waktu itu pembatas kaca seharusnya ada di gambar kerja tapi di RAB nggak ada sehingga sama kontraktor enggak dikerjain. Ya disitulah kita sempet debat, bukannya harus mengacu pada gambar kerja kenapa enggak dimasukin, ya karena di RAB nggak ada jadi enggak dikerjain,” cerita Ipie.
Sejak saat itu, Ipie mengontrol dan memerhatikan segala detail dalam setiap pembangunan rumahnya hingga 100%. Ia pun harus mengocek kantongnya untuk menambahkan kekurangan tersebut agar pembangunan rumahnya berjalan seperti yang diharapkan.
Cerita Hobi Berkebun dan Tempat Favorit di Rumah
Ipie dan keluarga merasakan kebahagiaan yang tidak bisa diungkapkan saat rumah impiannya selesai dibangun. Ipie dan istri merasa rumah ini adalah impian mereka yang menjadi nyata. Bahkan banyak yang memberikan pujian atas desain dan bentuk rumah tersebut.
“Kalo perasaan kita pas rumah sudah jadi kita enggak berhenti sujud syukur. Karena ya taulah perjuangan kita berdua keinginannya seperti apa dan ya jadinya saat rumah sudah jadi Alhamdulillah,” ujarnya.
Ipie juga sempat berbincang dengan sang istri karena merasa bersyukur pilihannya jatuh ke tempat yang tepat. Apabila ia menjatuhkan pilihan pada rumah
cluster di
Bintaro saat itu, ia dan keluarga hanya memiliki hunian seluas 85 m
2. Sedangkan huniannya saat ini memiliki luas bangunan 196 m
2 dan luas tanah 200 m
2.
Dengan luas bangunan yang cukup, Ipie dan keluarga memiliki tempat favorit yaitu di ruang TV bawah. Sedangkan sang istri baru-baru ini menemukan hobi baru yaitu berkebun. Sehingga sang istri banyak meluangkan waktunya di halaman belakang.
Selain ruang TV, Ipie dan istri juga suka menikmati indahnya pemandangan sore duduk di bagian teras halaman belakang.
Cerita Zona Nyaman di Rumah Tumbuh dengan Visi Masa Depan
“Arti rumah adalah tempat dimana kita bisa menemukan zona nyaman yang kita enggak bisa temukan di mana pun. Kita pergi ke kantor penuh dengan tekanan, stres, masalah segala macam. Bagaimanapun saat kita pulang ke rumah semuanya itu harus hilang karena kita berada di zona nyaman kita. Jadi kalau saya sudah di rumah benar-benar melepaskan diri saya sebagai pekerja,” ujarnya.
Ya, bagi Ipie rumah tidak hanya menjadi tempat tinggal, namun harus memiliki visi dan memiliki manfaat di masa depan. Visi tersebut ia terapkan ke dalam tiga fondasi yang ia elaborasi sebagai rumah bernapas, tumbuh, dan low maintenance.
“Waktu itu kami brief mas Mande kalau kita ingin bangun rumah yang bernapas, tumbuh, dan low maintenance. Jadi rumah saya itu terang dan sirkulasi udaranya baik. Kalau rumah tumbuh itu jadi gini, kan anak anak kita akan tumbuh besar, jadi misalnya kita mau bangun ruang tambahan tuh ada space misal kita mau bangun untuk kamar, rumahnya bisa dikembangin lagi,” jelasnya.
Cerita Hal Penting Saat Proses Membeli Rumah dan Membangun Rumah
Saat proses membeli rumah dan juga membangun rumahnya yang terbilang singkat, ada tiga hal penting yang menurut Ipie harus diperhatikan yaitu:
- Saat transaksi pembelian rumah agar aman manfaatkan jasa notaris untuk pengurusan dokumen terkait legalitasnya. Seperti mengurus sertifikat tanah dan balik nama atas kepemilikan rumah tersebut.
- Dalam proses pemilihan kontraktor pahami dan perhatikan detail RAB yang dicantumkan. Hal tersebut dilakukan untuk menghindari kesalahan atau kekurangan yang dapat terjadi saat proses pembangunan.
- Menyatukan visi dengan pasangan untuk memudahkan terciptanya pembangunan rumah yang memiliki konsep selaras.
“Tips yang paling penting pastikan kita satu visi sama istri. Karena kalau enggak rumah itu nggak akan berjalan dan enggak akan tahu ke mana arah konsepnya,” jelas Ipie.
Cerita Memaksimalkan Penggunaan Bujet Beli dan Bangun Rumah
Bujet juga menjadi hal yang harus diperhatikan. Dalam kasusnya, Ipie dan istri dapat memaksimalkan biaya pembelian dan pembangunan rumah di bawah bujet yang mereka siapkan. Menggunakan uang tabungan dan uang hasil penjualan rumah orangtua membuat Ipie harus pintar-pintar memaksimalkan penggunaannya, sehingga ia dan istri masih menyimpan sisa dana yang cukup.
“Kalau kisarannya sebenarnya, bujet pembangunan rumah ini di bawah Rp1 M. Tapi saya waktu itu memang pasang di angka Rp1 M. Dan ternyata setelah rumah selesai dibangun biayanya lumayan jauh di bawah Rp1 M. Kenapa? Karena saya dan istri rajin nyari-nyari barang sendiri, ada beberapa barang yang kita akalin, udah deh kita cari sendiri,” ungkapnya.
Saat ini yang paling dinantikan Ipie adalah mengadakan acara di rumah impiannya ini bersama keluarga besar. Dari sebelum pandemi, ia sudah memiliki rencana untuk mengundang saudara mengadakan acara makan-makan. Namun karena pandemi semua rencana tersebut mesti tertunda.
“Sebenarnya sebelum ada pandemi ini kita mau ngadain acara keluarga, kecil kecilan barberque-an, tapi keburu pandemi kan jadi kita belum ada selametan atau apa apa. Ya, mungkin setelah pandemi baru bisa terealisasi rencana tersebut karena ingin sekali berkumpul bersama keluarga,” ujarnya menutup perbincangan.
Itulah cerita perjalanan wujudkan rumah impian Ipie yang berpacu dengan waktu dan sempat terganjal masalah terkait legalitas tanah. Dan masih ada banyak lagi kisah seputar perjuangan mewujudkan mimpi punya rumah sendiri lainnya yang juga tak kalah menginspirasi. Temukan kisahnya hanya di Cerita Rumah.
Hanya Rumah247.com yang percaya Anda semua bisa punya rumah
Teks: Siti H.Hanifiah, Foto: Tody Harianto