Begitulah arti rumah bagi Resti Ardiyanti dan Dinan Andika Wirabuana. Karena itu, ia dan Dinan yang saat ini sudah menjadi suaminya, memulai perjalanan mencari rumah impian sebelum menikah. Cerita rumah Resti dan Dinan bermula pada tahun 2015 dimana keduanya sedang dalam proses persiapan menikah.
“Di tahun 2015 itu kita persiapan menikah plus cari rumah, cari rumahnya juga ingin yang dekat dengan kedua orang tua kami di daerah Jatimakmur, Bekasi. Jadi kita hunting beberapa tempat di daerah Ratna, Jatibening, hingga ke Jatimakmur,” tutur Resti.
Di tengah pencarian Resti dan Dinan sebenarnya sudah merasa cocok dengan Abdat Residence II, Jatimakmur, Bekasi. Namun ternyata unitnya sudah tidak tersedia. Sehingga, keduanya pun diarahkan oleh agen pemasaran perumahan tersebut ke Abdat Residence III.
Tertarik buat punya rumah di kawasan Jatimakmur, Bekasi, seperti rumah Resti? Simak pilihan rumahnya dengan harga di bawah Rp800 jutaan di sini!
“Pas diarahkan sama sales marketing ke Abdat Residence III di Jatimakmur ya sudah kita oke. Karena kita sudah survei lokasi juga, ternyata cocok. Kita cari lokasi yang bebas banjir, lalu dekat ke akses jalan raya karena bener-bener depan pintu gerbang perumahan. Jadi kita merasa cocok, harganya juga masuk bujet,” lanjut Resti.
Cerita Fasilitas Sekitar dan Akses yang Mudah Jadi Pertimbangan Resti Membeli Rumah
Berkeliling di beberapa kawasan perumahan sekitar kota Bekasi, memberi pengalaman tersendiri bagi Resti. Banyak hal yang menjadi pertimbangannya saat menjatuhkan pilihan. Tidak hanya harus dekat tempat tinggal kedua orangtua dan mertuanya, namun ada beberapa keunggulan dari Abdat Residence III yang membuat Resti tertarik.
“Jadi kenapa kita memilih rumah itu karena di sebelah ruko perumahan ada supermarket, dan di seberangnya ada pom bensin. Kemudian kurang lebih 500m ada Rumah Sakit Masmitra, jadi kita pikir kalau ada yang urgent-urgent seperti harus ke IGD kita ya kita bisa kesitu karena dekat dari rumah,” ungkap Resti.
Tidak hanya kelengkapan fasilitas dan akses jalannya saja yang mudah. Namun pertimbangan Resti dan Dinan yang saat ini bekerja sebagai pegawai swasta di Jakarta, rumah yang dekat dengan akses jalan tol akan memberi kemudahan keduanya untuk beraktivitas pulang-pergi Jakarta–Bekasi.
“Perumahan ini terjangkau semua sih, pertama dari akses dan fasilitas sih yang paling utama buat saya. Mau kemana-mana dekat, ada tol Jatibening dan tol JORR. Benar-benar berada di tengah-tengah dan jalan tembusnya juga banyak, pas lah dekat kemana-mana,” ujar Resti.
Saat sudah menjatuhkan pilihan pada Perumahan Abdat Residence III, keduanya pun segera menindaklanjutinya dengan menghubungi sales marketing perumahan tersebut. Resti sendiri sebelumnya sudah menghubungi melalui kontak yang tertera pada spanduk perumahan yang ia lihat di jalan.
“Saya sempat menghubungi sales marketing melalui Whatsapp, tapi ternyata suami saya sudah dapat duluan karena dia langsung datang ke lokasi. Jadi kita putuskan pakai sales marketing dari suami saya. Padahal waktu itu yang saya hubungi orangnya sangat kooperatif dan informatif juga,” kenang Resti.
Cerita Resti Komplain Kualitas Bangunan Unit Rumah ke Sales Marketing Perumahan
Menurut Resti, ia merasa terbantu meski akhirnya menggunakan sales marketing perumahan pilihan Dinan. Ya, karena saat itu ia pun sudah cukup repot dengan urusan persiapan pernikahan yang kala itu tinggal menunggu waktu saja. Ia jadi tidak perlu repot ketika proses transaksi atau bolak-balik untuk mengecek progres unit rumahnya.
“Alasan menggunakan sales marketing memang untuk lebih memudahkan mendapat informasi perihal kepemilikan rumah. Karena saya sama suami saat itu bekerja, jadi nggak ada waktu untuk cari tahu sendiri. Pakai agen kan tinggal dikasih tau progresnya seperti apa. Kebetulan waktu rumah kita beli kondisinya masih setengah jadi,” tuturnya.
Meski merasa terbantu, ternyata Resti sempat mengalami kendala saat dirinya mengajukan komplain mengenai rumah yang sudah dibelinya tersebut. Namun saat ia memberi komplain tersebut kepada sang sales marketing, justru sales marketing tersebut malah tidak memberi respon dan sempat hilang kontak selama hampir sebulan lebih.
Menikah Dulu Atau Beli Rumah Dulu?
“Kebetulan ayah saya bekerja di perusahaan konstruksi bangunan, jadi paham mengenai bangunan rumah. Waktu rumahnya sudah mau jadi, saya minta tolong ayah saya untuk ngecekin. Semua oke sampai waktu dicek ubinnya, kita ketok-ketok kok kayak kopong gitu. Ya kan kita takut kalau nanti setelah beberapa tahun ubinnya malah memuai,” kenang Resti.
Akhirnya Resti pun melakukan komplain masalah kualitas bangunan ini melalui sales marketing yang tujuannya agar pihak developer mau memperbaiki ubinnya tersebut. Namun Resti tidak menyangka jika sang agen malah tidak merespon komplainnya tersebut.
Kendati sempat menghilang beberapa waktu, pada akhirnya sang sales marketing ooperatif dan bersedia membantu komplainnya tersebut, setelah sebelumnya Resti dibantu oleh mertua dan orangtuanya. Semua pihak keluarga memang sempat ikut membantu proses ini.
Cerita Rumah Resti: Beli Cash Keras Hingga Serah Terima Kunci
“Waktu itu dikatakan si sales marketing kalau belum serah terima kunci customer bisa komplain kalau ada yang kurang. Nah, waktu itu sempat nggak ada respon, terus dicariin juga nggak ada. Sampai akhirnya mertua saya yang ngejar-ngejar terus. Sudah semakin dekat juga hari kita nikah, masa rumahnya belum beres, nanti malah jadi ribet semuanya,” tutur Resti.
Dalam memilih skema pembayaran rumah pun Resti dan Dinan memilih untuk membayar secara cash keras. Bagi Resti pilihan tersebut bisa terjadi karena sang suami memiliki rezeki berlebih yang dapat digunakan untuk melunasi rumah tersebut. Keduanya pun memilih pembayaran cash keras dengan cara dicicil selama 6 bulan.
“Jadi suami saya waktu itu punya cukup rezeki yang bisa memiliki rumah tanpa harus mengajukan KPR. Jadi daripada nanti kita terbebani saat kita udah berumahtangga, ya udah kita memutuskan untuk melakukan pembayaran cash keras aja,” jelas Resti.
Tips Rumah247.com
Sebisa mungkin hindari beli rumah atau apartemen yang belum jadi atau masih dalam tahap pembangunan dengan cara cash keras. Lebih baik pilih pembayaran bertahap sesuai perkembangan kondisi bangunan.
Akhirnya rumah seharga Rp845 juta dengan luas tanah 78 m2 tersebut lunas dalam waktu 6 bulan cicilan. Keputusan untuk menyelesaikan seluruh pembelian rumah di muka saat bujet yang dimiliki cukup membuat Resti dan Dinan tidak perlu berpikir lagi perihal pelunasan rumah.
Resti juga bercerita bahwa segala proses pelunasannya hingga serah terima kunci berjalan dengan lancar tanpa kendala yang berarti. Resti dan Dinan pun hanya membutuhkan waktu kurang lebih setahun, mulai dari pencarian rumah hingga serah terima kunci. “Pengurusan sertifikat rumah juga termasuk cepat, hampir mendekati hari pernikahan seluruh proses pembelian rumah selesai. Padahal saya dengar dari keluarga adik ipar yang juga beli rumah mengurus sertifikatnya sampai tahunan!” papar Resti.
Dan pada akhirnya, pihak developer bersama dengan sales marketing sangat kooperatif dan bertanggungjawab atas keluhan yang Resti dan suami ajukan.
Cerita Rumah Resti: Renovasi Rumah Tiap Tahun Hingga Rencana Beli Rumah Lagi
Setelah menempati rumah yang berlokasi di Jatimakmur tersebut, ibu dari Nayra Ghania Wirabuana ini juga bercerita bahwa risiko membeli rumah klaster adalah akan ada biaya tambahan ke depannya.
Rumahnya harus melalui proses renovasi saat memasuki tahun keempat sejak ditinggalinya. Sehingga ia dan suami sempat terpikir untuk mencari rumah baru dan ditukar dengan tempat tinggalnya saat ini.
“Iya ini kan udah tahun ke-6 dan sudah banyak renovasi. Mulainya itu udah dari tahun keempat. Mungkin ya namanya juga rumah klaster ya, ini resikonya. Kita sudah renovasi setiap setahun sekali,” cerita Resti.
8 Panduan Renovasi Rumah yang Hemat
Resti bertutur bahwa beberapa tahun belakangan sempat terpikir untuk mencari rumah baru yang menurutnya lebih baik. Apalagi saat melihat saudaranya yang baru saja membeli rumah yang menurutnya tampak lebih cantik dari tempat tinggalnya saat ini.
“Jadi kan suami saya tuh orangnya kalau sudah cocok ya sudahlah ini aja, eh ternyata pas kita udah jalani selama tinggal di sini, ada keluarga yang seumuran kita juga sudah pada nikah dan mau beli rumah. Kita jadi kepikiran ih bagus ya rumahnya. Kenapa kita dulu surveinya cuma ke 3 klaster itu saja,” ujar Resti.
“Suami saya belakangan jadi sering buka situs properti Rumah247.com, lihat-lihat listing jual beli rumah. Sering dia tunjukin ke saya kalau ada yang bagus. Seperti salah satu yang dia temukan ada rumah di Jatiwaringin modelnya bagus dan bisa kita tata ulang, walau lokasinya tidak di pinggir jalan seperti di sini,” cerita Resti.
Cerita Rumah Resti: Pengalaman Membeli Rumah di Kawasan Bebas Banjir
Walau begitu, Resti dan Dinan tetap bersyukur karena rumahnya tersebut tergolong kawasan bebas banjir. Bahkan Resti bercerita, rumah tantenya yang hanya berjarak 200 m saja dari perumahannya, terkena banjir hingga setinggi pinggang orang dewasa.
“Kelemahan rumah saya itu aja sih tapi untungnya bebas banjir. Terus ya kalo yang rumah nggak banjir tapi jalanannya yang banjir, kayak saudara saya dia nggak tau di bukletnya bebas banjir. Eh pas udah pindah, nggak taunya jalanannya banjir,” tutur Resti.
Dari pengalaman cerita Resti dan Dinan, ada banyak pelajaran yang dapat diambil yang tentunya berguna bagi Anda yang saat ini sedang berburu rumah impian. Simak beberapa tips menemukan rumah idaman berdasarkan pengalaman Resti berikut ini:
Tips menemukan rumah idaman ala Resti
- Cari rumah yang memang belum dibangun sehingga dapat mengawasi prosesnya mulai dari awal pembangunan.
- Ikuti proses pembangunannya hingga perhatikan secara detail material atau bahan-bahan yang digunakan untuk membangun rumah tersebut.
- Lebih baik cari rumah yang menggunakan bahan-bahan berkualitas walau agak mahal sedikit, sehingga bangunannya bisa bertahan lebih lama.
- Perbanyak referensi atau pilihan rumah agar tidak menyesal di kemudian hari. Dengan mengumpulkan berbagai pertimbangan dan komparasi yang ada.
- Perhatikan tidak hanya akses rumah saja, namun juga model rumahnya. Pastikan modelnya benar-benar sesuai dengan yang diinginkan, sesuai selera.
Temukan juga beragam tips, panduan, dan informasi mengenai pembelian rumah, KPR, pajak, hingga legalitas properti di Panduan Rumah247.com.
Cerita Rumah Resti: Tips Beli Rumah Cash Keras Lewat Sales Marketing Perumahan
Terkait banyaknya kasus yang merugikan konsumen saat beli rumah dengan pembayaran cash keras, berdasarkan pengalamannya Resti juga berbagi tips agar pembelian rumah Anda benar-benar aman. Simak tipsnya:
Tips Resti beli rumah dengan skema pembayaran cash keras:
- Kalau memang ada uang cukup utamakan menggunakan skema pembayaran cash keras untuk menghemat biaya ke depannya.
- Sisihkan uang untuk maintenance rumah, terutama untuk rumah klaster.
- Saat melakukan proses pembayaran jangan lupa untuk terus mengontrol progres pembangunan rumah hingga selesai, agar sesuai dengan yang diinginkan.
TANYA RUMAH247.COM
Jelajahi Tanya Rumah247.com, ambil keputusan dengan percaya diri bersama para pakar kami
Tanya Rumah247.com Sekarang
Perlu diketahui juga, peran sales marketing perumahan juga sangat krusial dalam proses transaksi pembelian rumah. Dan supaya proses transaksi pembelian rumah berjalan lancar hingga serah terima kunci, simak tips Resti ketika berhubungan dengan sales marketing perumahan berikut ini:
Tips Resti ketika berhubungan dengan sales marketing perumahan:
- Pastikan sales marketing tersebut komunikatif, responsif, dan informatif sehingga dapat memberikan informasi yang dibutuhkan.
- Lihat respon sales marketing perumahan tersebut saat dihubungi, apakah Anda merasa cocok dengan cara penjelasannya dan respon yang diberikannya terkait pertanyaan Anda.
- Pilih sales marketing yang kooperatif, tujuannya agar di dalam proses pembelian rumah apabila ada komplain dapat membantu menyelesaikannya sesuai dengan yang dibutuhkan.
Itulah cerita suka duka Resti membeli rumah klaster yang setiap tahunnya harus renovasi, hingga rencananya membeli rumah lagi. Masih banyak lagi kisah seputar perjuangan mewujudkan mimpi punya rumah sendiri lainnya yang juga tak kalah menginspirasi. Temukan kisahnya hanya di
Cerita Rumah.
Hanya Rumah247.com yang percaya Anda semua bisa punya rumah.
Teks: Siti H. Hanifiah, Foto: Tody Harianto