Download Aplikasi Rumah247

Cerita Rumah Yansah dan Yasmine: Manfaatkan Aset untuk Pembiayaan, Rumah Jadi Aset Masa Depan

“Rumah harus mengedepankan fungsi dan kegunaan, dan menjadi tempat untuk menghadirkan kebersamaan.” – Cerita Rumah Yansah dan Yasmine
Memiliki rumah yang nyaman memang jadi impian setiap orang. Tak heran bila banyak yang berupaya keras dalam mewujudkannya. Arti kenyamanan dalam persepektif setiap orang boleh jadi berbeda satu sama lain. Semua berpulang kepada tujuan ketika memiliki rumah yang diinginkan berikut preferensi yang menyertainya.
Begitu pula dengan pasangan suami istri Hasstriansyah dan Yasmine Dwi Handini dalam mewujudkan rumah idamannya. Walau awalnya sudah memiliki hunian yang dirasa cukup nyaman, ternyata kondisi area yang sering terimbas banjir menjadi masalah yang tak bisa dibiarkan.
Yansah dan Yasmine, demikian pasangan ini biasa dipanggil, kini berhasil menempati rumah yang terletak di kawasan Jatimakmur, Bekasi. Bersama putera semata wayangnya, Muhammad Harsya Khaisan Hass, keluarga kecil ini telah menikmati rumah barunya sekitar dua tahun belakangan ini.
Mau punya rumah yang selangkah ke Jakarta, akses mudah, segala fasilitas hunian lengkap tersedia, seperti rumah Yansah dan Yasmine? Temukan pilihan rumahnya di Bekasi harga di bawah Rp1 miliar di sini!

Cerita Rumah Yansah dan Yasmine: Cari Rumah yang Nyaman agar Tak Lagi Kebanjiran

Cerita Rumah Yansah dan Yasmine: Manfaatkan Aset untuk Pembiayaan, Rumah Jadi Aset Masa Depan
Tahun 2010, Yansah dan Yasmine melangsungkan pernikahan. Pada tahun awal membina rumah tangga, pasangan ini sempat mengontrak rumah. Namun memasuki tahun 2011 mereka pindah ke rumah yang dibelikan oleh orang tua Yansah. Kehidupan baru di rumah milik sendiri yang terletak di Jatiwaringin, Bekasi pun dimulai.
Rumah pertama ini letaknya cukup strategis, berada di pinggir jalan utama kompleks. Hal ini sangat menguntungkan bagi Yansah yang sehari-harinya cukup mobile. Ya, sebagai pebisnis yang telah merintis usaha sejak 2003, Yansah merasa posisi rumahnya sangat membantu mobilitasnya yang cukup tinggi.
“Saya merasa nyaman saat itu karena bertetangga dengan orang tua saya, dan kebetulan, ibu mertua juga ikut tinggal dengan kami. Nah, dengan orang tua dari pihak saya dan istri ada di dekat kami, membuat kami tenang dan nyaman,” Yansah mengisahkan awal mula tinggal di rumah pertamanya.
Panduan Lengkap Punya Rumah Bebas Banjir

Panduan Lengkap Punya Rumah Bebas Banjir

Tetapi kenyamanan tinggal di rumah pertamanya kemudian terusik oleh banjir yang beberapa kali melanda kawasan perumahannya. Musibah tersebut jelas membuat resah Yansah dan keluarganya. Apalagi jika sampai menghambat aktivitas bisnisnya.
Adanya kekhawatiran terkena banjir lagi, Yansah dan Yasmine berpikir untuk pindah, membeli rumah baru. ‘Perburuan’ rumah baru pun dilakukan, berbagai cara dicoba, mulai dari pencarian secara online seperti mencari pada laman listing properti di jual di Rumah.com, juga datang langsung ke beberapa kawasan perumahan di Jakarta dan Tangerang.
“Awal punya ide pindah rumah, kami ingin beli yang sudah jadi saja. Saat hunting, kami sebenarnya cocok dengan konsep dan bentuk rumah di kawasan perumahan yang ada di Jakarta Timur, tapi nggak cocok dengan harganya, ha…ha…ha…. Selain itu, indent-nya juga cukup lama, jadi kami urung beli di sana,” cerita Yansah.

Cerita Rumah Yansah dan Yasmine: Beli Rumah Harga Bersahabat, Sekaligus Bantu Kerabat

Cerita Rumah Yansah dan Yasmine: Beli Rumah Harga Bersahabat, Sekaligus Bantu Kerabat
Tidak kunjung mendapati rumah impian di Jakarta, Yansah dan Yasmine mencoba ke wilayah Tangerang, Banten. Setelah beberapa perumahan didatangi, Yansah menemukan sebuah konsep dan bangunan rumah yang benar-benar ‘klik’ dihatinya. Rumah tersebut, menurut Yansah, mirip dengan konsep rumah tradisional Palembang, yakni rumah limas.
“Kami menemukan sebuah klaster yang menyediakan rumah tiga lantai. Lantai pertama untuk menerima tamu dan aktivitas publik, lantai dua merupakan ruangan bersama untuk keluarga, dan lantai tiga menjadi ruang yang private lagi. Konsep ini sesuai dengan literatur rumah limas Palembang yang saya ketahui,” jelas Yansah dengan antusias.
Lagi-lagi waktu tunggu yang cukup lama membuat Yansah membatalkan niat membeli rumah di Tangerang. Baginya tidak worth it jika sudah membayar sejumlah uang sebagai DP kemudian mencicil setiap bulan, tapi masih belum bisa menempati rumahnya.
Di tengah kegalauan karena tidak kunjung dapat rumah baru, salah satu kerabat dekat Yansah ingin menjual rumahnya. Setelah melihat kondisi rumah dengan luas lahan sekitar 490m2 serta lingkungan kompleks perumahannya, Yansah kemudian berdiskusi dengan kedua orang tuanya. Dari hasil diskusi, orang tua Yansah menyarankan untuk membeli rumah kerabatnya tersebut.
“Bagi kami, saran orang tua adalah yang paling baik, terutama mama. Kami pun menuruti apa kata beliau. Intinya bukan sekadar membeli rumah, tapi juga sekaligus membantu kerabat sehingga hubungan semakin dekat. Kebetulan, harganya juga bersahabat,” papar Yansah.
Tekad sudah bulat, awal tahun 2018 Yansah dan Yasmine menuntaskan proses transaksi pembelian rumah tersebut secara kontan. Saat itu harga tanah di blok tempat mereka tinggal masih sekitar Rp5 juta per meter perseginya, untuk yang di jalan utama perumahannya pastinya lebih mahal lagi. Setelah dibeli, Yansah dan keluarga tidak langsung menempatinya. Ia memberikan waktu setahun agar kerabatnya bisa melakukan persiapan pindah rumah.

Cerita Rumah Yansah dan Yasmine: Inspirasi Rumah Limas Palembang untuk Kebutuhan Jangka Panjang

Yasmine: Inspirasi Rumah Limas Palembang untuk Kebutuhan Jangka Panjang
Sembari menanti rumah kosong, Yansah pun menyiapkan sejumlah rencana untuk rumah yang baru dibelinya itu. Rupanya Yansah dan Yasmine tidak sekadar ingin merenovasi, melainkan membangun rumah baru sesuai konsep yang diimpikannya, mewujudkan konsep rumah limas Palembang. Konsep rumah yang membagi-bagi ruangan berdasarkan fungsi dan kegunaannya.
“Saya ingin membagi area rumah menjadi bagian-bagian yang disesuaikan secara fungsi dan kegunaannya,” jelas pemilik perusahaan tour & travel serta sejumlah bisnis lainnya ini. Untuk lantai satu misalnya, akan dipergunakannya untuk menerima dan melayani tamu umum. Untuk tamu seperti teman atau kerabat, bisa masuk lebih dalam lagi, misalnya ke lantai dua, yaitu tempat kumpul keluarga.
Sementara untuk keluarga inti, seperti kakek-nenek, kedua orang tua, dan saudara kandung boleh memasuki area yang lebih private. Tentu bukan tanpa alasan Yansah dan Yasmine mengadopsi konsep rumah limas Palembang. Dalam membangun rumah, keduanya berorientasi pada kebutuhan jangka panjang, serta rencana masa depan yang telah diperhitungkan matang.
Temukan juga beragam tips, panduan, dan informasi mengenai pembelian rumah, KPR, pajak, hingga legalitas properti di Panduan Rumah247.com
Mereka memercayakan seorang arsitek yang kebetulan masih ada hubungan pertemanan untuk merancang rumahnya. Adapun ruangan di dalamnya terdiri dari ruang tamu cukup luas, delapan kamar tidur, dua ruang dapur, ruang keluarga yang lapang, musala, rooftop yang tersambung dengan ruang gym, hingga taman belakang.
“Niat baik kami membangun rumah yang besar adalah demi keluarga besar, bukan untuk dibilang ‘wah’. Kami berharap orang tua saya dan istri bisa tinggal bersama di sini. Begitu juga kalau ada keluarga lain yang datang, kami bisa menjamu dengan lebih layak,” terang Yansah.
Karena itulah mereka membuat kamar yang cukup banyak agar bisa mengakomodir seluruh anggota keluarga. “Satu lagi, kami sudah siapkan lift untuk memfasilitasi orang tua kami. Begitu pula kalau kami kelak menua nanti jadi tidak perlu repot-repot naik turun lewat tangga,” kata Yansah sambil tertawa.
Untuk menyiasati biaya pembangunan rumah agar tidak ‘membengkak’, Yansah berbagi peran. Strategi yang digunakan, ia menyerahkan pekerjaan gambar desain dan jasa tenaga kerja kepada pemborong, sedangkan untuk pembelian bahan bangunan di-handle sendiri. Perhitungannya, biaya pembangunan untuk rumah empat lantai ini sekitar Rp5 juta per meter perseginya. Dengan begitu, Yansah bisa menghemat biaya dan bahan bangunan yang dipilih tetap bisa sesuai selera.

Cerita Rumah Yansah dan Yasmine: Kolaborasi Kearifan Lokal dengan Desain American Classic Kental

Cerita Rumah Yansah dan Yasmine: Kolaborasi Kearifan Lokal dengan Desain American Classic Kental
Untuk konsep fungsi dan kegunaan, Yansah memang terinspirasi dari rumah limas Palembang. Maklum, Yansah memang berasal dari keluarga suku Palembang, Sumatera Selatan. Sementara untuk desain bangunan, Yansah mencoba mengolaborasikan antara sentuhan tradisional dengan sisi modernitas.
Secara garis besar, Yansah memasukkan unsur atau ornamen khas Palembang ke dalam beberapa bagian rumah, terutama fasad. Hal ini untuk menunjukkan kepedulian sekaligus penghormatan terhadap asal-usul keluarga besar Yansah. Di bagian fasad depan misalnya, terdapat ornamen khas kain songket Palembang yang cukup mencolok.
Meski sangat memuliakan adat istiadat, Yansah tidak menutup mata dengan modernitas. Ia pun menuangkan desain American Classic, khususnya pada bagian interior rumah. Dominan warna putih serta bentuk-bentuk frame menguatkan tampilan American Classic yang cukup kental. Apalagi di bagian fasad depan juga tidak ketinggalan gaya klasik Amerika punya.
14 Inspirasi Desain Rumah Gaya Amerika untuk Rumah Anda

14 Inspirasi Desain Rumah Gaya Amerika untuk Rumah Anda

Sebagai pemanis, dan kebetulan pasangan ini memiliki hobi pada tanaman, maka di bagian belakang rumah terhampar taman hijau nan asri. Di sinilah Yansah dan Yasmine memuaskan hobinya lewat koleksi tanaman yang beragam dan cukup banyak.
Permasalahan klasik yang mungkin dialami sebagian orang ketika ingin membeli rumah adalah biaya. Terkadang dananya sudah terkumpul sesuai target, tapi kemudian bisa meleset lagi karena adanya perubahan rencana. Pilihannya adalah menunda beli rumah atau mengupayakan pembiayaan dari sumber lain.
Tidak berbeda jauh dengan apa yang dialami oleh Yansah dan Yasmine. Ketika memutuskan untuk membeli rumah kedua, mereka tidak mengajukan pinjaman KPR ke bank. Yang dilakukan Yansah adalah menjual beberapa aset yang dimiliki, termasuk aset penunjang bisnis, seperti mobil dan lain sebagainya.

Cerita Rumah Yansah dan Yasmine: Ubah Aset yang Nilainya Terdepresiasi Menjadi Aset Properti

Cerita Rumah Yansah dan Yasmine: Ubah Aset yang Nilainya Terdepresiasi Menjadi Aset Properti
Tindakan menjual aset rupanya memberikan perspektif baru bagi Yansah. Ia seperti tersadarkan bahwa aset-aset yang dimiliki beberapa di antaranya bisa mengalami penurunan nilai. Alhasil ketika dijual harganya pun ikut turun, bahkan ada yang sampai ‘terjun bebas’.
“Sebenarnya, memanfaatkan aset untuk pembiayaan bukan hal yang baru saya lakukan. Biasanya selain ada yang dijual, juga ada yang kami jadikan agunan. Namun kali ini saya benar-benar belajar bahwa banyak aset yang nilainya turun. Mobil misalnya, nilainya kan terdepresiasi, sedangkan properti malah mengalami kenaikan,” ungkap Yansah.
Dari situ, Yansah pun menginventarisasi aset-aset yang berpotensi mengalami depresiasi nilai lalu menjualnya. Dana yang diperoleh kemudian ada yang ia jadikan aset berbentuk properti dan sebagian lagi masuk ke instrumen investasi yang dikelola perbankan.
Lagi cari rumah, ruko, apartemen, atau investasi properti? Pahami potensi wilayahnya mulai dari fasilitas, infrastruktur, hingga pergerakan tren harganya pada laman AreaInsider
Sesuai yang dilansir Rumah.com dalam artikel panduan mengenai investasi properti, beberapa jenis properti yang bisa mendatangkan keuntungan yaitu tanah, rumah, apartemen, juga ruko atau pun rukan.
Membangun rumah baru di atas lahan seluas hampir 500m2 tentunya membutuhkan dana yang tidak sedikit. Apalagi kondisi tanahnya memiliki beberapa kelemahan sehingga perlu treatment khusus yang sudah pasti memerlukan biaya ekstra.
“Lokasi rumah ini memang tidak terlalu menguntungkan. Selain letaknya yang agak jauh dari jalan utama kompleks, jalanannya pun sempit dan bagian belakang berbatasan langsung dengan perkampungan,” kata Yansah. Meski demikian, menurut Yansah dari sisi investasi jelas menguntungkan. Tahun 2018 harga tanah per meternya di angka Rp5 jutaan, kini kenaikannya sudah mencapai 20 persen.

Cerita Rumah Yansah dan Yasmine: Bangun Rumah Manfaatkan Pinjaman Bank Syariah

Cerita Rumah Yansah dan Yasmine: Bangun Rumah Manfaatkan Pinjaman Bank Syariah
Tak hanya itu, bentuk lahannya pun cukup unik. Di bagian kanan, ada lahan yang ngantong, sementara di bagian belakang bentuk tanahnya berundak. Hal itu masih ditambah lagi tekstur tanah yang menurut sejarahnya merupakan bekas persawahan. “Nah, kami berupaya bagaimana kelamahan yang ada bisa menjadi sebuah kelebihan,” tambah Yansah.
Alih-alih mengajukan KPR, Yansah mengajukan pinjaman dana ke bank syariah. Melakoni bisnis selama hampir dua dekade dengan rekam jejak yang positif, menjadi jaminan bagi Yansah untuk mengajukan pinjaman dana di bank. Dengan perhitungan yang cermat, Yansah pun memperoleh suntikan dana yang mencukupi dengan tenor selama 20 tahun.
“Pelajaran penting juga buat saya bahwa reputasi yang baik di mata perbankan bisa mempermudah urusan terkait pendanaan. Sering pinjam ke bank tidak masalah, yang penting bayarnya sesuai tagihan dan tepat waktu,” jelas Yansah.

Tips Rumah.com

Setiap bank punya sejumlah faktor untuk memutuskan mengabulkan atau menolak pengajuan pinjaman atau KPR kepada Anda. Seperti menimbang besarnya pinjaman yang diajukan dengan simpanan deposit Anda. Status pekerjaan dan penghasilan, peringkat dan riwayat kredit serta pengeluaran, termasuk utang-utang.

Menurutnya lagi, “Jangan lupa untuk menambahkan portofolio investasi lewat perbankan jika ada, agar bank mudah menaruh kepercayaan kepada kita,” ujar Yansah sambil membeberkan rahasia sukses mengajukan pinjaman ke bank.
Kurang lebih dua tahun menanti masa pembangunan, Yansah dan Yasmine beserta keluarga besarnya akhirnya bisa menikmati rumah baru mereka. Rumah berkonsep limas Palembang berpadu gaya American Classic, membuat rumah Yansah dan Yasmine sangat mudah dikenali di lingkungan perumahannya.
Menelusuri ruangan demi ruangan rumah milik Yansah, ada keunikan tersendiri. Seperti diceritakan Yansah, dari tampak depan, sesungguhnya rumah yang ia bangun terdiri dari tiga bagian, bagian sisi kiri, tengah, dan kanan. Uniknya, setiap bagian terdiri dari ruang publik, kamar tidur, dapur, dan kamar mandi.

Cerita Rumah Yansah dan Yasmine: Rumah Berfungsi Efektif Sekaligus Aset Produktif

Bukan tanpa alasan Yansah membuat desain rumah menjadi tiga bagian. Menurut pria berkarakter tenang ini, rumahnya dipersiapkan untuk menghadapi masa depan yang serba tidak pasti. Di samping sebagai tempat bernaung jangka panjang, rumahnya juga dirancang agar memiliki nilai investasi yang dapat menunjang finansial di kemudian hari.
“Kita tidak tahu apa yang akan terjadi di masa mendatang. Tidak selamanya kondisi ekonomi kita akan selalu bagus. Mungkin ada masanya kita merasakan kesulitan ekonomi. Nah saat ini, sekat-sekat pada tiga bagian rumah seolah-olah kami buka. Oleh karenanya, rumah menjadi terkesan lapang. Misal suatu saat kami ingin sewakan satu bagian, tinggal bangun dinding penyekat untuk menjaga privacy masing-masing,” jelas Yansah.
Pertanyaan mengapa Yansah membangun setiap bagian rumahnya dengan ruangan-ruangan yang lengkap akhirnya terjawab. Jika ada yang ingin menyewa atau ngontrak satu bagian rumah, sudah tersedia pintu utama, ruang tamu dan ruang makan, kamar tidur, kamar mandi, dapur, bahkan carport.
13 Tips Beli Rumah Untuk Investasi Agar Selalu Untung!

13 Tips Beli Rumah Untuk Investasi Agar Selalu Untung!

Menyadari bahwa properti bisa menjadi investasi yang menguntungkan jadi dilakoninya sejak pindah ke rumah barunya ini. Karena rumah pertama milik mereka di Jatiwaringin pada akhirnya dikontrakkan, yang secara otomatis bisa menghasilkan penghasilan tambahan untuk mereka.
Ide lain yang terbetik dalam benak Yansah adalah membuka jasa layanan penginapan layaknya sebuah hotel. Dengan pengalaman bisnis dan jaringan yang luas, rasanya cukup mudah bagi Yansah memasarkan rumahnya untuk dijadikan tempat penginapan.
“Kalau sudah kepepet banget, misal anak membutuhkan biaya besar untuk pendidikannya, sementara keuangan sedang terbatas, terpaksa rumah ini kami ‘amputasi’ lalu menjual bagian tersebut. Jadi, rumah tidak hanya berfungsi secara efektif, tapi juga menjadi aset yang produktif,” pungkas Yansah.
Itulah cerita pengalaman Yansah dan Yasmine beli dan bangun rumah manfaatkan aset untuk pembiayaan. Rumah lebih nyaman dan tidak kebanjiran, sekaligus aset produktif di masa depan. Masih banyak lagi kisah seputar perjuangan mewujudkan mimpi punya rumah sendiri yang juga tak kalah menginspirasi. Temukan kisahnya hanya di Cerita Rumah.

Hanya Rumah247.com yang percaya Anda semua bisa punya rumah

Teks: Aris Hendrawan, Foto: Rudyanto Wibisono
Penyangkalan: Informasi yang disajikan hanya sebagai informasi umum. PropertyGuru Pte Ltd dan PT AllProperty Media atau Rumah247.com tidak memberikan pernyataan ataupun jaminan terkait informasi tersebut, termasuk namun tidak terbatas pada pernyataan ataupun jaminan mengenai kesesuaian informasi untuk tujuan tertentu sejauh yang diizinkan oleh hukum yang berlaku. Meskipun kami telah berusaha melakukan yang terbaik untuk memastikan informasi yang kami sajikan di dalam artikel ini akurat, dapat diandalkan, dan lengkap pada saat ditulisnya, informasi yang disajikan di dalam artikel ini tidak dapat dijadikan acuan dalam membuat segala keputusan terkait keuangan, investasi, real esate, maupun hukum. Lebih jauh, informasi yang disajikan bukanlah sebagai pengganti saran dari para profesional yang terlatih, yang dapat mengambil keputusan sesuai dengan kondisi dan situasi Anda secara pribadi. Kami tidak bertanggung jawab terhadap hasil dari keputusan yang Anda buat dengan mengacu pada informasi yang tersaji dalam artikel ini.

Related Articles

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Stay Connected

0FansLike
3,910FollowersFollow
0SubscribersSubscribe
- Advertisement -spot_img

Latest Articles