Gara-gara ingin punya rumah sesuai keinginan, dengan luas tanah yang besar dan garasi yang luas, pasangan Amalia Margaretika dan Randi Agung bertekad bahwa keinginannya itu harus terwujud. Di masa itu mereka pun gigih mencari uang, menabung, demi rumah impian.
Tapi setelah tahun demi tahun menabung apakah mereka berhasil mewujudkannya? Ternyata tidak. Selama tiga tahun mereka hidup nomaden, berpindah-pindah dari rumah orangtua Amalia, atau ke rumah orangtua Randi.
Sebenarnya Amalia telah memiliki sebuah unit apartemen di Kota Surabaya, namun unit yang berada di lantai 35 ternyata membuat mereka enggan menempatinya, dengan berbagai alasan. Lalu bagaimana akhirnya mereka berhasil mewujudkan rumah impiannya?
Jalannya memang cukup berliku, hingga saat yang digariskan datang tiba-tiba semuanya mendadak jadi mudah. Walau harus menunggu berbilang tahun, ternyata pada saat yang tepat tanpa sengaja mereka menemukan rumah yang seperti selama ini dibayangkan, dan berhasil memilikinya.
Mau punya rumah di pusat kota Surabaya, Jawa Timur, seperti Amalia yang dikelilingi fasilitas berlimpah? Temukan pilihan rumahnya dengan harga mulai dari Rp350 jutaan di sini!
Cerita Rumah Amalia: Punya Apartemen di Lantai 35 Tidak Ditempati, Lebih untuk Investasi
Amalia dan Randi yang menikah pada tahun 2017 memang sepakat untuk bisa punya rumah sendiri. Alasannya tentu saja ingin mandiri. Tetapi saat itu mereka memutuskan nomaden antara rumah orangtua Amalia di Citraland, Surabaya Barat, atau ke orangtua Randi di Rungkut, Surabaya Timur.
Walau Amalia sudah memiliki unit apartemen sebelum menikah, namun ia kurang suka menempatinya. Unit yang letaknya di lantai 35 membuatnya tidak nyaman jika setiap hari harus naik turun lift. Alasan ia membeli apartemen pada saat itu sebenarnya memang lebih ke investasi properti.
“Awalnya beli apartemen untuk persiapan setelah menikah langsung pindah. Tapi ternyata berat sama orangtua, karena sudah terbiasa bareng-bareng jadi nggak tega rasanya kalau kita ninggalin rumah. Mumpung belum ada bayi, kita lebih fleksibel kalau mau nomaden,” jelas Amalia.
Panduan Investasi Apartemen Studio Agar Selalu Cuan
Walau apartemen tersebut tidak ditempati, mau disewakan pun sayang karena khawatir rusak. Akhirnya ia hanya memanfaatkan fasilitasnya saja, yaitu berenang jika sedang ingin.
Sementara itu, keinginan untuk memiliki rumah idaman yang luas terus terpatri pada benak Amalia. “Kriteria rumah idaman itu kepenginnya berada di lingkungan yang aman, lalu tanahnya luas karena hobi Randi coating mobil, jadi perlu space,” jelas Amalia.
Sambil terus menabung, Amalia juga mencari-cari rumah melalui listing properti di jual di Rumah247.com. Area yang dicari di sekitar Pakuwon City atau Citraland, dua area di mana dekat dengan kediaman orangtua Amalia atau Randi.
Cerita Rumah Amalia: Sempat DP Rumah Indent di Malang, Rencana Pembayaran Cash Bertahap
“Sebenarnya kita ada tanah nganggur, makanya niat bangun rumah. Sudah ngumpulin model-model yang kita mau. Kenapa nggak mulai-mulai, ya karena tabungannya belum cukup ha ha ha,” gelak Amalia.
Ia merasa kalau membangun rumah sendiri bujetnya bisa lebih murah dibandingkan beli rumah siap pakai. Tapi timbul pikiran juga kalau membangun rumah yang besar, jangan-jangan biayanya jadi over bujet. Setelah berhitung, keyakinan itu semakin kuat.
Maka pencarian rumah di daerah yang lingkungannya bagus pun terus dilakukan, bahkan ke luar Surabaya. Dengan bujet yang dianggarkan, plus keinginan punya rumah di tanah yang luas, Amalia merasa di Surabaya itu mustahil.
Pilih Bangun Rumah Sendiri atau Beli dari Pengembang?
“Akhirnya kita menemukan sebuah perumahan di Malang. Sistemnya rumah indent, dan karena kita merasa cocok, kita langsung membayar DP rumah tersebut,” jelas Amalia.
Rumah tersebut berada di Perumahan Austin Ville Dieng, Malang. Lingkungan yang asri membuat Amalia nyaman. Apalagi luas tanahnya 102 m2, dengan harga tidak sampai Rp900 juta. Saat jalan-jalan ke Malang, tak sengaja mereka melihat baliho besar terpampang di pinggir jalan raya, dan langsung mendatanginya.
Ia dan Randi saat itu sepakat untuk pindah ke Malang, setelah rumah indent tersebut selesai dibangun. Saat itu mereka berencana membelinya secara cash bertahap.
Cerita Rumah Amalia: Jatuh Hati Pada Klaster Baru yang Belum Launching Saat Jalan Pagi
Apakah cerita pencarian rumah idaman Amalia berhenti di Malang? Ternyata tidak. Suatu hari saat Amalia sedang jalan pagi di sekitar kawasan Citraland, Surabaya, dan melihat ada klaster yang baru selesai dibangun. Amalia pun tertarik untuk mengintipnya.
“Saya datangi penjaganya, dan diberi info kalau klaster tersebut baru bulan depan mulai dibuka penjualannya,” kata Amalia. Tetapi penjaga klaster tetap mengizinkan Amalia masuk untuk melihat satu unit rumah contoh yang sudah jadi.
Rumah contoh tersebut sudah ditata dengan interior yang lengkap. Rumah dua lantai dengan luas tanah 72 m2 dan luas bangunan 90 m2. Sebenarnya tidak sesuai dengan kriteria besar tanah yang diinginkan Amalia.
“Entah kenapa saya langsung jatuh hati. Segala sesuatunya sreg banget, tiap ruangannya terasa pas,” ujar Amalia. Penataan ruang serta beberapa elemen pada rumah tersebut terasa sesuai dengan imajinasi Amalia akan rumah yang diidamkannya.
7 Perbedaan Rumah Cluster, Townhouse, dan Residences
Ia menambahkan, “Tapi saya juga deg-degan karena klaster tersebut berada di tengah Surabaya, lalu rumahnya terlihat mewah juga. Harganya pasti tinggi. Saat itu saya diberi kontak orang pemasarannya oleh si penjaga, dan langsung mengontaknya.”
Mulai dari harga kisaran rumah hingga brosurnya pun belum ada, karena memang belum launching. Amalia menunggu-nunggu sebulan ke depan agar tahu harga rumah tersebut. Dan harus menunggu lagi karena launching-nya mundur selama dua pekan ke depan.
Di kawasan tersebut sebelumnya sudah ada perumahan dengan tipe besar, harganya sudah di atas 4 miliar. Klaster baru yang menarik minat Amalia ini memang menawarkan rumah dengan tipe kecil, maka dari itu Amalia sabar menanti angka jual rumah tersebut keluar.
Cerita Rumah Amalia: Beli Rumah Contoh Karena Suka, Langsung Bayar Uang Tanda Jadi (UTJ) Rp25 Juta
Dua minggu kemudian klaster baru tersebut siap dijual. “Waktu disebutkan harga rumahnya, wah ternyata masuk bujet! Kaget juga kok di Citraland masih ada harga segini,” ujar Amalia.
Klaster tersebut menawarkan rumah indent yang langsung dibangun setelah pelunasan DP rumah. Namun Amalia dan Randi tidak ingin membeli kavling rumah indent.
Mereka langsung meminta untuk bisa membeli rumah contoh yang sudah jadi tersebut. Yang sudah membuat Amalia jatuh hati sejak pertama melihat rumah tersebut, hingga ke seisi rumahnya.
Contoh Surat Tanda Terima DP Rumah
“Kenapa kita memaksa untuk membeli rumah contohnya, karena segalanya terasa pas. Saya suka sekali dengan penataan interiornya,” jelas Amalia. Harga untuk rumah full-furnished tersebut pun masih masuk dalam bujet Amalia dan Randi, kurang lebih tidak sampai Rp2 miliar.
Akhirnya setelah harga disepakati, Amalia diberi persyaratan oleh pihak pengembang. Boleh saja membeli rumah contoh, tetapi baru bisa ditempati setelah enam bulan kemudian. Karena saat itu klaster baru launching, dan hanya memiliki satu rumah contoh saja.
Amalia dan Randi pun setuju. Walau ia sangat ingin bisa tinggal di rumah tersebut saat anaknya berulang tahun ke-1, yaitu sekitar 4 bulan dari waktu pembelian rumah tersebut. Namun karena gembira menemukan rumah yang sesuai kriterianya, mereka pun langsung memberikan uang tanda jadi (UTJ) sebesar Rp25 juta.
Cerita Rumah Amalia: Nekat Sanggupi Bayar DP Rumah 35 Persen Agar Pengajuan KPR Auto-Approved
Karena sudah jatuh cinta dan memberikan UTJ, Amalia dan Randi baru kemudian berpikir keras bagaimana agar pengajuan KPR mereka disetujui untuk bisa mendapatkan rumah idamannya ini.
“Jujur saya deg-degan KPR-nya tidak disetujui. Saat itu kita hanya punya uang sebesar 10 persen saja dari harga rumah. Sementara ada peraturan yang bisa auto-approved KPR, kalau bayar DP-nya minimal 35 persen dari harga rumah,” papar Amalia.
Ia menambahkan, “Daripada rumah itu lepas, kita optimis saja dan nekat menyanggupi. Kita mikirnya nggak apa DP besar, asal KPR langsung disetujui, toh dengan DP besar uang cicilan per bulannya jadi lebih kecil.”
Saat itu juga Amalia langsung membatalkan pembelian rumah di Malang. DP rumah yang sempat dibayarkan otomatis hangus 50 persennya. Batalnya pembelian rumah di Malang bukan merupakan kesalahan Amalia dalam memilih rumah, hanya saat itu ia memang belum menemukan pilihan yang benar-benar semuanya sesuai impiannya.
Tips KPR Lancar, Mulai dari Pengajuan Sampai Pelunasan
Amalia dan Randi terus memutar otak mengumpulkan uang demi bisa membayar DP rumah contoh. Dari pengembang perumahan tersebut, Amalia diberi tenggat waktu hingga dua bulan untuk segera melunasi DP rumah tersebut.
Mendekati tenggat waktu pembayaran DP yang telah ditentukan, beberapa keberuntungan berpihak pada Amalia dan Randi. Pertama, salah satu bisnis mereka membuahkan hasil. Yaitu jual rumah tua yang sudah direnovasi.
“Rumah dagangan kita di Sidoarjo yang kita sebut Rumah Putih, tiba-tiba laku dan dibayar cash tanpa ribet,” jelas Amalia. Ia telah lama mencoba menjual rumah dengan luas tanah 90 m2 tersebut menggunakan jasa agen properti. Bahkan agen properti tersebut memasang iklan pada listing properti di jual di Rumah247.com
Cerita Rumah Amalia: Beli Rumah dari Berdagang Rumah, Naiknya Uang Kripto, dan Penghapusan PPN
Rumah Putih laku dibayar kontan, cepat, bahkan pembelinya pun tidak menawar. Pembayaran rumah tersebut masuk ke kas Amalia tepat sehari sebelum tenggat waktu pembayaran DP rumah yang mau dibeli Amalia.
Ironis, Amalia yang sedang berburu rumah idaman malah berhasil mengumpulkan DP rumah melalui berdagang rumah. Mengapa tidak dipakai sendiri, alasannya karena kurang cocok dengan lokasi-lokasinya.
Hingga saat itu sudah ada tiga rumah tua yang dibangun kembali untuk kemudian dijual. Pengalaman bangun rumah dengan segala drama entah dari tukang maupun kontraktor membuat mereka paham betul bahwa untuk membangun rumah, diperlukan kesiapan mental terlebih dahulu.
Keberuntungan Amalia dan Randi yang kedua, pada saat mau membayar DP rumah, uang kripto sedang naik ratusan persen, ibarat nilai satu koin yang awalnya Rp100 ribu melonjak hingga Rp1,5 juta. Sehingga mereka mendapat keuntungan besar dari aset digital yang telah mereka miliki selama tiga tahun.
7 Strategi Sukses Jual Rumah Tua Agar Cepat Laku
Dan ternyata masih ada keberuntungan ketiga. Saat itu, tepatnya bulan Maret 2020 di kala pandemi melanda dan Pembatasan Sosial Besar-Besaran (PSBB) diberlakukan, Amalia secara tidak sengaja membaca unggahan status sebuah akun agen properti di media sosial.
“Mereka tulis, pemerintah menghapuskan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) untuk pembelian rumah siap pakai. Wah, saya langsung kontak orang pemasaran rumah yang mau kita beli, karena kita kan belinya rumah contoh yang sudah siap pakai. Dan berhasil!” ujar Amalia menceriakan kegirangannya.
Ya, Amalia dan Randi berhasil mendapatkan insentif keringanan biaya PPN properti atas kebijakan pemerintah menyangkut pembelian rumah siap pakai di masa pandemi. Nilai keringanannya mencapai Rp200 juta!
Cerita Rumah Amalia: Sabar Menanti Serah Terima Kunci, Rumah Contoh 6 Bulan Baru Bisa Ditinggali
Setelah DP rumah terbayar, Amalia cukup merasa lega. Apalagi besaran DP yang mereka bayar masuk dalam persyaratan ‘auto-approved’ KPR. Ia pun mengajukan tenor KPR selama 10 tahun.
“Untuk pengajuan KPR tidak sulit, kebetulan dulu saya pernah bekerja di bank dan di bagian KPR ha ha ha, jadi sudah sangat hafal prosesnya ditambah masih banyak relasi di bank yang bisa bantu saya,” jelas Amalia.
Seluruh proses pengurusan surat-surat ke notaris dibantu oleh agen pemasaran perumahan tersebut, Amalia dan Randi hanya tinggal melakukan proses akad kredit di bank tempat pengajuan KPR. Setelah selesai, rumah contoh pun berhasil dimiliki.
Temukan juga beragam tips, panduan, dan informasi mengenai pembelian rumah, KPR, pajak, hingga legalitas properti di Panduan Rumah247.com
“Saat awal-awal kita naksir dan bolak-balik proses mau beli rumah itu, saya sudah berimajinasi tinggal di sana. bahkan pernah kita bawa mobil-mobilan mainan anak saya, dan berfoto di depan rumah seakan-akan rumah itu udah jadi milik ha ha ha.” gelak Amalia.
Setelah rumah sudah menjadi haknya, Amalia tetap harus sabar menanti serah terima kunci yang baru bisa dilakukan di bulan Agustus 2020. Sesuai persyaratan membeli rumah contoh yang baru bisa ditinggali 6 bulan kemudian.
“Kebetulan anak saya akan ulang tahun ke-1 di bulan Juni. Wah, saya pengin banget sudah tinggal di rumah itu pas anak ultah. Akhirnya kita nge-push terus, masa sih nggak boleh,” ujar Amalia.
Cerita Rumah Amalia: Rumah Full-Furnished di Tengah Kota Surabaya, Pindah Hanya Menenteng Baju Saja
Menurutnya, “Kalau diperlama lagi, setiap hari banyak orang keluar masuk untuk lihat-lihat rumah. Sedangkan rumah dan seisinya kan sudah milik kita, barang-barang dipegang-pegang banyak orang. Makanya kita pengin dipercepat saja untuk serah terima kuncinya.”
Akhirnya pihak pengembang mengizinkan, jadi maju lebih cepat 4 bulan dari syarat 6 bulan yang ditentukan. Apalagi semua unit yang dijual sudah hampir sold out, dan sudah dibangun rumah contoh yang baru.
Maka Amalia dan keluarga kecilnya pun pindah, hanya menenteng baju saja. Karena rumah yang dibelinya full-furnished, isi rumahnya sudah lengkap semua. Tidak perlu ada renovasi karena Amalia sudah sreg semuanya. Bahkan taman di depan rumah pun sudah tertata indah. Inilah keuntungannya membeli rumah contoh.
TANYA RUMAH247.COM
Jelajahi Tanya Rumah247.com, ambil keputusan dengan percaya diri bersama para pakar kami
Tanya Rumah247.com Sekarang
Amalia dan Randi lega bisa membeli rumah di tengah kota Surabaya, walau luas tanahnya jauh dari yang diinginkan. Namun mereka merasa kriteria lainnya telah terpenuhi, mulai dari lingkungannya yang nyaman, kawasannya aman, setiap ruangnya dirasa pas, dan ada ruang terbuka untuk sirkulasi udara.
“Rumah ini tipenya baru, dapur memang di luar tapi ada pintunya yang jika dibuka langsung menuju taman belakang,” jelas Amalia. Ia pun merasa aman karena perumahan ini hanya memiliki 60 unit dengan one gate system.
Cerita Rumah Amalia: Orangtua Beli Tanah di Samping Rumah untuk Tempat Bermain Sang Cucu
Saat itu Amalia termasuk pembeli pertama, jadi kiri dan kanannya masih kosong. Dua bulan setelah Amalia dan Randi membeli rumah ini, orangtua Amalia membeli tanah di samping rumah baru Amalia, tapi tidak dibangun rumah. Tujuannya untuk tempat bermain sang cucu saja.
“Senangnya tinggal di kawasan Citraland, fasilitas penunjangnya sangat lengkap. Dekat dengan pasar moderen, food junction, waterpark, universitas, dan sebagainya,” jelas Amalia.
Kini ia bisa menyalurkan hobi memotret dan mengumpulkan dekorasi rumah yang lucu-lucu. Ia juga membuat akun Instagram @rumahnara_ dengan alasan agar terus termotivasi supaya rumah selalu rapi.
Untuk ke depannya ia dan sang suami masih ingin terus berbisnis rumah tua. Menjadi hobi dan kesenangan untuk mereka melihat-lihat listing rumah di situs properti Rumah247.com. Selain karena terkait dengan bisnis, juga bisa mendapatkan info terbaru seputar properti, dan mengecek harga-harga rumah terkini.
Setelah pencarian rumah yang panjang, Amalia akhirnya berhasil menemukan rumah impiannya. Rumah contoh yang membuatnya jatuh hati, rumah yang mampu ‘membunuh’ rencananya untuk membangun rumah di tanah yang luas.
Itulah cerita pengalaman Amalia mewujudkan rumah impiannya. Berhasil membeli rumah contoh yang diuntungkan penghapusan PPN dan naiknya nilai uang kripto. Masih banyak lagi kisah seputar perjuangan mewujudkan mimpi punya rumah sendiri lainnya yang juga tak kalah menginspirasi. Temukan kisahnya hanya di
Cerita Rumah.
Hanya Rumah247.com yang percaya Anda semua bisa punya rumah
Teks: Erin Metasari, Foto: Amalia/@Rumahnara_