“Rumah adalah tempat berlindung, tempat berkumpul bagi sebuah keluarga. Tempat yang selalu dirindukan ke manapun kaki melangkah. Rumah adalah tempat yang membuat selalu ingin cepat pulang.” – Cerita Rumah Amelia
Keberuntungan seolah menyertai jalan hidup Amelia Haryanti, warga Kelapa Gading, Jakarta Utara. Menikah pada tahun 2008, tahun 2009 Amelia langsung punya rumah, setahun setelahnya. Rumah mungil seluas 100m2 tersebut dirasa sangat pas sebagai tempat tinggalnya bersama sang suami tercinta.
Namun siapa sangka, jika kebanyakan keluarga baru memulai hidup diawali dengan satu anak, lalu dua, Amelia langsung memiliki tiga orang anak, anaknya kembar tiga. Itu sebab rumah yang dibelinya setelah menikah dirasa tak mampu lagi memenuhi kebutuhan keluarganya. Tahun 2017 Amelia dan suami memutuskan untuk membeli rumah lagi, yang mampu menampung kebutuhan mereka.
Segala cara ditempuh, beberapa masalah juga membentur saat pencarian rumahnya. Mulai dari masalah biaya, terlanjur dibeli orang, dan lain-lain. “Tapi itu semua adalah proses yang harus aku jalani untuk mendapatkan rumah yang tepat,” ujar Amelia yang akhirnya berhasil mendapatkan rumah dengan tanah 240m2 dan luas bangunan 100m2. Rumah yang direnovasi sesuai style-nya, punya halaman yang lega dan nyaman untuk keluarganya.
Mau punya rumah di kawasan yang dikenal elit seperti Kelapa Gading, Jakarta Utara, seperti rumah Amelia yang fasilitas kawasannya lengkap, nilai investasinya pun naik cepat? Temukan pilihan rumahnya dengan harga mulai dari Rp500 jutaan di sini!
Cerita Rumah Amelia: Hamil Kembar Tiga, Butuh Rumah Lebih Lega
Amelia dan suami memutuskan untuk mencari rumah baru. Tidak ada spesifikasi soal luas tanah, terpenting ada halaman yang luas untuk bermain anak-anak.
Sebenarnya Amelia dan suami sudah betah menempati rumah mereka di daerah Kelapa Gading, Jakarta Utara. Rumah berukuran 6 X 17 meter itu sudah cukup bagi Amelia dan suami yang saat itu baru menikah dan hanya tinggal berdua. Amalia memang tidak ingin rumah yang terlalu besar.
Rumah yang dibeli tahun 2009 tersebut diharapkan akan mampu menampung anggota keluarga baru mereka, ketika kelak mereka dikaruniai anak. Namun kenyataan berkata lain. Ketika Amalia hamil pada tahun 2015, ternyata ia bukan hanya mengandung satu atau dua, tetapi sekaligus tiga!
Mendengar kabar yang membahagiakan itu, yang terpikir olehnya adalah bagaimana membesarkan ketiga anak sekaligus di rumah mungilnya. “Aku mikir, gak mungkin cukup ini. Mau gak mau aku harus cari rumah baru yang lebih besar, lebih lega,” kenang Amelia.
Akhirnya pada tahun 2017, Amelia dan suami memutuskan untuk mencari rumah baru. “Tidak ada spesifikasi khusus harus luas berapa, tapi yang penting punya halaman luas untuk anak-anak bermain nanti. Kami juga berencana membangun rumah yang sesuai style kami.”
Cerita Rumah Amelia: Cari Rumah dengan Segala Cara, Agar Sesuai Bujet dan Selera
Ternyata meski sudah mengerahkan berbagai cara, memang tak mudah mendapatkan rumah yang cocok, rumah yang sesuai bujet maupun selera.
Meski tengah mengandung, Amelia rajin berburu rumah. Ia kerap berkeliling mencari rumah dijual. “Aku memang cari rumah yang lokasinya berada di sekitar rumah yang lama, biar nanti pindahannya nggak repot. Selain itu juga memang sudah cocok dengan areanya. Fasilitas kawasan lengkap, ke mana-mana juga mudah,” terang Amelia.
Selain dengan terjun langsung mencari rumah, Amelia juga memanfaatkan jasa agen properti. Ia juga berselancar di internet mencari informasi mengenai rumah yang dijual di daerah Kelapa Gading, Jakarta Utara, salah satunya melalui listing properti dijual di Rumah247.com.
“Pokoknya semua cara ditempuh, deh!” ujar Amelia, karena waktu itu ia memang dikejar target, sebelum melahirkan harus sudah memiliki rumah baru. Amelia akui, ternyata meski sudah mengerahkan berbagai cara, memang tak mudah mendapatkan rumah yang cocok, rumah yang sesuai bujet maupun selera.
“Waktu cari-cari rumah kendalanya biasanya bujet. Pengennya rumah yang kita incer tapi harganya ternyata di atas bujet. Ada yang kita mau, udah sesuai, eh ternyata udah terjual. Tapi itu aku anggap sebagai bagian perjalanan untuk mencari yang tepat,” kata Amelia.
Cerita Rumah Amelia: Bikin Opsi Beberapa Rumah, Urutkan Kelebihan dan Kekurangannya
Dari beberapa rumah yang mereka incar, daftar dikerucutkan menjadi dua rumah. Keduanya berada di lokasi yang berdekatan dengan rumah lama mereka.
Supaya yakin tidak salah pilih, Amelia tidak hanya mengincar satu rumah. Ia memasukkan dua hingga tiga rumah sebagai opsi. Lalu dari rumah-rumah tersebut akan ia urutkan kelebihan dan kekurangannya. “Supaya kami tidak salah pilih dan memastikan benar-benar sesuai kebutuhan anak-anak,” tegas Amelia.
Akhirnya dari beberapa rumah yang mereka incar, daftar dikerucutkan menjadi dua rumah. Kedua rumah berada di lokasi yang berdekatan dengan rumah lama mereka. Rumah pertama kondisi lebih bagus, meski harganya lebih mahal tapi masih sesuai bujet, namun dengan luas sedikit lebih kecil dibanding rumah kedua.
Sedangkan rumah kedua memiliki luas yang sedikit lebih besar, harga di bawah rumah pertama, namun kondisi rumah jauh lebih jelek. “Jadi kalau kita pilih rumah pertama biaya untuk renovasi tidak banyak. Sedangkan rumah kedua harus direnovasi total, atau berarti kita anggap beli tanah saja,” jelas Amelia.
Lagi cari rumah, ruko, apartemen, atau investasi properti? Pahami potensi wilayahnya mulai dari fasilitas, infrastruktur, hingga pergerakan tren harganya pada laman AreaInsider.
Setelah menimbang-nimbang, terutama terkait dengan faktor biaya, Amelia dan suami menjatuhkan pilihan pada rumah kedua. “Setelah dipikir-pikir, kalau hanya renovasi aja, kita nggak bisa mendapat style rumah yang kita mau meski kita tidak ribet. Sedang rumah kedua, bujet masih masuk dan kita dapet style yang kita mau.”
“Akhirnya ya udahlah kita beli rumah yang bisa dipakai lama. Inginnya anak-anak bisa sampai besar di situ, sesuai dengan kebutuhan anak. Lebih baik kita bangun total dengan style yang kita mau,” ujar Amelia yang menemukan rumah kedua yang menjadi pilihannya ini ketika ia sedang berjalan-jalan.
Cerita Rumah Amelia: Cari Rumah ke Lokasi Sampai 10 Kali Agar Tak Menyesal Nanti
Dari petugas keamanan Amelia mendapat info bagaimana kondisi keamanan komplek perumahan incarannya, bagaimana kehidupan bertetangganya.
“Lihat plang yang dipasang di depan rumah, langsung kita telpon. Kebetulan dekat rumah lama,” tutur Amelia. Ada beberapa hal yang diterapkan Amelia saat mencari rumah. Cara yang menurutnya sangat ampuh untuk mencegah penyesalan di kemudian hari setelah membeli rumah. Berikut tips dari Amelia.
1. Sortir berdasarkan bujet
Dari sekian banyak rumah yang dijual, sortir berdasarkan bujet. “Begitu ada rumah yang di atas bujet langsung coret, karena akhirnya pasti akan dieliminasi. Rumah di bawah bujet masih bisa dijadikan opsi,” saran Amelia.
2. Periksa lingkungan rumah yang ditaksir beberapa kali
Amelia sangat mementingkan lingkungan tempat tinggal. “Aku bisa datang sampai 10 kali ke daerah rumah yang ingin aku beli. Datang di hari yang berbeda dengan kondisi yang berbeda,” ujarnya.
Strateginya, datang saat pagi hari. “Lihat bagaimana kondisi di pagi hari, bagaimana tetangganya, apakah banyak tukang sayur lewat dan pedagang lain. Lalu saat malam, apakah banyak mobil yang diparkir di pinggir jalan sehingga jalan jadi sempit. Lalu datang waktu hujan, apakah ada genangan air atau malah banjir.”
Tips Rumah247.com
Untuk menyiasati keterbatasan dana pembangunan rumah ataupun renovasi, konsep rumah bergaya industrial memang bisa jadi pilihan. Namun pengaplikasian semen acian tidak bisa sembarangan, butuh keahlian. Jangan sampai rumah berdiri seperti setengah jadi.
3. Lihat kondisi keamanan lingkungan
Ini termasuk apakah ada portal ketika memasuki komplek, apakah portal ditutup saat malam, pagi portal dibuka jam berapa. Lalu di mana saja akses keluar masuk kompleks tersebut.
4. Mengobrol dengan petugas keamanan setempat
Ini cara yang diterapkan Amelia untuk mencari info mengenai lingkungan rumah yang akan dibelinya. Dari petugas keamanan Amelia mendapat info bagaimana kondisi keamanan komplek perumahannya, bagaimana kehidupan bertetangga di sana. “Tapi yang penting bagaimana kondisi keamanan di area tersebut,” ujar Amelia.
Cerita Rumah Amelia: Strategi Membeli Rumah Baru Sambil Menjual Rumah Lama
Amelia harus berstrategi untuk mendapat waktu paling pas menjual rumahnya, agar ketika menemukan rumah yang akan dibeli, ia sudah memiliki cukup dana untuk membayarnya.
Untuk membeli rumah barunya, anggaran sumber dana terbesar memang dari penjualan rumah lama Amelia. “Baru kekurangannya kita support dengan KPR. Tapi memang bujet paling besar diambil dari hasil jual rumah,” terang Amelia yang membayar DP 20 persen dari harga rumahnya dengan tenor KPR selama 10 tahun. Oleh sebab itu, Amelia harus berstrategi untuk mendapat waktu yang paling pas menjual rumahnya.
Tujuannya, agar ketika menemukan rumah yang akan dibeli, ia sudah memiliki cukup dana untuk membayarnya. Namun juga jangan sampai ia tidak punya rumah sama sekali karena rumah lama sudah terjual, tapi belum mendapat rumah pengganti. Jadi saat masih mencari-cari rumah Amelia juga menitipkan penjualan rumah lamanya ke agen properti, meski belum mulai dipasarkan.
Temukan juga beragam tips, panduan, dan informasi mengenai pembelian rumah, KPR, pajak, hingga legalitas properti di Panduan Rumah247.com
Setelah ia mendapat dua hingga tiga rumah yang ia incar baru pengumuman jual rumahnya dinaikkan. “Aku juga infokan ke kenalan-kenalan bahwa rumahku dijual,” jelas Amelia. Ternyata strategi ini cukup berhasil. Tak lama setelah ia berhasil negosiasi dan membeli rumahnya sekarang, rumah lamanya terjual sebesar tiga kali lipat dari harga sewaktu beli dulu di tahun 2009.
“Jadi sebelumnya kita bayar down payment (DP) dulu sampai rumah lama terjual. Untung cepat laku,” cerita Amelia yang seluruh hasil penjualan rumahnya dialokasikan untuk membeli rumah baru dan menutup 80 persen dari harga rumahnya. Sedang kekurangannya menggunakan KPR termasuk untuk biaya renovasinya.
Cerita Rumah Amelia: Beli Rumah Sesuai Bujet, Renovasi Over-budget
Ternyata rumah yang dibeli Amelia harus direnovasi total, jadi bujet renov masuk ke dalam bujet beli rumah keseluruhan.
Perkiraan waktu antara membeli dan menjual rumah sudah pas. Tetapi karena Amelia memilih rumah yang harus direnovasi total, ia tetap tidak punya tempat tinggal. Akhirnya terpaksa ia mengungsi sementara ke rumah orang tuanya yang juga berada di daerah Kelapa Gading.
Soal bujet pun Amelia sedikit meleset dari perkiraannya. “Waktu nyari rumah kita bujet secara keseluruhan. Artinya, dengan bujet segitu sudah merupakan rumah siap tinggal. Ternyata rumah yang dibeli Amelia harus direnovasi total, jadi bujet renov masuk ke dalam bujet beli rumah keseluruhan.”
Serba Serbi Konsep Arsitektur Industrial
“Walaupun sudah membeli rumah di bawah bujet agar masih ada dana tersisa untuk membangun rumah, ternyata renovasi itu bikin laper mata. Jadi ujung-ujungnya over-budget juga. Beli rumahnya masuk bujet, tapi renovasinya yang over,” ujar Amelia sambil tergelak.
“Bujet renovasi secara keseluruhan adalah 20 persen dari keseluruhan bujet. Tapi untungnya kelebihannya nggak banyak, sekitar 20 persen aja. Yang bikin over-budget adalah saat finishing. Laper mata. Karena rumah emang rencananya untuk dipakai lama jadi nggak mau tanggung-tanggung,” kenang Amelia.
Cerita Rumah Amelia: Rencana Bangun Tiga Tingkat, Kamar Anak-anak Tinggal Disekat
Rumahnya kini bisa dibilang sudah menjadi rumah masa depan Amelia sekeluarga. Bahkan desain kamar anak pun sudah dipikirkan dengan masak-masak.
Untungnya waktu pengerjaan tepat sesuai jadwal, yaitu selama setahun. Di atas tanah seluas 240m2 tersebut kini berdiri rumah dua lantai bergaya industrial berukuran 10 X 10 meter, dengan halaman yang luas. Rumah yang awalnya hanya terdiri dari dua kamar, sekarang memiliki lima kamar plus satu kamar asisten rumah tangga (ART).
“Memang sebagai manusia terasa masih ada yang kurang, misalnya tempat belajar anak. Tapi masih bisa ditolerir, bisa kita akalin,” ujar Amelia. Rumah tersebut bisa dibilang sudah menjadi rumah masa depan Amelia sekeluarga. Bahkan desain kamar anak pun sudah dipikirkan dengan masak-masak.
Saat ini ketiga anaknya berada dalam satu ruang kamar tidur, karena tidak mau terpisah. “Namun sudah kami siapkan di ruangan itu ada tiga pintu, tiga instalasi listrik, tiga jendela. Begitu mereka besar dan ingin punya kamar sendiri-sendiri kamarnya tinggal disekat,” itulah tips dari Amelia.
Ke depannya ketika memiliki dana lagi, Amelia ingin membangun rumahnya menjadi tiga tingkat. “Tapi aku tetap bersyukur dan tidak ngoyo. Segini saja sudah senang punya rumah yang bisa menampung kebutuhan setiap anggota keluarga,” tutupnya.
Itulah cerita pengalaman Amelia wujudkan rumah masa depan bagi keluarga yang dicintainya. Jual rumah lama, beli rumah yang lebih lega, ketika punya anak kembar tiga. Masih banyak lagi kisah seputar perjuangan mewujudkan mimpi punya rumah sendiri lainnya yang juga tak kalah menginspirasi. Temukan kisahnya hanya di Cerita Rumah.
Hanya Rumah247.com yang percaya Anda semua bisa punya rumah
Teks: Yudhanti Budi, Foto: Lufthi Hamdi
Penyangkalan: Informasi yang disajikan hanya sebagai informasi umum. PropertyGuru Pte Ltd dan PT AllProperty Media atau Rumah247.com tidak memberikan pernyataan ataupun jaminan terkait informasi tersebut, termasuk namun tidak terbatas pada pernyataan ataupun jaminan mengenai kesesuaian informasi untuk tujuan tertentu sejauh yang diizinkan oleh hukum yang berlaku. Meskipun kami telah berusaha melakukan yang terbaik untuk memastikan informasi yang kami sajikan di dalam artikel ini akurat, dapat diandalkan, dan lengkap pada saat ditulisnya, informasi yang disajikan di dalam artikel ini tidak dapat dijadikan acuan dalam membuat segala keputusan terkait keuangan, investasi, real esate, maupun hukum. Lebih jauh, informasi yang disajikan bukanlah sebagai pengganti saran dari para profesional yang terlatih, yang dapat mengambil keputusan sesuai dengan kondisi dan situasi Anda secara pribadi. Kami tidak bertanggung jawab terhadap hasil dari keputusan yang Anda buat dengan mengacu pada informasi yang tersaji dalam artikel ini.