Rumah247.com – Fungsi stop kontak adalah alat pemutus arus instalasi listrik. Namun ternyata masih ada yang keliru bahwa fungsi stop kontak dianggap memberikan daya listrik. Stop kontak merupakan komponen instalasi listrik yang memiliki fungsi mendistribusikan energi listrik dari instalasi rumah ke beban. Beban yang dimaksud yaitu alat elektronik yang membutuhkan listrik untuk mengoperasikannya.
Stop kontak terdiri dari beberapa jenis. Simak artikel berikut untuk mengetahuinya, juga untuk mengetahui cara kerja dari stop kontak.
Fungsi Stop Kontak
Jenis-Jenis Stop Kontak
Cara Kerja Stop Kontak
Perbedaan Stop Kontak dengan Saklar
Fungsi Stop Kontak
Setiap stop kontak setidaknya memiliki satu slot hidup. (Foto: iStock)
Secara umum, stop kontak memiliki fungsi yang dibedakan dari dua hal berikut:
1. Sebagai Pemutus Arus Negatif
Mengutip buku Panduan Menjadi Seorang Teknisi Laptop oleh Solihin Laptop (2020), fungsi stop kontak yang pertama adalah sebagai alat pemutus saat terjadi kontak antara arus positif, negatif, dan grounding dalam instalasi komponen listrik bangunan.
Stop kontak juga dapat memutus arus listrik ketika terjadi kontak antara tubuh manusia dengan listrik.
2. Sebagai penghubung Arus Listrik dan Alat Rumah Tangga
Fungsi stop kontak yang kedua yaitu sebagai penghubung antara arus listrik dengan alat elektronik rumah tangga. Pastinya, setiap alat elektronik membutuhkan energi listrik agar bisa nyala.
Fungsi stop kontak salah satunya adalah penghubung antara sumber listrik dan perangkat elektronik rumah tangga, misalnya seperti kipas angin atau AC yang dapat menyejukan ruangan di dalam rumah. Lagi cari rumah di Bogor Tengah? Cek pilihan rumahnya di sini!
Jenis-Jenis Stop Kontak
Stop kontak biasanya terbuat dari bahan plastik yang akan melindungi keamanan dari aliran listrik. (Foto: Meval)
Stop kontak memiliki beragam jenis, terutama jika berbeda negara. Untuk mengetahuinya, simak jenis-jenis stop kontak dari berbagai negara di dunia berikut ini:
1. Stop Kontak Tipe A
Contoh stop kontak tipe A. (Foto: Unsplash)
Colokan tipe A memiliki dua bentuk bilah yang datar dengan tebal sekitar 1,5 mm dan panjangnya sekitar 15,9-18,3 mm. Lalu, ada bentuk lubang tepat di tengahnya, tetapi lubang tersebut tidak memiliki fungsi khusus.
Ada beberapa negara yang memakai colokan tipe A ini, antara lain Jepang, Amerika Serikat, Kanada, dan Meksiko.
2. Stop Kontak Tipe B
Contoh stop kontak tipe B. (Foto: Unsplash)
Hampir mirip dengan tipe A, tipe B memiliki tiga bilah colokan yang datar dengan ketebalan sekitar 1,5 mm. Jenis yang satu ini terbilang kokoh saat terhubung di stop kontak karena ujungnya persegi panjang. Colokan ini biasa digunakan di area Amerika Serikat, Kanada, dan juga Meksiko.
3. Stop Kontak Tipe C
Stop kontak tipe C digunakan di Indonesia. (Foto: Wikimedia Commons)
Mungkin Anda sudah tidak asing dengan jenis colokan listrik yang satu ini karena tipe C memang digunakan di Indonesia dan berbagai negara Asia lainnya.
Colokan ini punya ujung yang berbentuk bulat dengan ketebalan 4 mm dan panjang 19 mm. Biasanya, colokan tipe C mengalirkan arus listrik sekitar 16 ampere. Jadi, cocok untuk peralatan elektronik yang membutuhkan energi tinggi.
4. Stop Kontak Tipe D
Contoh stop kontak tipe D. (Foto: Unsplash)
Jenis colokan listrik tipe D bisa Anda temukan di India, Botswana, Nepal, hingga Myanmar. Bentuk colokannya bulat dengan jumlah 3 buah menyerupai segitiga. Diameter setiap colokannya mencapai 7,1 mm dengan aliran listrik 5 ampere.
5. Stop Kontak Tipe E
Contoh stop kontak tipe E. (Foto: Wikimedia Commons)
Prancis, Belgia, Polandia, dan Tunisia merupakan beberapa negara yang menggunakan colokan tipe E. Bagian ujungnya berbentuk bulat dengan jumlah 2 buah colokan dan bisa digunakan untuk kekuatan listrik 16 ampere.
6. Stop Kontak Tipe F
Contoh stop kontak tipe F. (Foto: Validnews.com)
Sebenarnya, jenis colokan F mirip dengan colokan tipe C karena stop kontak yang digunakan pun sama. Namun, tipe F memiliki tambahan lekukan di bagian atas dan bawahnya.
Hampir seluruh negara yang ada di dunia memakai tipe colokan listrik F, kecuali Irlandia dan Amerika Serikat.
7. Stop Kontak Tipe G
Contoh stop kontak tipe G. (Foto: Wikimedia Commons)
Colokan tipe G kebanyakan dipakai di negara Inggris, Malaysia, Singapura, dan Hong Kong. Bentuk colokannya persegi panjang yang datar dan memiliki 3 sisi menyerupai segitiga dengan kekuatan 13 ampere.
8. Stop Kontak Tipe H
Contoh stop kontak tipe H. (Foto: Unsplash)
Untuk colokan jenis H menyalurkan arus listrik sebesar 16 ampere.Bentuknya bulat dan memiliki 3 ruas dengan diameter 4,5 mm dan panjang 19 mm. Biasanya, model colokan tipe H digunakan di Israel dana Palestina.
9. Stop Kontak Tipe I
Jenis colokan I memiliki kekuatan arus listrik sebesar 10 ampere dan tiga bilah datar di ujung. Masing-masing colokannya mempunyai ketebalan 1,6 mm dengan kemiringan sekitar 30 derajat membentuk huruf V terbalik. Model colokan I masih dipakai di berbagai negara, termasuk Australia, China, dan Argentina.
10. Stop Kontak Tipe J
Swiss memakai jenis colokan dan stop kontak tipe J. Selain itu, ada juga beberapa negara pilihan yang juga memakai standar colokan satu ini. Bentuk colokan tipe J mirip dengan tipe C, tetapi ada satu tambahan steker lagi dengan panjang sekitar 19 mm.
11. Stop Kontak Tipe K
Jika Anda bepergian ke Denmark, kamu membutuhkan tipe colokan listrik K saja. Ada tiga buah steker di yang membentuk huruf U dengan panjang 14 mm dan tebal 4 mm.
12. Stop Kontak Tipe L
Jenis colokan tipe L memiliki 3 buah steker dengan letak vertikal atau garis tegak lurus. Diameter kontak dan jaraknya pun berbeda-beda sehingga tidak kompatibel satu sama lain dengan kekuatan arus listrik 16 ampere.
Colokan ini bisa Anda temukan di negara Italia, Uruguay, serta beberapa wilayah Afrika Utara.
13. Stop Kontak Tipe M
Bentuk colokan jenis M yang dipakai di Afrika Selatan sebenarnya mirip dengan tipe D yang banyak digunakan di India. Namun, steker colokan M berbentuk bulat dengan jumlah tiga buah menyerupai segitiga dan ukurannya lebih besar atau sekitar 8,7 mm.
14. Stop Kontak Tipe N
Pada tahun 2001 dan 2013, Afrika Selatan dan Brazil sama-sama menerapkan standar terbaru untuk sistem colokan dan stop kontak yang akan mereka gunakan, yaitu tipe N. Stekernya ini terdiri dari tiga pin yang letaknya hampir sejajar dan panjangnya 10 mm.
15. Stop Kontak Tipe O
Saat mengunjungi Thailand, Anda perlu membawa model tipe colokan C dan O yang sudah menjadi standar di sana. Colokan ini terdiri dari tiga buah steker berbentuk bulat dengan diameter 4,8 mm dan kekuatan arus sekitar 16 ampere.
Cara Kerja Stop Kontak
Dalam menggunakan stop kontak diharapkan berhati-hati. (Foto: Unsplash)
Mengutip dari kumparan.com, Stop kontak mempunyai kawat plus dan netral. Saat alat elektronik bekerja dengan normal, maka total arus listrik yang mengalir pada kedua kawat tersebut sama.
Hal ini yang membuat kawat plus dan netral tidak memiliki perbedaan arus. Dengan begitu, maka stop kontak dapat bekerja secara optimal. Jika terjadi insiden tersengat listrik, maka kawat plus akan mengalirkan arus tambahan yang mampu melewati tubuh sampai ke tanah.
Cara kerja stop kontak ini termasuk yang paling umum, sehingga perlu dipahami dengan baik oleh masyarakat. Fungsi saklar atau stop kontak ternyata berperan penting untuk menjaga stabilitas listrik dan keselamatan manusia.
Oleh karena itu, sebaiknya alat ini digunakan dengan hati-hati dan tidak dalam keadaan tangan basah.
Tips Rumah247.com
Jika rumah Anda bertingkat atau berukuran luas, sebaiknya pemasangan instalasi dibagi menjadi beberapa kelompok. Hal ini bertujuan untuk mempermudah melakukan perbaikan saat terjadi gangguan pada instalasi listrik rumah.
Perbedaan Stop Kontak dengan Saklar
Memang stop kontak ataupun saklar mirip, tapi sama saja mereka bukan alat listrik yang bisa disamakan.(Foto: Shutterstock)
Saat ini, nyatanya masih banyak yang menyebutkan kalau stop kontak dan saklar itu sama. Padahal, keduanya memiliki perbedaan yang cukup banyak. Memang stop kontak ataupun saklar mirip, tapi sama saja mereka bukan alat listrik yang bisa disamakan.
Simpelnya, saklar nggak punya lubang colokan di ujung kabel. Bentuknya seperti tombol pencet on dan off. Biasanya kamu temukan saat ingin menyalakan lampu.
Fungsi dari saklar digunakan untuk menyambungkan dan memutuskan listrik. Bentuknya kayak tombol soalnya salah satu sisi di dalamnya akan memutus listrik kalau dipencet dan akan menyambungkan arus listrik lain ke tombol dipencet.
Umumnya, saklar dipasang di tembok ruangan dan sebagai rangkaian lampu. Jadi, nggak cuma buat aliran listrik ke lampu. Manfaat yang dimiliki benda ajaib ini diantaranya mengurangi risiko tersengat listrik, mengurangi risiko terjadinya korsleting listrik, dan memudahkan penghematan listrik.
Untuk instalasi saklar sendiri lebih direkomendasikan dibanding stop kontak soalnya lebih berbahaya untuk mencabut dan mencolokkan kabel ke sumber listrik. Saklar sendiri punya beragam jenis, di pasaran ada seri outblow, seri engkel, saklar colok. Ada juga saklar engkel yang sering ditemui di pasaran.
Kalau saklar punya tombol untuk dipencet, sedangkan stop kontak tidak punya. Stop kontak adalah sebuah terminal listrik yang menghubungkan listrik dari jalur utama ke perangkat elektronik. Sehingga, ada arus listrik yang dihantarkan sesuai fungsinya.
Bentuknya juga beragam, yang pasti punya lubang untuk dicolokkan ke sumber listrik. Bentuk yang beda biasanya terjadi di berbagai negara. Kalau Indonesia punya 2 lubang kaki, di Eropa biasanya punya 3 lubang kaki.
Pemasangan stop kontak perlu melalui instalasi. Biasanya, perlu dilakukan desain diagram kelistrikan terlebih dahulu. Hal ini bertujuan agar Anda paham dan tahu titik mana saja sih yang membutuhkan stop kontak.
Untuk instalasi stop kontak sendiri juga berbeda tergantung tempat pemasangannya. Ada yang memasang grounding bawah, jalur tengah, saklar tunggal dan masih banyak lainnya.
Pastinya Anda perlu memanggil orang yang sudah ahli di bidangnya agar tidak terjadi kesalahan yang fatal.Itulah tadi penjelasan tentang fungsi, jenis, dan cara kerja stop kontak yang dapat Anda jadikan informasi.