Download Aplikasi Rumah247

Apa itu Investasi? Begini Definisi, Tujuan, Jenis, dan Contohnya

Rumah247.com – Di era saat ini, istilah investasi semakin populer bagi banyak kalangan. Apa itu investasi? Di kalangan generasi muda atau pekerja muda perkotaan, investasi kian dianggap penting sebagai salah satu bagian dari pengelolaan atau perencanaan keuangan jangka panjang.
Meski begitu, berinvestasi bukanlah aktivitas yang selalu bisa menguntungkan. Ada kalanya, investasi malah bisa menimbulkan kerugian karena berbagai faktor. Karena itulah, aktivitas berinvestasi sebaiknya dilakukan dengan disertai pengetahuan yang memadai dari pelaku investasi.
Nah, untuk membantu memahami investasi, dalam artikel ini akan dibahas berbagai aspek terkait investasi, seperti:
  • Apa itu investasi?
  • Tujuan dan Manfaat Investasi
  • Jangka Waktu Investasi
  • Bentuk – Bentuk Investasi
  • Jenis – Jenis Investasi
  • Risiko Investasi
  • Faktor yang Mempengaruhi Lajunya Investasi
  • Tips Berinvestasi

Apa itu Investasi?

Investasi adalah penanaman uang atau modal dalam suatu perusahaan atau proyek untuk memperoleh keuntungan. Orang yang melakukan investasi biasanya disebut sebagai investor atau penanam modal.
Sementara jika merujuk Otoritas Jasa Keuangan (OJK), investasi adalah penanaman modal, biasanya dalam jangka panjang untuk pengadaan lengkap atau pembelian saham-saham dan surat berharga lain untuk memperoleh keuntungan.
Sederhananya, investasi adalah aktivitas menempatkan dana pada instrumen tertentu yang memiliki potensi pertambahan nilai. Instrumen tersebut bisa berbagai jenisnya, berupa saham, investasi obligasi hingga emas atau investasi tanah. Semua instrumen tersebut bisa menghasilkan nilai tambah dalam jangka waktu tertentu sehingga dari situ investor bisa mendapatkan keuntungan atau return.
Ketika akan berinvestasi jangan tergesa-gesa. Pahami sebelumnya dan lakukan riset mendalam, termasuk mengenai objek investasi yang paling potensial untuk dipilih. Lagi cari rumah untuk investasi properti? Cek pilihan rumahnya di Depok harga di bawah Rp600 jutaan di sini!

Tujuan dan Manfaat Investasi

Memahami tujuan dan manfaat dari investasi. (Foto: Pixabay – Stevep b)
Ada berbagai tujuan atau manfaat investasi yang bisa didapatkan oleh seseorang. Pertama, yaitu untuk kebebasan finansial. Artinya, dengan investasi yang tepat, seseorang bisa mendapatkan keuntungan dari investasi tersebut secara berkelanjutan atau dalam jangka panjang.
Kedua, untuk melindungi aset atau dana dari inflasi. Seperti kita ketahui, nilai uang yang kita miliki dari waktu ke waktu akan semakin berkurang jika hanya disimpan. Penurunan nilai uang ini adalah indikator dari inflasi yang terjadi setiap tahunnya.
Ketiga, meningkatkan aset atau kekayaan. Artinya, dengan berinvestasi, seseorang bisa mendapatkan keuntungan sehingga bisa meningkatkan aset atau kekayaannya.
Selain tiga tujuan tersebut, ada lagi manfaat lainnya dari berinvestasi, yaitu untuk menyediakan dana atau aset darurat. Sama halnya dengan menabung, seseorang bisa menjadikan investasi sebagai penjamin kebutuhan darurat di masa depan. Misalnya untuk biaya rumah sakit, biaya pendidikan dan lain sebagainya.
Untuk mendapatkan berbagai manfaat tersebut, tentulah investasi harus dilakukan dengan berhati-hati dan dengan pengetahuan akan instrumen investasi yang baik. Jika salah, bukannya manfaat yang didapatkan, malah bisa mendatangkan kerugian.

Jangka Waktu Investasi

Ini jenis-jenis investasi berdasarkan jangka waktunya. (Foto: Pixabay – 3844328)
Jenis-jenis investasi dapat dibedakan berdasarkan jangka waktu dilakukannya investasi. Di dunia investasi umumnya orang-orang mengenal investasi jangka pendek dan investasi jangka panjang. Namun, sebagian lagi membaginya menjadi investasi jangka pendek, jangka menengah dan jangka panjang.
Investasi jangka pendek adalah investasi yang dilakukan dalam periode relatif singkat, biasanya antara kurang dari setahun hingga tiga tahun. Investasi jenis ini umumnya banyak dipraktikkan dengan menggunakan instrumen seperti saham ataupun obligasi.
Sedangkan investasi jangka panjang berarti memiliki periode waktu yang lebih lama, mulai dari tiga tahun hingga lima bahkan di atas 10 tahun. Investasi jangka panjang contohnya dalam bentuk pembelian tanah ataupun properti, saham ataupun emas.
Perbedaan antara investasi jangka pendek dan jangka panjang terletak pada soal keuntungan. Investasi dalam waktu singkat akan memberikan keuntungan yang lebih sedikit dibandingkan investasi jangka panjang.

Bentuk-Bentuk Investasi

Secara garis besar, investasi terbagi ke dalam dua bentuk, yaitu investasi pada aktiva riil dan investasi pada aktiva finansial.
Investasi aktiva riil maksudnya yaitu investasi dalam bentuk fisik, di mana modal ditanamkan pada suatu aset yang terlihat secara nyata. Investasi ini berupa instrumen seperti tanah, rumah, emas dan lain-lain.
Sedangkan investasi pada aktiva finansial berarti penanaman modal pada instrumen surat-surat berharga. Dalam hal ini termasuk saham, deposito, obligasi, dan lainnya.

Jenis-Jenis atau Instrumen Investasi

Ini macam-macam jenis atau instrumen investasi. (Foto: Pixabay – The Digital Way)
Di Indonesia, ada banyak jenis investasi yang populer, terutama saham hingga emas yang hingga saat ini masih banyak menjadi pilihan, yakni:

Investasi Tanah dan Properti

Tanah ataupun properti bisa menjadi pilihan investasi yang menguntungkan dalam jangka panjang. Investasi ini populer karena ketersediaan tanah dari waktu ke waktu akan semakin terbatas, sementara kebutuhan akan tanah atau lahan terus bertumbuh seiring meningkatnya populasi di suatu daerah.

Emas

Sama dengan investasi properti, investasi emas masuk dalam kategori investasi riil di mana seseorang bisa melihat langsung wujud investasinya. Investasi jeni ini juga mendatangkan keuntungan dari pertumbuhan nilai aset dari waktu ke waktu.

Deposito

Deposito adalah instrumen investasi berupa penyimpanan uang di bank atau pada pihak perusahaan tertentu dengan jaminan penerimaan keuntungan dalam jangka waktu tertentu bagi investor. Pada jenis ini, investor sejak awal sudah mengetahui berapa besaran bunga yang akan didapatkan dari deposito.

Saham

Investasi berupa saham sudah umum dilakukan oleh berbagai kalangan. Saham adalah bentuk lain dari aset perusahaan yang dijual di pasar saham dan bisa dibeli dengan mudah oleh investor. Saham menjanjikan keuntungan sesuai dengan pertumbuhan harga saham yang dipengaruhi oleh faktor internal maupun eksternal perusahaan.

Obligasi

Obligasi adalah surat utang jangka menengah maupun panjang yang dapat dipindahtangankan layaknya saham. Obligasi biasa diterbitkan oleh lembaga untuk menghimpun dana dari investor atau masyarakat dengan janji imbalan bunga dalam periode tertentu. Di Indonesia, obligasi biasanya berupa obligasi korporasi, obligasi ritel dan obligasi pemerintah.

Reksadana

Reksadana adalah jenis investasi yang melibatkan perantara berupa manajer investasi. Pada investasi ini, pemilik dana atau masyarakat investor mempercayakan dananya untuk dikelola dan diinvestasikan dalam portofolio efek oleh manajer investasi.

Tips Rumah247.com

Pastikan kondisi finansial sehat sebelum berinvestasi. Apabila berniat untuk mengambil pinjaman, jangan lupa untuk memperhitungkan kemampuan diri

Risiko Investasi

Investasi juga memiliki risiko yang patut dipertimbangkan. (Foto: Pixabay – AbsolutVision)
Risiko adalah potensi kerugian yang bisa dialami oleh investor yang berinvestasi pada instrumen tertentu. Investasi yang memiliki risiko tinggi biasanya juga menjanjikan keuntungan yang tinggi, begitu pula sebaliknya.
Risiko investasi dapat berupa penurunan bahkan hilangnya keuntungan dari investasi karena nilai aset yang juga turun. Penurunan nilai aset tersebut bisa disebabkan oleh berbagai faktor, terkait dengan dinamika bisnis atau kondisi finansial pihak yang menjalankan investasi.

Faktor yang Mempengaruhi Lajunya Investasi

Selain risiko, terdapat beberapa faktor yang bisa mempengaruhi investasi. Memahami faktor-faktor yang mempengaruhi investasi dapat membantu untuk mengantisipasi risiko ketika berinvestasi. Berikut faktor-faktor yang mempengaruhi investasi:

Risiko Inflasi

Ini terjadi karena nilai investasi yang tidak sebanding dengan kenaikan harga, sehingga nilai investasi tidak naik, malah cenderung menurun dari waktu ke waktu.

Risiko Pasar

Terjadi akibat dinamika naik-turunnya nilai sebuah aset investasi. Nilai aset pada sebuah instrumen investasi bisa naik ataupun turun karena berbagai faktor, seperti resesi, krisis politik, dan lain sebagainya.

Risiko Nilai Tukar Mata Uang Asing (Valas)

Ini diakibatkan karena perubahan kurs valuta asing di pasaran, berkaitan dengan fluktuasi nilai tukar rupiah terhadap mata uang negara lain, seperti dolar AS. Dinamika valas ini biasanya turut mempengaruhi dinamika nilai aset investasi.

Risiko Suku Bunga

Terjadi karena dinamika harga atau bunga pinjaman. Suku bunga yang meningkat biasanya memberi efek buruk bagi berbagai instrumen investasi karena keuntungan investor akan semakin kecil.

Risiko Likuiditas

Penyebabnya adalah karena sifat investasi yang sulit dikonversi dari aset menjadi uang tunai. Misalnya pada investasi properti, risiko likuiditas menghantui karena ada kalanya sebuah properti sulit untuk terjual karena berbagai faktornya.

Risiko Reinvestment

Ini merujuk pada risiko yang muncul karena perubahan besaran bunga dalam suatu investasi berjangka seperti obligasi tahu surat utang. Penurunan suku bunga akan seiring dengan penurunan tingkat keuntungan investor.

Tips Berinvestasi

Jika ingin berinvestasi pada instrumen riil seperti properti hingga emas, maka yang diperlukan adalah pemahaman yang cukup terkait berbagai hal yang mempengaruhi objek investasi tersebut. Begitupun jika hendak berinvestasi di sektor pasar modal, harus dengan bekal pengetahuan yang memadai, dan pertimbangan yang matang dan teliti.
Berikut tips-tips untuk berinvestasi bagi pemula:

Pahami Profil Risiko

Setiap orang memiliki karakteristik masing-masing dalam berinvestasi sesuai dengan kemampuan dan kebutuhannya. Ada yang ingin berinvestasi dengan risiko rendah, ada pula yang ingin imbal hasil lebih signifikan dengan mengambil risiko level menengah dan tinggi.

Mulai Sedini Mungkin

Mulai sedini mungkin karena semakin lama waktu berinvestasi, maka semakin besar keuntungan yang bisa didapat. Sesuaikan lama waktu berinvestasi dengan profil risiko, modal awal dan komitmen dalam berinvestasi.

Tentukan Tujuan Investasi

Misalnya untuk mempersiapkan dana pendidikan, dana pensiun atau yang lainnya. Dengan adanya tujuan yang jelas, selain akan menambah motivasi, juga bisa membantu Anda untuk memilih instrumen investasi yang tepat.

Tentukan Jangka Waktu dan Target Dana

Hal ini mempengaruhi besaran yang harus diinvestasikan secara berkala, misalnya setiap bulan untuk mencapai target tersebut.

Alokasikan Dana Secara Konsisten

Idealnya, alokasikan 10-30 persen dari pendapatan untuk investasi. Namun, itu bukan rumus baku, melainkan bisa disesuaikan dengan kemampuan finansial masing-masing. Berapapun yang dialokasikan, cobalah untuk konsisten dengan itu.

Mulai dengan Skema Tidak Langsung

Untuk pemula, coba mulai berinvestasi dengan skema tidak langsung atau melalui manajer efek, dalam hal ini yaitu reksadana. Ini adalah pilihan yang cocok untuk pemula, di mana ia menyerahkan dana untuk dikelola oleh manajer investasi profesional. Sehingga, dana yang diinvestasikan, berpotensi bertumbuh dengan lebih optimal karena dikelola oleh profesional.

Pilih Platform yang Tepat

Pastikan memilih platform investasi yang terpercaya, diawasi oleh OJK. Hal ini agar tidak terjebak dalam skema investasi bodong.

Related Articles

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Stay Connected

0FansLike
3,910FollowersFollow
0SubscribersSubscribe
- Advertisement -spot_img

Latest Articles